Kesempatan

2.5K 112 0
                                    

Sangat kecil kemungkinan bila Kennaldy bisa bersama dengan Karamel saat ini. Kondisinya yang belum benar - benar pulih dan setengah ingatan yang menghilang dari otaknya, membuat Kennaldy harus extra sabar menghadapi gadis itu.

Kennaaldy sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Kini, seperti biasa ia kembali menunggu di depan gerbang rumah Karamel. Ia berinisiatif untuk mengajak Karamel berangkat sekolah bersama.

Tatapannya menyendu ketika sebuah mobil mewah berwarna putih berhenti tepat di depannya. Sang pemilik mobil pun keluar.

"Sorry. Lo siapa?" Laki  laki itu keluar dari mobil dan berjalan menghampiri Kennaldy yang mematung.

"Gue Ken."

"Gue Randy." Randy mengulurkan tangannya untuk berkenalan, namun tak ada balasan dari Kennaldy hingga Randy kembali menarik tangannya dan memasukkan kedalam saku celana miliknya.

"Hm."

"Mau ketemu Karamel?"

"Ngga."

"Em. Mau ketemu tante Anna?"

"Ngga juga."

Randy mengernyitkan dahi, ia menatap bingung orang yang sedang ia ajak bicara. Randy merasa bahwa ia hanya ingin berteman baik dengan Kennaldy tapi laki - laki itu mengacuhkannya begitu saja.

Kennaldy memakai helm yang sejak tadi digenggamnya. Lantas kembali menaiki motornya dan hendak pergi dari tempat itu.

"Et. Sombong banget sih lo."

Merasa diajak bicara Kennaldy menatap bingung pada lelaki didepannya.

"Ngomong sama gue?" Kennaldy menunjuk dirinya sendiri sembari menatap Randy

"Lo fikir disini ada orang lain selain gue dan lo?!" tanya Randy yang mulai terpancing emosi

"Ngga sih." jawab Kennaldy stay cool

"Gue perlu lo, nanti malem jam 7 kita ketemuan. Catet nomer lo disini." ucap Randy seraya menyerahkan ponsel miliknya

Tanpa basa - basi Kennaldy mengambil alih ponsel milik Randy, jari  jarinya mulai menari diatas papan keyboard menekan satu per satu nomer hp miliknya. Setelah selesai Kennaldy menyerahkan ponsel itu kepada Randy.

"Nih."

"Thanks."

Gadis yang ditunggu pun akhirnya keluar dari rumah Anna. Karamel keluar dengan seragam sekolah milik SMA Bhakti Dharma. Pagi itu kondisi Karamel sudah terlihat lebih baik dari Kemarin, perban dikepalanya sudah menghilang.

"Maaf, kalau nunggunya lama." ucap Karamel menatap sendu Randy

"Ngga lama kok, aku juga baru dateng." Randy tersenyum menatap Karamel dan mengelus pucuk kepala gadis itu

"Sok romantis banget sih!! Segala ngomong aku kamu!"  gerutu Kennaldy

"Berangkat sekarang ya." Pinta Karamel pada Randy

Randy menatap Kennaldy sekilas lalu beralih pada Karamel "Karamel. Maaf ya aku ga bisa anter kamu."

"Loh? Kenapa? Kamu sibuk? Atau ada acara?"

"Em. A.. Aku ada itu.. Em. Ada urusan penting. Mau cari tempat kuliah."

"Terus kenapa kamu disini? Kenapa ga sms atau telfon aku?"

"Ah. Itu. Aku cuma mau liat keadaan kamu. Kamu udah sehat apa belum? Ternyata makin cantik." Ucap Randy tersenyum dan menampilkan deretan giginya yang rapih.

"Ck! Apaan sih?"

Anjir! Kalau gue masih disini yang ada gue kayak kambing conge nih. Mending gue cabut aja deh. - Batin Kennaldy

Kennaldy menyalakan mesin motornya. Tangannya sudah bersiap untuk menancap gas pada motor ninja hitam kesayangannya itu. Namun, ada tangan yang menggagalkan niatnya.

"Lo mau kemana?" tanya Randy

"Mau pergilah! Ngapain juga gue disini, ngeliatin orang pacaran."

"Tunggu. Lo satu sekolah sama Kara kan? Kalo gue liat dari seragamnya sih... sama, lo anterin Karamel ya." pinta Randy

"Ogah banget.. Lo fikir gue kang ojek apah?!" sewot Kennaldy

Sebenarnya kini degup jantung Kennaldy berdetak lebih cepat seperti habis lari maratoon.Terselip rasa bahagia disana karena mendengar suruhan Randy agar pergi bersama Karamel, hanya saja gengsi nya masih terlalu tinggi jika menerima permintaan itu secara langsung.

"Ya ampun pelit banget sih lo! Gue tau kok. Lo Kennaldy tetangga sebelah yang sering modusin Karamel kan?"

"Ya udah, mumpung gue lagi berbaik hati. Jadi, lo boleh berangkat bareng gue." ucap Kennaldy riang

"Tapi gue maunya sama Randy."

"Udah ayo sama gue aja."

Kennaldy menarik pelan tangan Karamel agar ia cepat naik ke motor ninja hitam itu.Tanpa memperdulikan Randy yang berdiri dihadapnnya, Kennaldy langsung menancap gas motornya dan pergi menuju sekolah.

Karamel [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang