Panik

2.7K 132 0
                                    

"Selamat Pagi Tante Anna." ucap Karamel

Pagi ini lain dari pagi biasanya,  gadis itu tersenyum manis kepada Anna. Biasanya ia selalu menampilkan wajah cuek dan jutek setiap kali berhadapan dengan Anna.

"Pagi ini wajah kamu ceria banget. Lagi jatuh cinta?"

"Masa sih? Karamel ngerasa biasa aja. Karamel berangkat ya, Ken udah nunggu di depan."

"Sekarang? Kamu belum sarapan loh. Kamu kan punya maag nanti sakit."

"Karamel sarapan di sekolah, Tan.. Bye. Kara berangkat ya."

Setelah berpamitan dengan Anna, Karamel sedikit berlari kecil menuju gerbang karena sang pangeran sudah menunggu.

Tumben tante inget sama penyakit aku? Em.. Mungkin cuma kebetulan aja. - Batin Karamel

"Pagiiii Karamel."

"Pagi juga... Ken."

"Mau berangkat sekarang?"

"Iya." Karamel menunduk malu

Kennaldy memakaikan helm pada Karamel. Tanpa ada penolakan apapun dari gadis itu.

Motor melaju pada kecepatan rata - rata. Tanpa mereka sadari dari kejauhan seseorang melihat kemesraan itu dan ia tersenyum licik melihat kedua insan yang kini tengah kasmaran.

"Karamel."

"Hah?" Karamel sedikit memajukan kepalanya agar bisa mendengar suara Kennaldy lebih jelas

"Nanti temenin gue ke toko buku ya? Mau ga?"

"Mau ngapain?"

"Mau pacaranlah!"

"Hah? Apaan?" ucap Karamel pura - pura tidak mendengar ucapan Kennaldy

"E.. Em maksudnya mau beli buku."
Karamel manggut - manggut seolah mengerti akan perkataan Kennaldy.

"Gimana?"

"Apanya?"

Lemot banget!!!!!! Uanjirrrrrr... tapi gue suka. - Batin Kennaldy

"Mau temenin gue ga?"

"Kalo ga mau gimana?"

"Kalo ga mau ya harus maulah.."

Kennaldy menoleh kebelakang ketika merasa ajakannya ditolak oleh Karamel bahkan ia tak sadar bahwa kini laki - laki itu sedang mengendarai motor.

"KENNNNNN!!!! AWASSSS!!!!"

Damn!

Ada seorang anak perempuan melintas di tengah jalan dan Kennaldy menyerempet anak itu yang ingin menyebrang.

Panik tingkat dewa!

Karamel langsung turun dari motor Kennaldy lalu membawa anak itu ketepi  jalan. Hal itu menjadi pusat perhatian seluruh pengguna jalan.

"Lo bisa bawa motor ga?!"

"Kalo punya mata dipake! Jangan pacaran mulu!"

"Mampus! Anak orang mati. Tanggung jawab lo."

"Lain kali hati - hati mas kalo ga bisa nyetir mending ga usah!"

Seribu sumpah serapah bahkan nasihat diberikan kepada Kennaldy dari seluruh  pengguna jalan yang melintas.

"Maafin aku ya. Aku bener - bener ga sengaja. Ada yang sakit?" tanya Karamel panik

Anak itu hanya menggeleng lemah, menundukkan kepalanya, kedua matanya kini mulai berkaca - kaca.

"Ken kita bawa dia ke rumah sakit sekarang!"

"Tapi sekolah kita gimana?"

"LO MASIH MIKIRIN SEKOLAH?! LO GILA! INI ANAK ORANG LO TABRAK! MAU LARI GITU AJA! HAH?!"

Tanpa fikir panjang Karamel menghentikan sebuah taxsi yang sedang melintas.

"Ayo kita ke rumah sakit." Ucap Karamel pada anak itu.

Karamel menggendong anak itu seorang diri tanpa bantuan Kennaldy. Ia memasukkan anak itu kedalam taxsi tanpa memperdulikan ocehan Kennaldy.

"Kara.. Karamel!"

Karamel mengacuhkan panggilan itu. Ia masuk ke dalam taxsi dan pergi menuju rumah sakit terdekat.

"Kerumah sakit terdekat, Pak. Cepetan!"

Kennaldy mengikuti taxsi itu dari belakang menggunakan motornya. Ia tak mungkin meninggalkan Karamel dan anak yang ia tabrak begitu saja.

Karamel [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang