Satu kata

2.2K 100 2
                                    

Rasanya hari sangat cepat berlalu kini Karamel sudah berada di depan gerbang rumah Anna dengan setelan seragam untuk berangkat sekolah. Gadis itu berniat untuk menunggu Kennaldy dan berencana untuk meminta maaf padanya.

Yang ditunggu pun akhirnya muncul, Kennaldy keluar dari halaman rumahnya dengan menaiki motor kesayangannya.

“Ken”

Bukannya menjawab laki – laki itu justru hanya diam dan menatap malas pada Karamel sambil menyalakan mesin motornya.

“Ken, gue mau—“

Brum

Belum selesai Karamel bicara, Kennaldy sudah menancap gas motornya lebih dulu meninggalkan Karamel yang mematung di depan rumah lelaki itu.

“Ken marah banget sama gue. Wajar sih, ini juga salah gue.” Ucap Karamel gelisah menatap kepergian Kennaldy

Karamel berjalan mencari ojek pangkalan di sekitar komplek perumahannya dan langsung menuju ke SMA Bhakti Dharma, sekolahnya.

Karamel sampai disekolah dan gadis itu melihat Kennaldy yang baru saja turun dari motornya. Karamel berjalan pelan mengekori Kennaldy tanpa sepengatuhan laki – laki itu. Karamel memperhatikan langkah Kennaldy yang berjalan di sepanjang koridor melewati kelas demi kelas.

Sampai akhirnya sampai di kelas. Kennaldy masuk lebih dulu dibandingkan Karamel.

“Eh, akhirnya lo dateng juga.” Ucap Andra berbinar

“Lah, ngapa emangnya?” sahut Kennaldy

“Gimana sama Karamel? Kemarin Karamel ngejar lo kan?” tanya Jason dengan semangat

“Ini mah udah tanda – tanda kalau Karamel suka sama lo, mending lo tembak dia—“

Andra enggan melanjutkan ucapannya karena ia melihat Karamel masuk ke dalam kelas dengan wajah pucat dan gadis itu langsung duduk dibangkunya.

“Karamel, lo sakit?” tanya Andien

“Ngga kok.” Karamel tersenyum hangat

“Lo yakin?”

“Yakin.”

Andien hanya mengangguk mendengar jawaban singkat dari bibir Karamel, meskipun ia tau bahwa itu tidaklah benar. Tapi, Andien mencoba untuk percaya pada Karamel.

Tengg...Tengg

Bel masuk sudah berbunyi, menandakan bahwa jam pelajaran pertama akan segera dimulai. Seluruh murid kelas XI IPA 2 segera menuju ruang ganti untuk berganti baju olahraga karena jam pertama mereka hari ini adalah pelajaran olahraga.

“Karamel” panggil Syasha, menepuk pundak Karamel dari belakang

“Eh, iya Syasha. Kenapa?” ucap Karamel kaget

“Gue perhatiin dari tadi di toilet sampe sekarang di kelas, lo tuh ngelamun terus deh. Kenapa sih? Lagi ada masalah?”

Karamel tertawa kecil “Gapapa, Sha. Mungkin Cuma perasaan lo aja kali.”

“Kalo lo lagi ada masalah, gue siap kok jadi tempat curhat buat lo.”

“Iya, makasih ya Sha.”

“Sama – sama.”

“Em—mending kita ke lapangan. Anak – anak udah pada kesana.”

“Ayo”

*Di lapangan

“Anak – anak. Hari ini materi kita ada ‘Permainan Bola Voli’. Nah yang pertama bermain adalah anak laki – laki.” Ucap Pak Bayu selaku guru olahraga

“Siap, Pak.” Ucap seluruh murid laki – laki

“Baik. Anak laki – laki dibagi menjadi dua kelompok, ingat! Kalian harus bisa memberi contoh pada anak perempuan, bagaimana tekhnik bermain voli dengan benar.”

Setelah pembagian kelompok dan waktu permainan yang sudah dimulai. Anak laki – laki bermain sangat gesit dan semangat, kedua tim berambisi untuk menang. Sedangkan anak perempuan hanya duduk mengelilingi lapangan untuk melihat jagoan – jagoannya yang sedang bermain.

Bukk

“KARAMEL!!!” teriak seluruh murid sambil meringis menatap Karamel

Bukannya menuju lawannya, bola voli itu membentur kening Karamel. Membuat gadis itu tidak sadarkan diri.

“Ken! Lo gimana sih?!”

“Karamel pingsan!”

Pak bayu dibantu teman – temannya membopong Karamel menuju UKS, hal itu menimbulkan kericuhan saat pelajaran olahraga baru saja dimulai.

Kennaldy hanya menatap datar kepergian gerombolan yang membawa Karamel menuju UKS. Kini dilapangan hanya tersisa Kennaldy, Jason dan Andra.

“Lo kenapa sih?”

“Lagi ada masalah sama Karamel.”

“Kalau ada masalah cerita, jangan dipendem sendiri”

“Ngga ada kok, gue Cuma lagi ga konsen aja hari ini.” Ujar Kennaldy

Gue ga mungkin ceritain semuanya sama kalian, gue ga mau nambahin masalah buat Karamel, gue—Ck! Ngapain juga gue mikirin dia - Batin Kennaldy

“Yakin ga ada masalah?”

“Yakin! Udah ah, gue mau ke kantin.”

“Kok kantin sih?! Karamel pingsan karena lo, minta maaf sono”

“Iya, gampang itu mah.”

Kennaldy melenggang pergi meninggalkan Jason dan Andra. Jujur, dilubuk hati yang paling dalam Kennaldy sungguh menahan rasa khawatir akan gadis itu, tapi sakit hati masih bertahan dan membekas dihatinya.

“Samperin Karamel atau ngga ya?”

“Samperin ngga samperin ngga samperin.” gumam Kennaldy

Walaupun hatinya bimbang namun langkahnya berjalan menuju UKS. Tepat didepan pintu UKS, Kennaldy megintip bahwa Karamel memejamkan mata seorang diri di sana.

Apa dia masih pingsan? – Batin Kennaldy

Kennaldy berjalan pelan menghampiri Karamel, berharap bahwa tidak ada satu orang pun yang tau tentang kedatangannya termasuk gadis itu.

“Sorry.”

Kennaldy menatap lemah Karamel, perasaannya kini tak karuan. Andai saja kejadian itu tak terjadi maka Kennaldy lah orang pertama yang akan menolong Karamel dan setia menemaninya di UKS.

Kennaldy menghela nafas dan hendak beranjak dari tempatnya, namun ada sesuatu yang menahannya. Karamel, gadis itu menggenggam erat tangan Kennaldy.

“Lo boleh pukul gue kaya tadi, lakuin itu sepuas lo. Tapi, gue mohon—tolong maafin gue.” ucap Karamel mengingat bahwa Kennaldy lah yang menyebakan dirinya pingsan

“Gue tau gue salah dan gue nyesel, gue minta maaf.”

“Maaf karena gue bohongin lo, maaf karena gue—lo kecewa, maaf karena hati lo sakit dan itu semua karena gue.”

“Gue—gue rela lakuin apa pun supaya lo maafin gue.”

Karamel meneteskan air mata setelah ia mengucapkan kalimat demi kalimat untuk Kennaly, tangisnya mulai terisak ketika laki – laki itu hanya diam dan enggan menatap Karamel.

“Apa yang harus gue lakuin biar lo maafin gue?” tanya Karamel, lagi.

“Terlambat.”

Hanya satu kata tapi menyakitkan! Kennaldy melepaskan genggaman Karamel begitu saja lalu pergi meninggalkan Karamel dengan satu kata ‘terlambat’ yang sungguh menyakiti Karamel.

Jangan lupa vomment ya❤❤

Karamel [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang