Rumah Sakit

2.8K 135 0
                                    

"Dokter!!!!"

"Dokterr.. Tolong Karamel!!! Tolongin anak saya Dokk.."

Flashback on

Pukul 00.00 WIB

Anna baru saja sampai dirumahnya. Rasa lelah menyerang tubuh cantik miliknya. Suasana rumah ini sepi dan sangat gelap.

"Kenapa Karamel tidak menyalakan lampu saat malam hari. Pasti dia terlalu asik dikamar." omel Anna

Anna menyalakan saklar lampu ruang tamu. Dan pergi menuju kamar Karamel, tujuannya adalah untuk memarahi gadis itu karena tidak menjaga rumah dengan baik.

Seketika tujuannya menghilang, tubuhnya membeku, dadanya terasa sangat sesak. Seperti ada dentuman keras yang memukul tubuh Anna.

"KARAMEL!!!!"

Pandangan Anna terpaku pada gadis itu. Gadis yang selama ini ia anggap lemah. Gadis yang selalu ia marahi. Gadis yang selama ini ia acuhkan.

Tubuh Karamel membeku di lantai rumahnya. Cairan kental berwarna merah pekat  berceceran dimana - mana.

"Karamel. Are you okeyy??" Anna berjalan perlahan memasuki kamar Karamel

"Karamell!!!! Kamu bisa denger tante?" ucap Anna tersenyum getir

"KARAMEL!!"

Anna menggoyangkan tubuh Karamel. Menepuk kencang pipi gadis itu, nihil tidak ada respon apapun dari Karamel.

Anna segera membopong  tubuh Karamel. Membawa nya menuju mobil, Anna menancap gas dengan kecepatan penuh untuk membawa Karamel ke rumah sakit.

Flashback off

Suster, Dokter, Anna, dan perawat medis lainnya mendorong brankar yang membawa Karamel.

Karamel benar - benar melemah. Kulitnya sangat dingin dan membiru. Bibir dan wajahnya pucat pasi.

"Maaf. Sebaiknya Ibu tunggu disini." ucap seorang suster

"Tapi saya mau lihat Karamel. Saya berhak dampingi dia, sus." ucap Anna getir

"Maaf sebaiknya Ibu tunggu disini. Kami akan menolong putri Ibu sekuat tenaga kami."

Karamel berada diruang UGD. Sedangkan Anna mondar mandir tidak jelas  menunggu di ruang tunggu. Fikirannya sangat kacau!

"Apa yang harus aku lakukan?" gumam Anna

Anna menggigit bibir bawahnya, mencoba berfikir apa yang harus dilakukan. Ia harus meminta bantuan.

"Miko! Iya, aku harus telfon dia."

Anna mengambil Ponsel  didalam tasnya. Hanya nada sambung dan suara operator yang terdengar.

Tuttt..Tuttt

"Ck! Miko angkat dong."

Anna menoba menghubungi Miko kembali, bergumam dan mendumel tidak jelas karena laki - laki itu mengabaikan telfonnya disaat genting seperti ini.

Anna merutuki perbuatan Miko, sudah puluhan bahkan ratusan kali Anna melakukan panggilan. Namun, tidak ada respon sama sekali darinya.

Dua jam sudah Anna menunggu. Kini Anna pasrah akan gadis itu, Anna memejamkan kedua  matanya mengenang peristiwa pahit yang ia lakukan pada Karamel seketika cairan bening menetes dipipinya.

Anna sadar bahwa sikapnya sungguh keterlaluan. Ia merasa bahwa ia bukan sosok wanita melainkan iblis yang menganiaya seorang gadis rapuh.

Pintu UGD terbuka menandakan Karamel sudah selesai di periksa.

"Gimana keadaan Karamel, Dok?"

"Em.. Anak ibu---"

"Karamel kenapa Dok? Dia baik - baik aja kan?"

"Terjadi luka dalam di tangan Karamel. Dan banyak pecahan kaca yang menancap di jari - jarinya."

"Apa yang dilakukan anak itu?" gumam Anna "Lalu, bagaimana keadaannya?"

"Setelah kami periksa lebih lanjut, ke--kepala anak ibu sepertinya  terkena benturan yang sangat keras. Saat ini ia koma, jika ia sadar maka 98 persen kemungkin anak ibu akan mengalami amnesia." ucapnya sedikit gugup

Air mata Anna mengalir deras. Anna tak habis fikir perbuatan bodoh apa yang dilakukan keponakannya itu.

Anna memegang kepalanya kuat, Ia mengigit bibirnya, hatinya sangat sakit ketika tau kondisi Karamel saat itu.

"Hanya keajaiban yang bisa merubah segalanya." lanjut Dokter

"Karamel anak yang kuat. Saya yakin dia bisa sembuh."

"Ya semoga begitu. Kalau begitu saya permisi."

Anna memasuki ruangan Karamel. Anna melihat secara detail kondisi Karamel. Tubuhnya dipenuhi banyak alat - alat medis dan banyak perban yang melingkar ditangan dan kepalanya.

"Karamel?"

"Kenapa Kara seperti ini?"

"Kenapa kamu lakukan ini?"

Anna mendudukkan dirinya di kursi sembari menggenggam erat tangan yang terasa dingin milik Karamel. Air mata tak berhenti mengalir dipipi Anna.

Aku hanya berpesan..tolong jangan sia - siakan apa yang sudah ada, jangan sia - siakan makhluk yang sudah dipersiapkan Tuhan untukmu.

Karamel [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang