Hari ini Karamel sudah lebih baik dari sebelumnya. Anna dan Kennaldy setia menemani Karamel yang sedang sarapan disuapi oleh suster.
Kenapa bukan Kennaldy yang menyuapi? Sejak ia mendengar nama Randy keluar dari mulut Karamel, Kennaldy sedikit menjaga jarak pada gadis itu.
Apalagi ketika gadis itu menatap Kennaldy dengan tatapan yang asing seperti belum pernah bertemu sebelumnya.
"Tante, dia siapa? Sejak kemarin dia dan temannya selalu menemani Karamel." ucap Karamel bingung
"Kamu ga kenal dia? Dia Ken, Kennaldy teman sekolah kamu. Dia yang menjaga kamu selama kamu sakit satu bulan ini."
Uanjirrrrrr!!!! Jadi selama ini gue ga dianggap?! Sakit anjir.. Lebih sakit dari apapun. - Batin Kennaldy
"Hah? Seinget Karamel, di Jakarta Karamel hanya liburan bersama Randy. Sekolah? Apa Karamel bersekolah di Jakarta?"
Karamel memegang kepalanya kuat seperti berusaha mengingat kejadian demi kejadian yang ia lalui selama di Jakarta.
"Maaf mba, sebaiknya jangan terlalu dipaksakan untuk mengingat." ucap sang suster, tak tega melihat Karamel
Kennaldy hanya menatap iba gadis dihadapannya. Jujur, kini perasaannya campur aduk. Senang karena ia bisa melihat gadis yang ia cintai bisa tersenyum kembali melihat dunia. Sedih karena Karamel tidak mengingat satu kejadian pun saat bersamanya.
"Randy dimana, Tan?"
"Randy--- dia akan tiba nanti malam di Jakarta."
"Oh. Baiklah."
"Maafin Karamel ya, Ken." bisik Anna, tak enak hati pada Kennaldy
"It's okay.. Tante." ucap Kennaldy tersenyum, senyum yang dipakskan
Kenapa disaat gue mulai sayang, lo bahkan ga peduli gimana perasaan gue?
Disaat gue mulai welcome, kenapa lo pergi ninggalin gue?
Disaat gue sadar akan lo, kenapa lo justru membunuh gue dengan ucapan lo?
Disaat gue mulai mencoba mengenal, kenapa lo seakan mencampakkan gue?
Disaat gue mulai berubah, kenapa lo justru menetap semakin membeku?
Tersirat rasa luka dan kecewa jelas dari mata Kennaldy. Ia berusaha menahan emosi ketika Karamel sama sekali tidak mengingatnya.
"Tante, Ken pulang dulu ya. Kasihan Bunda dirumah sendiri." ucap Kennaldy tersenyum
"Loh? Kamu baru sampai udah mau pulang?"
"Iya, Karamel juga harus istirahat. Jadi sebaiknya Ken pulang"
"Terimakasih sudah menemani tante dan Karamel disini."
"Sama - sama tante."
"Gue balik ya Kara.mel" ucap Kennaldy kikuk
Kennaldy tersenyum sekilas lalu segera pergi dari ruangan itu.
Karamel hanya mengangguk dan menatap setiap langkahnya yang perlahan menghilang dari balik pintu.
***
Malam hari tiba, sosok laki - laki tampan tiba dari London menuju Jakarta dan langsung mendarat menjenguk Karamel di rumah sakit.
Randy sangat khawatir ketika Anna menelfon dan mengatakan bahwa Karamel sedang koma.
Dulu Randy dan Karamel pernah pacaran. Namun, kini hubungan mereka kandas. Dan keduanya sepakat memutuskan untuk menjadi sahabat hingga nanti.
Karena umur Randy lebih tua 2 tahun dari Karamel, maka Karamel menganggap Randy sebagai kakak sekaligus teman curhat atas segala keluh kesah beban kehidupnya.
Begitupun Randy menganggap Karamel sebagai adik perempuan satu - satunya yang siap kapan pun untuk selalu ada disamping Karamel ketika gadis itu membutuhkannya.
***
"Gimana keadaan Karamel, Dok?" tanya Randy
Setelah sampai di Jakarta. Randy di jemput oleh supir suruhan Anna yang langsung mengantarnya ke rumah sakit tempat Karamel di rawat.
"Karamel sudah membaik kan?" tanya Anna takut
Kini Dokter dan 2 orang suster yang mendampingi berada di ruangan Karamel sedang memeriksa keadaan gadis itu.
"Sebagian memori dari otak Karamel hilang. Dan ia mengalami amnesia ringan. Hanya orang terdekatnya yang ia ingat sekarang."
"Apa ingatan Karamel bisa kembali seperti dulu?"
"Bi--bisa.. Hanya saja Karamel butuh waktu yang untuk mengembalikan ingatannya." ucap Dokter yang sedikit gugup, seperti sedang menyembunyikan sebuah rahasia
"Jangan paksa Karamel ketika otaknya belum mampu mengingat karena jika itu terjadi maka akan memperparah amnesianya." Lanjutnya
"Baik, Dok."
"Terimakasih, Dok."
"Kalau begitu kami permisi."
"Em.. Tunggu Dok!" langkah sang Dokter terhenti ketika Karamel berbicara
"Karamel mau pulang. Karamel ga betah disini. Randy, aku mau pulang." rengek Karamel
"Loh? Tapi kamu belum sembuh Karamel." Ucap Randy mengusap pucuk kepala Karamel
"Kamu baru sadar dari koma. Kesehatan kamu belum benar - benar pulih."
"Anda mau pulang?" tanya Dokter
Karamel mengangguk pasti dan tersenyum menampilkan deretan giginya
"Saya izinkan Karamel untuk pulang malam ini. Dan perwakilan keluarga boleh ikut ke ruangan saya sekarang."
"Saya, Dok. Biar saya yang ikut ke ruangan Dokter." ucap Anna
Dokter dan Anna pergi bersama untuk membicarakan tentang kondisi Karamel yang merengek untuk kembali ke rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karamel [Completed]
Novela JuvenilKeluh kesah yang mungkin di alami Karamel juga mungkin di alami oleh remaja seusia kalian. Seorang anak yang hanya ingin memiliki bahagia. Tapi begitu sulit untuk diraih. Seorang anak yang hanya minta diperhatikan justru malah diacuhkan. Seorang ana...