Hama (pengganggu)

2.4K 105 7
                                    

Sore ini Kennaldy berusaha memberanikan diri mengajak Karamel untuk berjalan santai disekitar taman komplek. Ia mencari alasan bahwa wajah Karamel seperti orang stress dan butuh menghirup udara segar.

Gue sangat berharap jika suatu saat gue bisa lebih dari sahabat buat lo.. Karamel. - Batin Kennaldy

Maaf jika aku harus berpura - pura saat ini. Mungkin dengan penyakit ini, kehidupan ku menjadi lebih baik. - Batin Karamel

Kennaldy menggunakan celana jeans pendek, kaos polos berwarna hitam dan hoodie yang menutupi kepalanya. Sedangkan Karamel memakai celana jeans panjang serta T-shirt berwarna putih.

Kini mereka berjalan beriringan menuju taman. Kennaldy sengaja berjalan sangat pelan agar sesekali bisa memandangi wajah yang selama ini ia rindukan dari dekat.

"Capek?" tanya Kennaldy ketika melihat peluh bercucuran di kening Karamel

"Biasa aja."

"Cih! Sok kuat."

"Gue emang kuat ko. Wleee." jawab gadis itu menjulurkan lidah

"Iya. Lo emang kuat. Buktinya lo bisa ngelawan koma itu dan bangkit sampe sekarang." jawab Kennaldy dengan suara serak, matanya memerah, fikirannya melayang ke kejadian yang lalu.

Karamel tersenyum kecut menatap ke sembarang arah. Fikirannya sangat kacau. Otaknya tak bisa berfikir jernih.

Apa yang dilakukannya?

Apa ia melukai lelaki itu?

Apa Kennaldy sakit hati karnanya?

Apa ia salah?

Kennaldy duduk dibangku taman. Diikuti oleh Karamel yang duduk disamping lelaki itu, menatap matanya yang mulai memerah menahan emosi.

"Lo--- lo takut gue pergi?" tanya Karamel ragu

"Gue ga takut lo pergi. Lo boleh pergi kemanapun lo mau, lo boleh tinggalin gue. Bahkan lo boleh ga inget lagi sama gue. Tapi, ada satu hal yang harus lo tau?" Kennaldy menatap lekat kedua bola mata indah itu

"A--apa?"

"Gue, gue ga mau kehilangan lo. Gue ga mau kehilangan Karamel gue. Sedetik pun gue ga akan mau kehilangan lo. Bahkan berfikir pun gue ga bisa. Lo tau gimana persaan gue saat lo menghilang tanpa kabar?"

Karamel menggeleng kuat, matanya mulai berkaca - kaca mendengar penuturan dari laki - laki yang mulai menghidupkan rasa dihati-nya.

"Gue udah cari lo kerumah tante Anna, bahkan jakarta hampir gue acak - acak buat nyari lo. Tapi, hasilnya kosong, lo sama sekali ngga ada dimana  mana. Disitu gue ngerasa ada yang mati. Hati gue mati, gue ngerasa kalau cinta yang selama ini gue jaga pergi ninggalin gue gitu aja dan ngga bertanggung jawab sama hati gue."

Hati gue yang mulai cinta sama lo. Dan lo! Ngga bertanggung jawab akan itu. - Batin Kennaldy

Tanpa sadar Karamel menarik kedua sudut bibirnya membentuk seulas senyuman manis, senyuman yang Kennaldy rindukan selama ini.

"Alay lo! Bahasa lo alay tau ga?!" Karamel terkekeh, memukul pelan pundak lelaki itu

"Jadi ga percaya nih? Ih. Gue serius loh.." Kennaldy memegang kedua pundak milik Karamel dan mulai menatapnya serius

"Mau banget diseriusin sama gue?"

"Maulah."

"Ih. Gue sih ogah!" Canda Karamel menahan tawa diwajahnya

"Iya. Tau ko. Lo udah punya Randy kan? Makanya ga butuh keseriusan gue lagi." sesal Kennaldy

"Lah? Emang Randy siapa gue?"

"Maksud lo?"

Baru saja Kennaldy ingin bertanya lebih jauh tentang ucapan Karamel, rasa penasaran mulai menyeruak dihati Kennaldy. Apa maksud Karamel? Apa ia mulai mengingat sesuatu?

"Haiii.. Berduaan ajha nihh. Gue ikutan dong." sapa Agatha yang tiba - tiba muncul entah dari alam gaib sebelah mana

Ck! Ganggu aja dasar bocah.. - Batin Kennaldy

Agatha duduk diantara Kennaldy dan Karamel. Sehingga menyisakan jarak antara mereka berdua, Agatha datang secara tiba - tiba dan merusak suasana taman yang semula tenang namun kini terasa sangat mencekam.

"Gimana kabar lo. Karamel? Gue denger lo amnesia. Syukur deh--em-maksudnya cepet sembuh ya."

"Lo siapa?" tanya Karamel datar, enggan menatap Agatha

"Ternyata lo beneran lupa? Kalau gitu, mending kita kenalan lagi. Gue Agatha, pacarnya Kennaldy." ucap Agatha sambil memeluk Kennaldy mesra

"Pacar?" tanya Karamel membulatkan kedua matanya

"Yap. PA.CAR.  Kita baru jadian 2 hari yang lalu."

Diam - diam hati Karamel seperti tertusuk ribuan pisau yang sudah diasah sangat tajam, entah mengapa batin nya kacau mendengar Kennaldy sudah resmi berpacaran dengan Agatha.

Awalnya Karamel tidak  percaya jika Kennaldy resmi menjadi milik Agatha. Tetapi, ketika melihat perlakuan Agatha yang memeluk mesra lelaki itu dan tanpa ada rasa risih sedikit pun dari Kennaldy.

Kenapa lo diem aja dipeluk sama Agatha? Kenapa lo mau dipeluk dia?! - Batin Karamel kacau

Karamel [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang