Sore ini Karamel berencana berkunjung ke rumah Kennaldy sebagai ucapan terimakasih karena semalam sudah menolongnya sambil membawakan Kennaldy pudding yang telah dibuat gadis itu dengan spesial.
“Semoga Ken suka sama pudding nya.” Ucap Karamel menatap pudding dihadapannya
Karamel memutuskan untuk ganti baju terlebih dahulu, lalu bergegas ke rumah Kennaldy.
Kini Karamel sudah berada di depan pintu rumah laki – laki itu, mencoba mengetuknya beberapa kali. Kemudian pintu pun terbuka menampilkan sosok yang sudah ia tunggu.
“Hai, Ken.” sapa Karamel tersenyum lembut menatap Kennaldy
“Kenapa?” Kennaldy membuka pintu dengan wajah datar dan rambut yang berantakan seperti baru bangun tidur
Jutek banget nih orang! – Batin Karamel
Karamel menunduk takut “Gue Cuma mau bilang—makasih karena lo udah tolongin gue kemarin dan ini buat lo.” Ucap Karamel memberikan sebuah wadah yang berisi pudding di dalamnya
“Gue ngga bisa disogok.” cerocos Kennaldy, menyilangkan tangan dibawah dada
Karamel mendengus “Maksud gue kan baik, Ken. Kalau lo ga mau terima—ya udah.”
Karamel menarik kembali tangannya dan membalikkan badan untuk melangkah pergi dari rumah Kennaldy.
“Gue maafin lo—tapi ada syaratnya.” Teriak Kennaldy saat Karamel berada diambang pintu gerbang
“Apa pun syarat dari lo, gue terima.” sahut Karamel mantap
Kennlady menghampiri Karamel dan mengambil pudding yang berada di genggaman gadis itu, Karamel kaget dengan perlakuan Kennaldy.
“Sekarang—lo ikut gue masuk.” Ucap Kennaldy sambil memasuki rumahnya
“Gue harus ngapain?” tanya Karamel mengekor dibelakang Kennaldy
Kennlady berhenti secara tiba – tiba dan berbalik menghadap Karamel, gadis itu nyaris saja menabrak tubuh kekar milik Kennaldy.
“Ck! Lo tuh kalau berhenti bilang – bilang dong” Karamel menatap kesal Kennaldy
Kini tidak ada jarak yang tersisa. Mereka berdua sangat dekat, saling menatap satu sama lain.
“Tadi lo bilang ‘apapun syaratnya, lo terima’ iya kan?” ucap Kennaldy memajukan wajahnya
Karamel sangat gugup “I—iya gue bakal lakuin apa pun. Tapi ga aneh – aneh!”
Kennaldy tersenyum jahil dan semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Karamel.
“Awas kalau lo berani macem macem!!” Karamel memejamkan matanya, ia takut jika Kennaldy mendengar degup jantungnya yang berdetak sangat cepat
Kennaldy terkekeh menatap Karamel karena pipi gadis itu yang memerah seperti tomat. “Heh! Otak lo dijaga, pasti lo mikir jorok ya?”
“Ih! Apaan sih?!” Karamel mendorong kasar tubuh Kennaldy
“Buktinya tadi lo merem gitu, pasti pengen dici—“
“IH! APAAN SIH, KEN.” ucap Karamel menutup wajahnya dengan tangan
“Gue tau ko, ga usah malu deh sama gue.” Ucap Kennaldy tertawa terbahak – bahak dan itu sangat membuat Karamel geram
“Ken, bisa STOP ketawa ga sih?!”
Bukannya berhenti tertawa, Kennaldy justru semakin meninggikan suaranya dan tertawa sangat keras seperti sedang meledek Karamel.
“Lo tuh Cuma mau ngerjain gue ya?” ucap Karamel dengan mata yang berkaca – kaca, sontak Kennaldy menghentikan tawanya dan menatap Karamel serius
“Ga kok, gue itu mau nyuruh lo buat masak.”
“Masak?” Karamel berusaha menormalkan mood nya kembali
“Iya masak. Bunda sama Ayah lagi pergi dan gue mager makan di luar. Lo bisa masak kan? Masak apa aja terserah lo, sebisa lo aja.”
“Emangnya lo mau makan apa?”
“Nasi goreng, lo bisa masaknya?” tanya Kennaldy lembut
“Bisa. Ya udah, lo tunggu aja. Gue masak dulu.”
“Dapur nya disana ya.” Ucap Kennaldy menunjuk sebuah ruangan dengan jari telunjukknya
Karamel mengangguk dan melangkah menuju dapur, membuka kulkas untuk mencari semua bahan. Tangannya dengan lihai meracik semua bahan yang akan diolah menjadi Nasi Goreng.
Satu jam kemudian
Setelah selesai memasak dan menghidangkannya di meja makan. Karamel mencari dimana tempat Kennaldy berada. Sudut matanya menangkap seseorang yang tertidur pulas di sofa.
“Lo ketiduran disini? Maaf ya. Gue lama masaknya.” Karamel mengelus puncak kepala Kennaldy
“Ga usah minta maaf terus, gue bosen dengernya.”
“Maaf.”
“Tuh kan, oiya. Nasi goreng nya udah jadi?” tanya Kennaldy antusias
“Udah jadi, gue udah siapin di meja makan.”
“Ayo makan, gue laper tau.”
Kennaldy melahap makanannya “Sumpah, masakan lo enak banget. Gue suka.”
Karamel hanya tersenyum dan kembali melahap makanannya.
Selesai makan Karamel hendak mencuci piring, namun langkahnya tertahan karena Kennaldy memaksa agar ia yang mencuci piring sendiri.
Kennaldy sudah biasa memebereskan barang – barang kepunyaannya sendiri, itu ia terapkan selama hidupnya agar ia menjadi pribadi yang mandiri. Maka, untuk hal mencuci piring sudah menjadi hal biasa bagi Kennaldy.
Hanya satu yang ia belum bisa yakni soal memasak, biasanya jika Bunda-nya sedang pergi Kennaldy memilih untuk makan diluar bersama teman – temannya. Namun, Karena hatinya mulai luluh dan merindukan Karamel, laki – laki itu mencuri kesempatan untuk dekat kembali dengan gadis itu.
“Beres kan? Kalau soal cuci piring doang mah gue bisa.”
“Iya deh iya, em—Ken, gue balik ya. Ga enak sama tetangga.”
“Ya udah, tapi—makasih ya.”
“Sama – sama... Ken, maafin gue ya.” Ucap Karamel merubah raut wajahnya menjadi murung
“Kara, gue udah lupain itu semua. Gue mau kita mulai semuanya dari awal, gue udah maafin lo. Dan gue ga mau liat lo sedih lagi. Oke?”
Karamel berbinar mendengar pernyataan dari Kennaldy “Lo ga marah lagi? Lo maafin gue?”
“Iya. Kita mulai semuanya dari awal. Lo mau kan?”
“Gue mau!! Makasih ya.” Karamel tidak sengaja meraih tangan Kennaldy dan menggenggamnya sangat erat
“Hm, bisa ya modusnya.” Ucap Kennaldy menggoda, menatap tanganya yang berada didalam genggaman Karamel
“Ga sengaja,” Karamel segera melepas genggamannya “Ya udah gue balik ya. Bye.” Ucap Karamel melangkah kegirangan menuju ke rumahnya
Jangan lupa vomment ya❤❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Karamel [Completed]
Ficção AdolescenteKeluh kesah yang mungkin di alami Karamel juga mungkin di alami oleh remaja seusia kalian. Seorang anak yang hanya ingin memiliki bahagia. Tapi begitu sulit untuk diraih. Seorang anak yang hanya minta diperhatikan justru malah diacuhkan. Seorang ana...