EMPAT

54.9K 2.2K 8
                                    

Happy Reading...


"Oh.. Jadi disini rumahmu" ucap Devan setelah mereka sampai di depan rumah Eve. Jelas ia sebelumnya sudah tahu, tetapi ia harus bersikap seolah baru mengetahuinya.

"Iya.. Umm.. Terimakasih sudah mengantar ku pulang"

"Ya.. Anggap saja ini tidak gratis." ucap Devan.

Eve mengerutkan dahinya. "Maksudmu?"
"Kau boleh membayarnya dengan makan siang bersamaku besok. " ucap Devan.

Eve tampak berfikir makan siang besok? Sebenarnya ia sudah ada janji dengan Erland untuk makan siang bersamanya.

“Tidak bisa, aku sudah ada janji.”
Devan menatap kaca depan mobil,

“Harusnya tadi aku tinggalkan saja gadis ini” ucap Devan dengan suara pelan.

Eve menghembuskan nafas pelan “Baik, Baiklah.. aku akan makan siang bersama mu.”

"Senang berbisnis denganmu, selamat malam." ucap Devan sambil tersenyum licik. Seperti predator yang berhasil menangkap mangsanya.

Eve tidak membalas ucapan selamat malam yang diucapkan Devan. Ia memilih untuk membuka pintu mobil dan turun dari mobil tersebut. Lalu kemudian memasuki rumahnya.

Eve memasuki rumahnya. Ia menyernyit melihat Marie, pembantu rumah tangga yang sudah lama bekerja dirumahnya.  Marie masih duduk diruang tamu dan tampak gelisah.

"Loh... Bibi ko masih disini. Sudah malam,  lebih baik bibi tidur. " ucap Eve.
Wajah bi Marie cemas.

"Itu non. Bapak sakit, sejak tadi siang batuk dan sesaknya kumat lagi. Saya sudah memberikan obatnya." ucap Marie.

"Eve akan membawanya kerumah sakit." ucap Eve lalu kemudian ia menuju kamar Ayahnya yang terbaring lemah diatas ranjangnya.

"Ayah..." panggil Eve.

"Kau sudah pulang nak?"

"Iya... Eve akan membawa Ayah kerumah sakit sekarang. Kata bi Marie dari tadi siang batuk Ayah kumat lagi. Eve mau Ayah sembuh."

"Ayah sudah enakan ko. Uhuk.. Uhuk.. " ucap Jack Warren sambil diiringi batuk-batuk kecil.

"Tuh lihat. Ayah masih sakit. Sebaiknya kita kerumah sakit."

***

"Ayah anda mengalami kanker paru-paru dan sudah stadium lanjut. Penyakit ini bisa disebabkan oleh nikotin dari rokok." ucap Dokter tersebut.

Eve berhasil membawa Ayahnya kerumah sakit.Mendengar perkataan Dokter itu,  Eve tidak bisa membayangkan betapa mematikan nya penyakit itu. Tapi ia heran setahu Eve, Ayahnya tidak pernah merokok.

"Tetapi Ayah saya tidak pernah merokok dok. "

"Mungkin dimasa muda Ayah anda pernah merokok. Dan ini adalah salah satu bahayanya. Penyakit ini bisa timbul saat umur Ayah anda sudah menua dan sudah tidak bisa lagi beraktivitas secara normal." ucap Dokter tersebut. Mata Eve mulai berkaca-kaca.

"Penyakit ini bisa disembuhkan lewat kemotherapi atau operasi. Kalau kemotherapi kemungkinan kecil, karena kemotherapi hanya memperpanjang waktu hidup. Operasi bisa kami lakukan dengan pengankatan jaringan yang terkena tumor dan jaringan getah bening disekitarnya." Lanjut Dokter itu. 

"Lakukan yang terbaik untuk Ayah saya dok." ucapnya lirih. Kali ini Eve tidak bisa menahan air matanya yang ingin jatuh.

"Kuharap kau bisa tenang dan bisa membantu proses penyembuhannya." ucap Dokter tersebut sambil mengusap bahu Eve yang bergetar.

"Terimakasih dok." ucap Eve,  dokter hanya menganggukkan kepalanya dan meninggalkan ruangan perawatan tersebut.Setelah Dokter pergi. Eve menghampiri tempat tidur Ayahnya, kemudian duduk dikursi samping tempat tidur Ayahnya. Ia mengambil tangan Ayahnya yang tertidur lalu digenggamnya dan ditatapnya wajah Ayahnya.

"Ayah harus sembuh. Eve tidak punya siapa-siapa lagi selain Ayah... " ucapnya.
Ia mencari tahu tentang operasi Ayahnya. Biayanya sangat mahal.  Bagaimana ia bisa mencari uang sebanyak itu dengan waktu yang dekat sedangkan Ayahnya akan menjalani operasi.

Dulu Eve dan Ayahnya bergelimpahan harta, tetapi saat Ayahnya mulai sakit-sakitan, perusahaannya mengalami kebangkrutan. Hal itu juga yang membuat Eve harus kerja keras.

***

Eve memutuskan untuk tidak bekerja mengingat Ayahnya sakit. Ia ingin menghubungi orang kantor, tetapi ponselnya masih tertinggal dikantor. Tampak bi Marie datang membawa kantong putih yang berisi makanan.

"Non...nih bibi bawain makanan. Dimakan ya non, semenjak semalam non belum makan." ucap bi Marie.
"Makasi ya bi.. "

"Iya.. Oh ya.. Ini non. Tadi malam ada orang yang menantar ini.  Katanya ini punya non Eve." bi Marie menyerahkan sesuatu. Dan itu adalah tas Eve yang tertinggal dikantor semalam. 
Dibukanya tasnya dan melihat ponselnya.

Ada dua belas panggilan tak terjawab dan itu dari Farah, teman kerjanya. Ia mencoba menghubungi Pak Hery, tetapi nomornya tidak aktif.

Kemudian baru ia mencoba untuk menghubungi Farah kembali. "Halo.. Far aku izin dulu ya hari ini. Tolong bilang Pak Hery.  Aku sudah hubungi dia tetapi nomornya gak aktif. " ucap Eve. 
"Kamu sakit Eve?”

"Engga ko. Bukan aku yang sakit,  tetapi Ayahku. Semalam Ayahku masuk rumah sakit jadi aku harus menemaninya."

“Baik Eve nanti aku bilang pak Hery, dan semoga ayah mu cepat sembuh ya…”

"Yasudah.. Terimakasi ya.. " ucapnya lalu menutup panggilan tersebut. 

Hari sudah semakin siang. Setelah menyuapi Ayahnya Eve kembali menatap Ponselnya. Ia mengirimkan pesan kepada Erland bahwa ia tidak bisa makan siang dengannya.  Dan mendengar alasan nya Erland pun bisa memaklumi dan nanti sore ia akan menjenguk Ayah Eve.

Mengingat hal itu, ia jadi ingat tentang Devan yang juga mengajaknya makan siang. Ia ingin membatalkan makan siangnya tetapi ia tidak punya nomor kontak Devan.

Drttt drttt...

Ia menatap nyalang kepada ponselnya. Satu buah pesan dari nomor tidak diketahuin. Ia membuka pesan itu dan membacanya.

Cepat datang ke cafe dekat kantor. Ku harap kau membayar hutang mu yang semalam. Kalau tidak, aku akan melakukan segala cara.
Devan alexander.

Devan alexander? Seseorang yang tidak bisa menyerah, bahkan ia bisa menggunakan cara iblis untuk menjatuhkan para lawan-lawan nya. 

"Non.. Kalau non ada keperluan non pergi saja. Biar bibi yang jaga tuan. " ucap bi Marie yang sedikit tahu kalau Eve mempunyai keperluan.

"Tidak apa-apa bi?"

"Tidak apa-apa." ucap bi Marie dengan senyum khasnya. Bi Marie sudah ia anggap sebagai bibi kandungya sendiri. Bi Marie sudah bekerja saat ia masih dalam kandungan.

"Baiklah Eve pergi dulu. Jaga Ayah ya bi." ucap Eve lalu dibalas dengan senyuman oleh bi Marie.


Tbc

Jangan lupa Vote, Koment,  dan Share ke teman-teman kalian ya... 

Follow juga IG aku : @yolan_dta

My Possessive Billionaire [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang