EMPAT PULUH .3

18.7K 733 26
                                    

Maaf typo bertebaran.

"Paman... Ini ibuku." ucap Nicholas seketika wanita yang disebut ibu oleh Nicloas membalikkan tubuhnya hingga menatap mata Devan, mata yang mungkin sudah lima tahun ini ia tidak melihatnya.

"Angeline." gumam Devan pelan.

Diam beberapa menit mereka saling memandang satu sama lain, didalam benaknya ada rasa kerinduan yang sangat amat dalam.

Angeline wanita itu berdiri kokoh didepan mata Devan dengan tatapan begitu kerkejutnya dan bibirnya seolah bergetar.

Setelah lima tahun ini, ternyata takdir mempermainkan hidupnya, ia kembali dipertemukan oleh sesosok pria yang sangat dicintainya.

Tubuhnya masih bergetar melihat apa yang ia tidak pernah lihat selama lima tahun dan akhinya kembali ia lihat di belahan dunia lain. Ada sebuah tarikan ditangannya, ternyata Nicholas yang menariknya. Anak itu menarik-narik ujung kaus yang dipakai Angeline.

"Angeline.. Kau.. Kau.. Masih hi-dup?" tanya Devan saat ini perasaanya sama, perasaannya bagai dicampur adukkan.

"Devan..."

"Kau harus menceritakan semua ini pada ku!" ucap Devan lalu menarik Angeline ke kursi dekat air mancur yang jaraknya lumayan jauh dari tempat duduk Eve.

Setelah mereka sampai dikursi itu Angeline menyuruh Nicholas untuk bermain ditaman yang berada didepannya sambil menikmati ice cream-nya.

"Ceritakan padaku. Kau masih hidup?"

"Sebenarnya aku.. Aku tidak mati. Mayat yang tewas karena kecelakaan dan terbakar adalah adikku."

Devan menghembuskan nafas ke udara, ternyata dugaannya benar. Saat memandang mayat itu, Devan merasa asing seolah ia tidak mengenalnya.

"Pamanku menjualku pada seorang mafia yang menguasai perdagangan gelap didaerah Eropa. Saat itu adikku juga diikut sertakan. Tapi aku tidak menyetujuinya, biarkan saja mereka membawaku tidak dengan adikku. Lalu kemudian paman ku setuju, aku dibawa lebih dahulu ke Negara ini."

Angeline tampak menarik nafas. "Lalu pamanku menghianatiku. Dia berhutang sangat besar oleh pemimpin mafia itu, hingga adikku juga ikut dijual tapi dalam perjalanan mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dan masuk kedalam jurang." ucap Angeline bergetar seolah kejadian itu memutar kembali di otaknya.

"Angeline... Aku tidak tahu kenapa harus terjadi seperti ini. Maafkan aku."

"Kita bertemu lagi." ucap Angeline lalu tertawa singkat.

"Nicholas? Dia.. Apakah dia..." tanya Devan gugup.

"Dia anakmu."

Seketika tubuh Devan seperti terkena tusukan jarum, pantas saja saat pertama kali bertemu dengan Nicholas ia tampak melihat dirinya semasa kecil.

"Selama ini aku tinggal bersama Francisco, mafia yang menguasai perdagangan gelap. Dia memperlakukanku dengan baik. Dari aku hamil hingga Nicholas tumbuh. Tapi... Semuanya berubah setelah dia tahu bahwa aku... Aku adalah anak dari musuhnya. Dia ingin menahanku kembali tapi setelah itu aku berhasil kabur dengan Nicholas."
Ada rasa penyesalan di diri Devan, ia merasa menjadi laki-laki pengecut. Bahkan saat Angeline mengandung, dimanakan dia?

"Maafkan aku.. Angeline." ucap Devan ia merasa menyesal. Mulai detik ini ia tidak akan menyia-nyiakan orang yang sangat cinta padanya dan akan membangun keluarga kecil bersamanya.

"Sudah.. Ini bukan sepenuhnya salahmu. Aku harus pergi dari kota ini secepatnya. Francisco dan anak buahnya mencariku."

"Aku akan menyuruh orang suruhanku untuk melawannya. Tenanglah."

"Walaupun kau punya beribu-ribu pengawal. Kau akan kalah, mereka bersenjata sekaligus saat terkenal di negara ini."

"Kita akan pulang ke Indonesia."

"Tapi... Aku... Apa kau sudah mempunyai istri?"

Devan melirik Nicholas yang sedang bermain air. "Sudah... Namanya Eve dia sangat mirip denganmu."

"Pasti wanita itu sangat beruntung."

"Aku akan membawamu bersamanya. Kita akan tinggal di Indonesia."

"Tapi, kau akan bilang apa padanya? Kita sudah tidak mempunyai hubungan apa-apa lagi."

"Kau ibu dari anakku." ucap Devan lalu menarik telapak tangan Angeline dan mengusapnya.

"Ayo kita menemuinya."

Mereka bangun dari duduknya, belum sempat melangkahkan kakinya Angeline merasakan pusing dikepalanya. Dan seketika kegelapan menyerang dirinya. Ia mendengar samar-samar Devan memanggil dirinya dan menepuk pipinya.

***

Sudah hampir 20 menit Devan menunggu di depan ruang IGD. Ia memperhatikan anak laki-laki yang berada disampingnya. Nicholas sedang merapatkan kedua tangannya dan berdoa.

Ia tidak menyangka sekarang anak laki-laki yang berada disampingnya adalah anaknya, darah dagingnya sendiri.

"Paman, apakah ibuku baik-baik saja?" tanya Nicholas menatap Devan nanar.

"Dia baik-baik saja. Apakah ibumu sering pingsan seperti ini?"

"Ya paman, dia sering mengalami sakit dikepalanya dan sering pingsan."

"Kita doakan semoga dia baik-baik saja."

Tak lama dokter keluar dari ruangan. "Keluarga pasien?" tanyanya dengan bahasa Prancis.

"Ya dokter." Devan pun membahasnya dengan bahasa yang serupa.

"Sir, riwayat kanker otaknya sudah memasuki stadium 3. Kita harus melakukan pengobatan kemoterapi lebih lanjut."

"Tunggu. Kanker otak?"

"Pasien mengalami kanker otak. Penyakit ini di deritanya mungkin sudah sekitar dua tahun lalu."

Hati Devan bagaikan ditusuk seribu jarum. Pantas saja Angeline sekarang memakai tutup kepala. Apa mungkin rambutnya yang indah rontok tak tersisa akibat obat-obat kemoterapi?

"Pasien harus menjalani kemoterapi lanjut. Kalau tidak, saya tidak bisa membayangkan hidupnya mungkin hanya sebentar lagi. Saya permisi."

Devan membenturkan kepalan tangannya ke dinding yang berada didepannya.

"Kita masuk menemui ibumu." ucapnya pada Nicholas.

Devan melangkahkan kakinya masuk keruang IGD, ia melihat wajah pucat Angeline bibirnya kering seolah bagaikan mayat hidup.

"Ibu... Apakah ibu baik-baik saja?" tanya Nicholas lalu menghampiri Angeline dan mengecup punggung tangan ibunya.

Melihat wajah Angeline ia teringat pada "Eve.. Astaga aku meninggalkannya ditaman." gumamnya.

"Nicholas, kau jangan kemana-mana tetaplah disini." ucap Devan lalu melangkahkan kakinya tergesa keluar ruangan.

Tbc

Lanjut? Vommennya ya..
Vote 200+ dilanjut ntr malem hehe..

My Possessive Billionaire [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang