"Sekarang ceritakan, kenapa kau bisa masuk rumah sakit?" tanya Erland masih menatap Eve yang berada didepannya. Terlihat wajah Eve kembali memucat dan matanya terus memandang kedepan tanpa ekspresi.
"Devan.." ucapnya.
"Ya.. Ada apa dengannya dan denganmu?"
Eve tampak menghela nafas panjang. "Malam tepat kejadian itu, dia membawaku kerumahnya lalu dia menanyakan kenapa aku pergi darinya. Aku tidak kuat untuk bicara lalu aku menangis dan dia... Dia mengasariku, hingga.. Hingga ada darah keluar dari diriku. Dan aku baru tahu fakta kalau aku sedang hamil."
"Dia memperkosa mu? " tanyanya dan langsung dibalas dengan anggukan.
Erland melebarkan bola matanya. Ia lupa memberitahu Eve bahwa Eve sedang mengandung. Rencana Erland akan memberitahunya keesokan paginya sambil membawa sebuket bunga dan mengucapkan selamat, tapi semuanya terlambat. Devan dengan pergerakan cepatnya membawa Eve.
"Bayimu baik-baik saja kan? "
"Ya.. Dia baik-baik saja. Aku juga harus meminum obat penguat kandungan, karena kandunganku sangat lemah."
Seharusnya Erland memberitahu saja kepada Eve, sesudah dokter memeriksa keadaannya. Sungguh dia merasa bersalah.
"Kau ingin sesuatu?" tanya Erland.
"Dari kemarin aku ingin sekali ice cream."
"Baiklah... Kau tidak apa-apa kan aku tinggal sebentar?"
"Ya.. Aku tidak apa-apa."
"Baik" ucap Erland setelah itu ia meninggalkan Eve dan pergi membeli keinginan Eve.
Tak lama kemudian Erland datang dengan membawa dua ice cream, satu untuk Eve dan satu lagi untuknya.
"Pengiriman spesial." ucapnya dengan senyum diwajahnya. Lalu ia memberikan nya pada Eve. "Satu untuk mu dan satu untuk-"
"Untuk ku. Ah... Terimakasi Erland, kau repot-repot membelikan ini. " potong Devan yang tiba-tiba muncul dan mengambil ice cream yang ada ditangan Erland lalu tersenyun kecut.
Erland menatap Devan dengan kesal.
"Eve.. Kenapa kau tidak bilang kalau mau menghirup udara segar. Aku bisa menolongmu." ucap Devan, lalu ia duduk di kursi di depan Eve. Eve tidak menjawab ia sekilas menatap Devan yang sedang menikmati ice cream nya dengan santai."Erland, duduklah... Apa kau tidak pegal terus berdiri disana." perintah Devan. Erland kemudian mengambil tempat duduknya tepat disebelah Devan tapi ia sedikit memberi jarak.
Eve menikmati ice creamnya. Devan melihat kearah Erland yang memperhatikan Eve secara diam-diam. "Erland.. Kau mau? Ini sangat lezat sekali pantas saja Eve suka." ucapnya lagi."Tidak. Aku juga pernah menikmatinya dulu bersama Eve dibawah pohon besar dan kami piknik bersama, lalu-"
"Kurasa aku harus kembali kekamar ku." ucap Eve.
Devan langsung berdiri dan mengambil alih kemudi kursi roda Eve. "Biar ku bantu." ucapnya.
"Jangan. Lihat tanganmu kotor terkena ice cream. Nanti Eve bisa terkena gigitan semut. Biar ku saja. " ucap Erland.
"Sudah ku bersihkan." ucap Devan sambil mengangkat kedua tangannya.
"Tetap saja lengket. Karena kau membersihkannya tidak dengan air."
Eve merasa risih mendengar keributan antara dua pria ini. "Stop!" akhirnya dia angkat bicara. "Aku bisa melakukannya sendiri."***
"Untuk apa kau masih disini?" ucap Devan kepada Erland. Mereka berada di kamar Eve yang sudah tertidur pulas.
Erland tampak berjalan menyelusuri tempat tidur Eve. "Aku sedang menjaganya."
"Disini ada suaminya. Dan aku perintahkan kau untuk pergi dari sini." ucap Devan.
"Eve tidak melarangku." ucap Erland sambil tersenyum kecut.
"Pergi atau ku perintahkan orang diluar menyeretmu." ancam Devan dengan jari tangan terkepal.
"Aku akan pergi." ucap Erland lalu ia mencium punggung tangan Eve.
"Beraninya kau!" ucap Devan dengan suara tinggi. Ia makin dibuat kesal.
"Aku hanya mengucapkan salam perpisahan sementara." ucap Erland lalu tanpa kata ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar Eve. Devan melihatnya jenuh, ingin sekali dia menghajar lagi Erland.
Devan mendekati Eve, di pipi Eve masih ada bekas ice cream yang ia makan tadi. Devan segera membersihkannya dengan lidahnya dan ia mengecup lembut bibir Eve yang sedikit pucah.
Besok Eve sudah boleh pulang dan Devan akan menjaga ketat Eve agar Erland tidak mendekati istrinya lagi. Ia sangat kesal kepada Erland yang terus saja mencari perhatian Eve. Ia harus mencari cara agar Erland menjauhi Eve.
Tbc
Vote dan kommen yaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Billionaire [TERBIT]
RomanceEve warren, kehidupannya berubah setelah ia mewawancarai seorang miliyarder kaya. Setelah pertemuan itu, Devan alexander bersumpah pada dirinya sendiri akan memiliki Eve seutuhnya. Perasaan akan memilikinya tinggi. Apapun Devan akan lakukan de...