Happy Reading.....
"Kau tidak masuk kerja?" tanya Devan. Saat ini mereka berada disebuah restaurant yang bergaya klasik.
Devan suka dengan hal-hal yang berbau klasik. Banyak koleksi benda-benda klasik didalam rumahnya dan ada beberapa mobil klasik mewah yang ditempatkannya di garasi miliknya.
Eve menarik nafas, lalu menghembuskannya dengan perlahan. "Ya... Aku tidak masuk kerja hari ini." Ucapnya lalu menyuruput jus lemon yang di pesannya.
"Kenapa?"
Tidak ada gunanya memberitahu kalau Ayahnya sakit kepada Devan, lagi pula siapa Devan? Pria misterius yang tiba-tiba datang.
"Aku hmm.. Aku hanya lelah akhir-akhir ini. " ucapan Eve terbata-bata ia terpaksa berbohong. Tetapi Devan tentu saja mengetahui itu semua.
"Kau harus menjaga kesehatan mu. Makanlah sehabis ini aku akan mengantarmu pulang." ucap Devan.
Memangnya siapa Devan? Dia bukan siapa-siapa Eve, mereka hanya sekedar atasan dan bawahan.
***
"Tolong kau awasi rumah Eve warren, sepertinya ada sesuatu yang ia tutupi." ucap Devan kepada seseorang penelpon disebrang sana. Dan menutup kembali panggilan tersebut.
"Sekuat kuatnya kau tutupi, maka aku pasti akan mengetahuinya." ucapnya.
Terdengar suara pintu yang dibuka kencang, dan menampakan seorang bocah laki-laki berumur sekitar 5 tahun dengan gaya cool nya. Ia memakai kaos dan dipadukan dengan kemeja yang tidak dikancing, dan memakai celana jeansnya. Dibelakangnya ada seorang wanita paruhbaya. Devan langsung menyernyit melihat anak itu. Kenapa bisa disini?
"Daddy.... " panggil bocah itu. Bagi Maxime, Devan adalah ayah keduanya setelah kakak Devan meninggal dunia dalam kecelakaan yang terjadi lima tahun silam.
"Kenapa kamu bisa disini Maxime Alexander? " tanya Devan heran kepada bocah kecil itu. Lalu ia bangkit dari kursi kebesarannya lalu menghampiri Maxime.
"Mommy tidak mau mengajakku bermain. Dan kata Mommy, Max bisa bermain dengan Daddy Devan." ucapan Maxime membuat Devan terkekeh, untuk apa Flora mengirimkannya kesini hanya untuk mengajak bocah kecil bermain.
"Baiklah Max, ayo kita main." ucap Devan.
"Let's go." timpal Maxime.
Setelah sampai di taman Maxime terlihat bahagia, untung saja taman itu dekat dengan kantor jadi Devan bisa menghandel semua pekerjaan. Ponsel Devan tiba-tiba bergetar, panggilan itu berasal dari tangan kanannya."Bagaimana? " tanya Devan.
"Ayahnya nona Eve, Jack warren mengalami penyakit kanker paru-paru dan harus segera dioperasi tetapi memerlukan biaya yang sangat besar."
"Berapa jumlahnya? "
"480 juta itu sudah termaksud keseluruhan biaya."
"Baik. Terimakasih atas infonya. Teruslah awasi dia."
"Ya baik tuan." dan panggilan pun terputus.
"Jadi ini yang berusaha kau tutupi? Lihat aku bisa mengetahuinya dalam waktu yang cepat. Dan kita lihat apakah kau bisa mencari uang sebanyak itu kalau tanpa bantuanku? " ucapnya sambil tersenyum licik khas predator yang berhasil menangkap mangsanya.
***
Pagi harinya Eve sudah mulai masuk kerja. Mengingat ia harus mencari uang demi kesembuhan sang Ayah. Dia duduk dikursinya dan mengeluarkan berkas-berkas yang sudah ia susun rapi semalam.
Farah datang dan duduk berhadapan dengan Eve. “Eve…” panggil Farah dengan nada bersemangat.
"Ada apa? " tanya Eve heran karena Farah hanya menunjukan wajah senangnya.
"Kau tahu tidak? pemimpin perusahaan yang baru. Pak Devan dia merenovasi kantor ini. Dan kita semua akan dipindah kerjakan Otomatis kita akan bekerja diperusahaan besar miliknya." Ucapnya.
"Apa tujuan nya?" tanya Eve.
"Aku tidak tahu. Duh... Betapa kaya raya nya Pak Devan itu. Dan ngomong-ngomong dia juga masih lajang. " ucapnya masih terus tersenyum.
"Ya sudah, kalau tidak ada apa-apa lagi. Kau boleh pergi sementara aku harus menyelesaikan berkas-berkas ini."
"Kenapa kau terlihat tidak senang?"
“Aku senang. Hanya saja aku harus mengurusi berkas ini dulu.”
“Baiklah Eve, selamat bekerja” ucap Farah lalu ia bangun dari kursi dan melangkah keluar dari ruangan Eve,
***
Hari sudah semakin sore. Para staff pun sudah merapihkan barangnya dan kembali kerumah masing-masing.
Eve sedang merapihkan barang-barangnya. Sungguh hari ini hari yang sangat melelahkan baginya. Tadi pagi ia harus merevisi pekerjaannya lalu siangnya berlanjut untuk mengirimkan dokumen dan sorenya ia mendapat tugas baru lagi.
Setelah semuanya beres, Eve melangkahkan kakinya keluar ruangan tetapi ia berhadapan langsung dengan mata hitam pekat milik Devan. Lelaki itu jauh lebih tinggi darinya dengan rahang yang kokoh, rambunya yang sedikit coklat, dan jika dilihat Devan bukan orang asli Indonesia melainkan Spanyol.
Devan langsung menarik lengan tangan Eve untuk masuk kembali keruangan itu.
"Hey.. Lepaskan" ucap Eve dengan nada sedikit tinggi.
"Ada apa? Aku ingin pulang." lanjutnya.
Devan melepaskan tangan Eve lalu membuka suara."Aku tahu apa masalah yang kau hadapi. Kau bisa mencari uang sebanyak itu dengan waktu yang singkat itu tanda nya kau hebat." ucapnya sambil melihat-lihat ruangan Eve.
Eve menyernyit, apa maksud perkataan nya? "Apa maksudmu?" tanya Eve.
"Ayahmu sedang terbaring lemah dirumah sakit, dan butuh biaya besar untuk segera di operasi dan aku tidak menjamin ayah mu akan hidup.” Ucapan Devan bagai menusuk ke dalam gadis yang sedang dilanda masalah itu. Nyatanya Eve hanya diam, ia enggan untuk menanggapi perkataan Devan.
“Jika kau mau, aku akan meminjamkan mu-”
Pertakaan Devan terpotong langsung oleh Eve. "Tidak. Aku tidak akan menerima bantuan darimu" ucapnya.
Lagi pula kenapa Devan bisa tahu akan hal ini?
"Kau pria yang hanya memanfaatkan wanita yang tidak berdaya dan kau sangat sombong. " lanjutnya.
"Tahu apa kau tentang aku? Baiklah suatu saat nanti kau pasti akan menerima bantuan ku." ucapnya lalu melangkah pergi dari ruangan tersebut.
Eve masih terpaku akan kata-kata Devan. Devan sudah mengetahui kalau Ayahnya sedang sakit dan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk operasinya. Dan pria itu bersedia untuk membantunya. Tetapi tidak gratis. Yaa... sepertinya.
Tbc
Jangan lupa Vote, Koment, dan Share ke teman-teman kalian ya...
Follow juga IG aku : @yolan_dta
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Billionaire [TERBIT]
RomanceEve warren, kehidupannya berubah setelah ia mewawancarai seorang miliyarder kaya. Setelah pertemuan itu, Devan alexander bersumpah pada dirinya sendiri akan memiliki Eve seutuhnya. Perasaan akan memilikinya tinggi. Apapun Devan akan lakukan de...