Maaf typo bertebaran
Vote dulu sebelum baca
Happy reading :)
Kepala pelayan dimansion itu tampak tergesa-gesa menuju ruang tuannya, ia harus bisa mencari seribu alasan untuk melindungi dirinya.
Dibukanya dua daun pintu berwarna coklat, ia melihat tuannya yang sedang duduk dikursi kebesarannya sambil menatap lembaran-lembaran kertas diatas meja.
Tuannya seketika melayangkan tatapan ke arah kepala pelayan itu. "Ada apa Eliza?" tanya Fran kepada Eliza, kepala pelayan yang usianya sudah sekitar 50 tahunan.
"Hm.... Ma-maaf tuan. Nyonya Angeline... dia..." ucapnya gemetar seolah menahan ketakutan yang amat dalam.
"Bicara yang jelas!"
"Nyonya Angeline dia.. Dia.. Tidak mau memakan makanannya tuan." ucap Eliza sambil menunduk.
"Kenapa tidak mau? Kau tidak memaksanya? Paksa saja." ucap Fran lalu ia bangun dari duduknya dan menghampiri Eliza yang berdiri di tengah-tengah ruangan.
"Sudah saya paksa tuan, tapi nyonya tetap ngotot untuk tidak mau makan."
"Payah sekali." umpat Fran."Eliza kau pergilah nanti biar aku yang mengatasinya." lanjutnya.
"Baik tuan." ucap Eliza seketika ia pergi meninggalkan ruangan Fran dengan perasaan lega yang amat dalam.
Fran menghubungi seseorang dengan ponselnya. Kali ini ia benar-benar harus membutuhkan sesuatu agar wanitanya mau memakan makanannya.
***
Fran berjalan di lorong yang menuju kamar Eve sambil membawa satu kotak besar yang berisikan coklat. Dulu, sejak Angeline tidak mau makan ia membawakan coklat ini, coklat yang diperoleh dari tanaman yang berharga dan langka dan rasanya pun sangat nikmat. Ia terus berjalan sambil bersiul ria.
Tak lama kemudian ia sampai di depan dua daun pintu yang ditunggui oleh dua penjaga. Fran menginstrupsikan lewat matanya dan seketika pintu itu terbuka.
Fran berhasil masuk kekamar yang ditinggali Eve, ia melihat wanita itu sedang berdiri didekat jendela yang mengarahkan pada taman serta danau yang indah tanpa ekspresi.
"Angeline makanlah... Sejak kau sadar kau belum makan."
"Sudah ku bilang aku bukan Angeline aku Eve. Dan tolong lepaskan aku, aku ingin bersama suamiku." ucap Eve yang sudah membalikkan tubuh hingga menatap Fran.
"Otak mu terbentur apa? Kita adalah sepasang kekasih, dan sebentar lagi kita akan melangsungkan pernikahan. Dan aku mohon padamu, sekarang makanlah..."
"Tidak. Aku tidak mau sebelum kau melepaskan ku."
"Merajuk eh?" tanya Fran lalu melangkahkan kakinya kearah Eve, seketika Eve dibuat takut ia tahu tatapan ini, tatapan yang sangat menyeramkan.
Eve mundur seketika tapi punggungnya sudah terbentur oleh kaca jendela besar dan Fran terus melangkah.
Fran menundukkan wajahnya hingga menatap Eve karena Fran jauh lebih tinggi dari pada Eve. Hembusan nafas Fran menyentuh kulit wajah Eve.
"Ka-kau mau apa?" tanya Eve dengan nada gemetar.
"Menurut mu?"
Fran menarik lengan tangan Eve lalu menjatuhkan wanita itu diatas ranjang seketika Eve meringis, ia merasakan sakit dibagian perutnya.
"Sekarang kau makanlah. Aku tidak akan melakukan apapun asal kau mau menuruti perintah ku. Dan satu lagi, ini untukmu." ucap Fran lalu meletakan kotak yang berisikan coklat keatas ranjang.
Eve memegangi perutnya yang terasa sakit dan meringis. "Aw... Perut ku.."
Sadar akan rintihan Eve, Fran mendekatkan dirinya hingga berhadapan dengan Eve. "Kau kenapa? "
"Sakit sekali..." rintihnya.
"Sebaiknya kau makan. Mungkin kau terkena asam lambung." ucap Fran.
Tak beberapa lama kemudian akhirnya Eve sudah tidak merasakan sakit di perutnya. Kali ini ia harus menenggelamkan egonya demi bayi yang dikandungnya. Bayinya butuh nutrisi, kalau bukan dari ibunya lalu dari mana lagi? Eve memakan sangat lahap makanan itu, ya walaupun sebenarnya ia tidak tahu ini makanan jenis apa tapi ini sangat enak.
Ia merasa salah tingkah, bagaimana tidak kalau pria yang bernama Fran ini dari awal sampai ia selesai makan pun terus saja memperhatikannya.
"Sudah selesai?" tanya Fran dan Eve hanya mengangguk.
"Kau belum mencoba ini, ini adalah coklat kesukaan mu sejak dulu." ucapnya.
"Tidak, aku alergi coklat." tolak Eve, sejujurnya ia sangat menyukai coklat sedari tadi coklat itu merasuki dirinya meminta untuk dimakan.
"Sejak kapan? Bahkan dulu kau sering sekali meminta padaku."
"Dulu? Aku bukan wanita yang kau maksud dan aku tidak tahu siapa dirimu dan-" ucapan Eve terhenti karena Fran menjulurkan jari telunjuknya kedepan bibir Eve.
"Stop, otak mu sudah rusak. Bahkan kau tak mengingat aku. Kau sembunyikan dimana Nicholas?"
Dan benar saja, ternyata apa yang dipikirkan Eve selama ini benar, yang dimaksud Fran adalah Angeline, masa lalu Devan dan sekarang bahkan Fran saja menganggapnya sebagai Angeline.
Ada ketakutan mendengar cerita Devan dulu, bahwa Angeline bersama seorang mafia dia dijual untuk menebus hutang-hutang pamannya.
Eve ingin sekali mengungkapkan bahwa wanita yang dicari Fran sekarang sedang bersama suaminya. Mengingat kejadian itu membuat perasaanya kawatir.
Kenapa Devan tidak mencarinya? Apa mungkin Devan dan Angeline membina keluarga dengan adanya anak diantara mereka sekarang?
"Aku.. Ingin menyampaikan sesuatu... " ucapanya mengatung, seketika ia mengingat. Mafia terkenal sangat iblis, kejam, dan berhati busuk. Ia tidak ingin Angeline tertangkap bersamanya lagi. Tidak, ia tidak boleh egois, ia harus memikirkan nasib orang lain.
"Apa yang ingin kau ucapkan?"
"Hm... Bisakah kau membawa dokter pribadi untuk ku dan untuk memeriksakan kandunganku?" dan hanya ini yang ia bisa ucapkan.
Fran mengernyitkan keningnya. "Ka-kau hamil?"
Tbc
Vote and Comment.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Billionaire [TERBIT]
RomanceEve warren, kehidupannya berubah setelah ia mewawancarai seorang miliyarder kaya. Setelah pertemuan itu, Devan alexander bersumpah pada dirinya sendiri akan memiliki Eve seutuhnya. Perasaan akan memilikinya tinggi. Apapun Devan akan lakukan de...