Suasana dikantor sangatlah ramai. Banyak karyawan wanita sedang bergosip disana padahal ini masih jam kerja. Apa mereka akan memakan gaji buta?
Eve melangkahkan kakinya keluar dari lift dengan beberapa berkas yang ada ditangannya. Sepertinya ia harus lembur lagi malam ini. Dan semoga saja tidak terjadi pemadaman listrik.
Didalam hatinya masih tersimpan kejadin tadi pagi. Ia membuka pintu rumah dan sedetik kemudian Erland sudah berdiri dihadapan nya.
Erland bersedia mengantarnya bekerja. Dan Eve sangat senang apalagi ada kecupan - kecupan manis di dahinya. Ia terus melangkah dan tanpa sadar wajahnya tersenyum - senyum.
Sampai diruangan nya, ia kemudian membuka berkas berkas itu dan mulai membacanya dengan teliti.
Tampak Farah datang dan membawa satu majalah ditangannya dan ia duduk di kursi yang berhadapan dengan Eve. "Eve kau tahu tidak. "
"Tidak." ucap Eve masih terfokus kepada berkas - berkas itu. Farah dijuluki dengan tukang bergosip. Eve sudah tahu kalau Farah menemuinya pasti ia ingin bergosip.
"Dengarkan aku dulu. Devan alexander sang miliyarder tampak membawa seorang wanita diacara pesta topeng." ucapan Farah membuat mata Eve yang tadinya terfokus kepada berkas sekarang malah menatap Farah dengan tatapan yang tidak bisa dibaca.
"Kau lihat ini." ucap Farah dan memberikan majalah yang berisi gambar Devan dan dirinya sedang berdansa. Apakah Farah menyadari kalau digambar ini adalah dirinya?
"Siapa ya wanita misterius itu. Duh.. Betapa beruntungnya dia. Sayangnya kami semua tidak bisa melihat wajahnya karena tertutup topeng. Dan bahkan wanita itu berdansa dengan Pak Devan sangat agresif." ucap Farah.
"APA? " tanya Eve dengan sedikit teriak. Apakah mungkin yang dikatakan Farah benar?. Sungguh ia tidak mengingat sama sekali karena minuman sialan itu.
"Kau bisa lihatnya di youtube "
Langsung saja Eve membuka video itu lewat laptopnya. Dan betapa terkejutnya dia setelah melihat video itu. Apa mungkin itu dirinya? Kalau memang iya maka ia akan merasa jijik dengan dirinya.
Lihat saja betapa agresifnya dirinya dan bahkan tangan nya sampai dikalungkan ke leher Devan. Devan pun merenggut pinggangnya. Hanya karena minuman yang belum pernah ia minum sampai - sampai membuat nya seperti itu. Lain kali ia tidak akan meminum nya lagi. Sudah saat pesta itu saja.
Untung saja itu adalah pesta topeng, kalau bukan bisa bisa ia malu akan seluruh orang dinegara ini. Mengingat siapa sih yang tidak mengenal Devan Alexander.
"Eve... Wanita bertopeng itu sangat beruntung kan? " tanya Farah.
Dia tidak beruntung sama sekali. Devan menyuruhnya dan akan selalu seperti itu karena dia, Ayahnya bisa menjalani operasi. Well.. Sepertinya kali ini Eve akan berbohong kepada Farah.
"Umm.. Ya.. Dia sangat.. Sangat beruntung." ucapnya dengan terbata.
"Andai wanita itu adalah aku." ucap Farah berandai - andai.
Ya... Andai wanita itu adalah kau dan bukan aku.
'''
Devan tampak suram, pikiran nya saat ini tidak berada di ruang rapat ini. Ia terus memikirkan Eve yang bersama pria. Bahkan tadi pagi ia tahu kalau Eve diantar oleh pria itu lagi.
Eve dan pria itu harus segera dipisahkan. Eve pun masih membenci Devan karena soal mobil kemarin.
Dan munculan sebuah ide dikepalanya, walaupun cukup berbahaya dengan mengorbankan dirinya. Akan dia lakukan apapun untuk mendapatkan Eve. Dan dengan cara ini mungkin Eve bisa memaafkan soal kemarin serta bertekuk lutut padanya.
"Rapat kita cukupkan. Saya permisi. " ucap Devan. Ia memilih menutup rapatnya dari pada pikiran nya masih suram. Ia meninggalkan ruangan rapat kemudian menuju ruangannya.
Satu panggilan berhasil memecah tatapan kosongnya.
"Hallo.. " ucapnya.
"Devan... Kenapa kau sekarang tidak berkunjung lagi ke apartemenku. Apa karena wanita itu?" ucap wanita disebrang sana.
Devan tampak geram. Bisa bisanya wanita itu menyebut Eve dengan mulut kotornya.
"Maaf sepertinya aku saat ini sedang sibuk Victoria." ucap Devan. Ya dia memang sedang sibuk mempersiapkan rencananya.
"Okay baiklah. Kapan kau mau juga aku sudah siap."
Devan langsung memutuskan panggilan telpon tersebut karena geram.
'''
Eve menatap kembali layar yang sedang menyala dihadapan nya. Ia sangat bersyukur majalah-majalah itu tidak terpampang wajahnya.
Tampak suara pintu ruangan kerjanya dibuka dengan keras. Eve terhentak kaget diatas kursinya. Dan seketika ia melihat seorang anak kecil dengan pakaian tuksedo hitamnya.
Kenapa ada anak kecil disini, apa mungkin anak ini nyasar atau anak dari salah satu karyawan disini. Anak kecil itu masuk mendekati Eve. "Aku sedang mencari daddy ku," ucap anak tersebut.
"Daddy mu? Sepertinya kau tersesat. Ayo biar aku antar kau untuk mencari dady mu. " Sungguh anak itu sangat tampan memiliki mata biru dengan alis tebal dan rambutnya sedikit coklat. Sepertinya dia bukan asli orang Indonesia.
Eve menghampiri bocah itu lalu berjongkok dihadapan nya. "Ayo manis kita cari daddy kamu."
"I not sugar. Perkenalkan namaku Maxime, kau bisa panggil aku Max. Kau sendiri? " ucapnya sambil mengulurkan tangan kecilnya kearah Eve.
"Umm.. Namaku Eve." jawab Eve.
"Eve.. Nama yang cantik. Secantik orangnya. " ucap Max.
Eve terkekeh geli ditempatnya. Anak sekecil ini saja bisa merayu. "Dan Max adalah nama yang keren. " balas Eve tak hentinya tersenyum.
"Ayo kita cari daddy ku. Aku ingin bermain dengan nya dan dengan kau juga." ucap Max lalu mereka keluar dari ruangan itu. Tampak Max menggenggam tangan Eve dan berjalan disampingnya.
Tbc
Jangan lupa Vote, Koment, dan Share ke teman-teman kalian ya...
Follow juga IG aku : @yolan_dta
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Billionaire [TERBIT]
RomanceEve warren, kehidupannya berubah setelah ia mewawancarai seorang miliyarder kaya. Setelah pertemuan itu, Devan alexander bersumpah pada dirinya sendiri akan memiliki Eve seutuhnya. Perasaan akan memilikinya tinggi. Apapun Devan akan lakukan de...