Happy Reading
Devan diam sejenak, apa yang dibicarakan Eve, jelas ia mencintainya. "Jelas aku mencintai mu Eve."
"Tidak, kau tidak mencintai ku, kau hanya mencintai wanita itu."
Devan memandangi wajah Eve dengan raut wajah sangat serius. "Siapa yang kau maksud, wanita mana?"
"Angelina"
Setelah nama Angelina berhasil keluar dari mulut Eve, Devan hanya diam. "Apa benar?" Tanya Eve, matanya sudah keluar cairan bening yang sudah tidak mampu ia tahan lagi.
"Kau mencintai Angelina dan bukan aku." Ucap Eve lalu ia melangkahkan kakinya keluar dari kamar mereka dengan perasaan yang amat tersakiti tanpa dilarang oleh Devan.
Devan hanyak diam seolah saat ini ia menjadi pria yang tiba-tiba bisu.
Keesokkan paginya, Eve terbangun di kamar tamu ia semalam memilih untuk beristirahat di kamar tamu, ia sungguh merasakan kekecewaan yang amat dalam, ia kira Devan suaminya itu mencintainya dan tempat terakhirnya berlabuh ternyata tidak Devan hanya menganggap dirinya sebagai Angelina yang Eve tidak tahu siapa itu.
Keputusan Eve sudah bulat, ia ingin pergi dari rumah ini, sudah cukup hatinya tersakiti.
Eve memasukkan pakaian-pakaian seadanya ke dalam koper, ia hanya membawa sedikit dari yang ia punya. Ia berharap semoga saja Devan tidak mencarinya dan melupakannya.
Ia menyeret kopernya, ia berencana untuk pindah ke luar kota. Mungkin ini adalah ide bagus, ia memilih daerah yang sangat terpencil agar Devan tidak bisa menemukannya.
Ia menempatkan bokongnya disebuah bangku taman yang terletak tak jauh dari bandara sambil menikmati roti yang sempat ia beli lagi pula penerbangannya masih beberapa menit lagi. Namun beberapa orang tampak mendekatinya dan menyeretnya, Eve melakukan perlawanan, namun orang-orang itu sudah siap dengan obat bius yang berada dalam sapu tangan. Kemudian membekap mulut Eve, tak lama Eve merasakan dirinya sudah tidak mampu lagi untuk tersadar.
***
Devan pulang larut malam ia membawa bunga kesukaan Eve, niatnya malam ini ia akan menceritakan semuanya kepada Eve, serta ia ingin meminta maaf kepada isterinya, karena dirinya Eve menangis dan mungkin perasaanya sangat tersakiti. Ia akan menceritakan malam ini dan semoga saja Eve menerimanya kembali.
Devan memasuki rumah dan kemudian ia mencari sosok Eve yang tidak terlihat di seluruh ruangan. "Ema apa kau melihat Eve?" Tanya Devan kepada Ema yang sedang memasak makanan di dapur.
"Nyonya sepertinya ada di kamar tuan."
"Semua ruangan di rumah ini sudah ku periksa tetapi tidak ada."
"Sa-saya tidak tahu tuan." Ucap Ema dengan gemetar dan ia menundukkan kepalanya merasa takut.
"Kenapa kalian tidak memperhatikkannya, kalian sangat teledor." Ucap Devan dengan rasa kekesalannya ia meninggalkan dapur dan membuat para pelayannya bergendik ketakutan.
Devan mengambil ponsel dari sakunya dan mulai menghubungi seseorang "Tolong kau cari Eve, dan bawa dia kesini." Ucapnya dan ia segera menutup telepon itu.
Devan berfikir, apakah Eve pergi dari rumah ini karena kejadian semalam padahal mala mini ia berniat untuk menceritakan tentang kebenaran yang sebenarnya.
Angelina memang sudah tiada, tapi Devan masih menyimpan hatinya untuk Angelina, cinta pertamanya.
***
Gelap
Semuanya gelap
Eve tidak bisa melihat apapun di tepat ini, padahal ia mendengar suara kicauan burung-burung. Ia menggerakan tangannya tetapi seperti sebuah tali menguncinya. Ia mendengar deret langkah kaki seseorang, kemudian seseorang itu menarik tali dengan satu tarikan yang membuat semua jendela terbuka dan menampakan indahnya pemandagan pagi hari.
Mata Eve langsung tertutup akibat silaunya matahari diluar sana, dan ia baru tahu sekarang bahwa tangannya sudah terikat oleh seutas tali.
Sebenarnya apa yang terjadi kepada dirinya?
Eve mengamati orang tersebut yang saat ini sedang berdiri membelakanginya. Beribu-ribu pertanyaan pun mengisi otaknya dan kemudian dia akan menumpahkan segalanya kepada orang itu.
"Kau siapa?"
"Dimana aku?"
"Apa yang terjadi?"
Tanya Eve, lama tidak mendapat jawaban, ia kemudian menarik tangannya dan siapa tahu bisa terlepas dari tali itu. Suara gaduh pun terdengar oleh pria itu, dan pria itu pun membalikan tubuhnya dan tatapanya langsung bertemu dengan Eve. "Erland..." gumam Eve.
Ya.. Pria itu adalah Erland, mantan kekasihnya dulu.
"Apa yang terjadi?"
"Eve... Maafkan aku, tapi aku tahu semua apa masalahmu." ucap Erland.
"Sudah ku bilang Devan pria yang tidak baik untuk mu."
"Apa hubungannya dengan mu dan kau seharusnya tidak menculik dan membawaku kesini." Ucap Eve kesal.
"Aku sangat mencintaimu Eve... " ucap Erland.
"Lepaskan aku!"
"Tidak, kau hanya milikku dan kau tidak boleh pergi dariku lagi Eve." ucap Erland sambil mendekati Eve dan ikut naik ke atas ranjang.
"Mau apa kau? Lepaskan aku, kau pria berengsek!" umpat Eve kesal.
"Baiklah, kau boleh bilang kalau aku berengsek tapi sekarang kau harus sarapan dulu. Aku sudah membawakan sarapan untukmu." ucap Erland. Pantas sejak tadi ia mencium bau masakan yang sangat mengunggah seleranya.
"Tidak! Lepaskan aku."
"Jangan sampai aku berbuat yang tidak-tidak kepada mu. " tawar Erland.
Sepertinya Eve harus mengalah. "Lepaskan tanganku!"
"Tidak. Akan aku suapkan, kau cukup duduk tenang."
Eve bagun dari tidurnya untuk makan dan kemudian Erland memasukkan makanan ke dalam mulut Eve. Erland sengaja mengikat Eve supaya ia tidak pergi diam-diam dari rumah ini disaat ia tidak ada.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Billionaire [TERBIT]
RomanceEve warren, kehidupannya berubah setelah ia mewawancarai seorang miliyarder kaya. Setelah pertemuan itu, Devan alexander bersumpah pada dirinya sendiri akan memiliki Eve seutuhnya. Perasaan akan memilikinya tinggi. Apapun Devan akan lakukan de...