SEBELAS

43.3K 1.7K 8
                                    

Gadis itu termenung didekat balkon. Sungguh ia sangat bosan. Sebenarnya ia ingin segera pulang, tetapi Devan menyuruhunya pulang setelah Devan selesai bekerja.

Dan disinilah dia, berdiri didekat balkon dan melihat - melihat pemandangan indah.

"Rupanya tempat itu menjadi tempat favorite mu." ucap pria yang sangat ia kenal. Dan Eve membalik kan tubuhnya. Devan berdiri disana dengan dua kancing kemeja teratas terbuka.

Ini bagus untuknya, karena Devan sudah pulang kerja maka ia juga harus pulang kerumah nya dan menemui Ayahnya dirumah sakit.

"Aku ingin pulang."

Devan tampak mengela nafas panjang. "Huh... Baiklah biar kuantar."

"Tidak. Aku ingin pulang sendiri saja."

"Kau mau pulang atau tetap berada disini? " tawar Devan sambil mengangkat alisnya.

"Okay baiklah." ucap Eve tanda menyerah.

Didalam perjalanan Devan tak berhenti - berhentinya membuka mulut. Ia mengoceh tentang kejadian semalam, tetapi Eve tidak menanggapi nya sama sekali. Ia lebih baik diam.

Setelah sampai didepan rumah Eve. Devan tampak memberikan sebuah kunci mobil miliknya kepada Eve. 

Eve menyernyit, apa maksudnya?
"Aku baru saja membeli mobil ini. Dan mobil ini milikmu." ucapnya.

Tidak semua ini tidak benar. Ia bukan wanita penjilat harta. Dan dengan mudahnya Devan memberikan sebuah mobil mewah. "Tidak. Aku tidak perlu mobilmu ini. Aku sudah punya."

"Aku sudah menyuruh orang suruhan ku untuk membuang mobilmu kedalam laut. Dan kau sekarang tidak mempunyai kendaran lagi." ucapnya santai. Mendengar ucapan Devan, Eve mendengus kesal dan sedetik kemudian ada kilatan kemarahan dibalik wajahnya.

"Kenapa kau lakukan itu? Itu adalah pemberian Ayahku sebagai hadiah ulang tahun ku. Kau sungguh jahat." ucapnya lalu cairan kristal bening itu keluar dari matanya.

Devan tampak merasa bersalah harusnya ia mencari tahu dulu asal usul mobil itu. Dan sebenarnya mobil itu tidak benar - benar ia buang ke laut.

"Hmm.. Maafkan aku." ucap Devan. Lalu tangisan Eve pecah. Dan Devan bingung harus berbuat apa. 

Devan lalu menarik tangan Eve dan meletakan kunci mobil itu kedalam genggaman Eve. "Sekarang mobil ini milikmu." ucapnya. "Aku pergi dulu." Lalu ia keluar dari mobil itu dan kemudian menghampiri mobil dengan supirnya yang berada tak jauh dari rumah Eve. Yang sudah ia suruh untuk mengikutinya.

Sungguh ia telah membuat wanita miliknya menangis. Apa ia salah mengganti mobil lama Eve dengan mobil baru? Pikiran - pikiran itu terus saja berkecambuk di dalam otaknya sampai mobilnya kemudian berjalan menuju rumah nya.

'"

Saat ini Eve memilih untuk membersihkan dirinya. Mobil kesangannya telah hilang. Padahal mobil itu hadiah pemberian Ayahnya saat usianya menginjak 20 tahun.

Devan adalah pria jahat yang pernah ia kenal.

Tak lama kemudian ia keluar dari kamar mandi dan bersiap untuk menuju rumah sakit.

Ia mendengar suara bel rumahnya berbunyi. Siapa? Apa mungkin bi Marie? Tidak. Bi Marie tidak pernah memencet bel sebelumnya.

Dibukanya pintu itu, tetapi tidak ada siapa - siapa. Mungkin hanya anak kecil yang bermain bel rumahnya, fikirnya.

Ia menutup kembali pintu rumahnya, tetapi suara ketukan pintu terdengar dan kali ini ketukan nya makin kencang.

Langsung ia membuka pintu itu, dan sedetik kemudian ada beberapa rangkai bunga yang disodorkan oleh seseorang pria tepat didepannya.

Ia melihat rangkaian bunga itu. Sangat indah. Lalu ia mengangkat kepala nya dan sedetik kemudian ia bertemu mata indah milik pria itu.

"Hadiah untuk mu tuan putri. "


Tbc

Jangan lupa Vote, Koment,  dan Share ke teman-teman kalian ya... 

Follow juga IG aku : @yolan_dta

My Possessive Billionaire [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang