Jangan lupa vote, sebelum baca
Happy reading :)
Eve berlari kearah kamar mandi yang berada didalam perpustakaan yang luas memiliki arsitektur seperti bangunan-bangunan kuno. Ia membasuh wajahnya yang terasa panas dan menyakitkan.
Setelah selesai, ia kembali berjalan menuju sofa yang ditempatinya tadi, ia mengingat kembali seorang wanita dengan pakaian ketat sedang berdiri didepannya dan menyiramkan sampanye yang dipegangnya. Ingatan itu samar-samar ia ingat karena ia dalam posisi setengah sadar.
Eve menutup buku yang dibacanya lalu diletakannya di rak semula. Ia berjalan keluar dari perpustakaan, kepalanya terasa pening dan tubuhnya terasa lemas. Ia berjalan dilorong dengan langkah pelan dan meraba-raba dinding sebagai tunjangannya untuk berjalan.
Suara sepatu yang terdengar nyaring masuk kedalam telingannya, ia melihat wanita tadi melangkah menuju kearahnya.
"Jalang." ucap Esabel seraya menatap Eve dengan pandangan rendah.
"Siapa?" tanya Eve sambil memegang kepalanya yang berdenyut.
"Kau!" ucap Esabel lalu menarik rambut Eve hingga beberapa helaian lepas dari kulit kepalanya.
"Sakit lepaskan aku." ucap Eve kemudian mendorong Esabel dengan sisa tenaganya hingga wanita itu jatuh terpingkal diatas lantai dingin.
Esabel mengaduh kesakitan. "Kau...? Berani sekali kau melawan ku Angeline. Aku hanya ingin kau yang dulu, sebelum kau hilang. Saat itu kau hanya menerima saja kekerasan dariku, bahkan sampai aku mendorong mu kau sangat tegar." ucapnya seraya bangun dari duduknya.
Plak
Plak
Eve menampar wajah Esabel, hingga wanita itu memiringkan wajahnya. "Anggap saja, itu balasan ku terhadap mu." ucap Eve lalu ia melangkahkan kakinya dengan cepat dan pergi ke kamarnya sebelum Esabel menarik lengannya lalu menamparnya kembali.
Eve meninggalkan Esabel dengan raut wajah yang kesal bercampur dengan kemarahan, ia harus memikirkan rencana lain lagi untuk menyingkirkan Angeline dari sisi Fran.
Eve tidak bisa membayangkan ternyata Angeline begitu tersiksa, mendengar cerita Esabel tadi.
Mungkin ia harus merelakan Angeline bahagia bersama dengan Devan, sudah cukup penderitaan Angeline selama ini sekarang waktunya ia untuk bahagia.
***
Eve duduk di sisi ranjang, sambil menatap wajahnya dengan cermin kecil, wajahnya merah akibat minuman beralkohol itu, dan masih menyisakan rasa panas.
Ia melihat pintu yang terbuka dan seorang pria masuk dengan langkah tergesa siapa lagi kalau bukan Frans, pria yang menahannya dan menganggapnya adalah Angeline.
"Angeline... Apa yang terjadi? Esabel melukaimu?"
Eve hanya diam, ia meletakan cermin di atas nakasnya dan kakinya naik keatas ranjang lalu menarik selimut untuk menutupi kakinya.
"Aku tidak sedang berbicara pada dinding." ungkap Frans lalu menepatkan bokongnya disisi ranjang.
"Apa peduli mu? Aku bukan Angeline yang harus kau pedulikan." ucap Eve lalu membalikan tubuhnya kearah samping, enggan menatap Fran yang begitu mengintimidasi.
"Kau merajuk lagi hah?" ucap Fran, dengan tanpa aba-aba ia membaringkan tubuhnya hingga bersebelahan dengan Eve.
Eve tersentak kaget saat tangan kekar itu memegang perutnya. "Mau apa kau?" ucap Eve lalu bangun dari tidurnya.
"Diam." Fran kemudian menarik tengkuk Eve dengan satu tangan dan mendekatkan bibirnya pada bibir Eve. Awalnya hanya kecupan singkat tetapi berubah menjadi lumatan-lumatan yang dilakukan Fran, anehnya Eve hanya pasrah ia melupakan pria yang saat ini menciumnya.
Fran kemudian meraba dada Eve yang terbungkus piyama sutra dan membuat wanita itu mendengus geli, lalu turun keperutnya. "Perut mu bunci, kau harus melakukan diet. " ucapnya setelah melepaskan ciumannya.
Eve tersadar, ia menjauhakan dirinya dari Fran dan mendorong dada Fran. "Aku lelah.. Aku ingin tidur." lalu ia menjatuhkan tubuhnya diranjang dan menarik selimutnya.
"Kita tidak melanjutkannya?"
Eve tidak menjawab, ia sudah mengantuk untuk membalas pertanyaan Fran.
"Baiklah. Selamat bermimpi indah." ucap Fran dengan senyuman dibibirnya, ia membaringkan tubuhnya disamping Eve, lalu tangannya menelusuri wajah cantik Eve yang terlihat merah kemudian mengusap rambut panjang Eve dengan lima jari.
"Kau bukan Angeline. Lalu siapa kau sebenarnya?" ucap Fran.
Fran mengambil ponselnya yang berada disaku celannya lalu menghubungi seseorang. "Kau harus mendapatkan biodata lengkap tentang Eve warren di Indonesia. Aku tidak mau tahu, besok aku sudah harus menerimanya kalau tidak, mungkin jarimu akan terpotong satu." kemudian Fran menutup panggilannya lalu ia menatap Eve kembali dan mengecup singkat bibir yang pucat itu.
TBC
Vote and Comment
Eve bakalan dengan siapa ya nantinya...
Devan?
Fran?
Erland?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Billionaire [TERBIT]
RomantizmEve warren, kehidupannya berubah setelah ia mewawancarai seorang miliyarder kaya. Setelah pertemuan itu, Devan alexander bersumpah pada dirinya sendiri akan memiliki Eve seutuhnya. Perasaan akan memilikinya tinggi. Apapun Devan akan lakukan de...