ENAM

49.3K 2.1K 9
                                    

Happy Reading.....

Saat ini Eve sedang berada dirumah sakit. Dokter menjelaskan bahwa Ayahnya harus segera dioperasi. Kalau tidak penyakit nya akan bisa menyebar dalam jangka waktu cepat. Ia harus mencari bantuan.

Ia teringat akan Tiara siapa tahu Tiara bisa membantunya. Dan Tiara bisa membantu, tetapi tetap saja biaya nya masih kurang sangat jauh. 

Dan Erland, pria yang mengisi hatinya. Sejak Erland menjenguk ayahnya tiga hari yang lalu, pria itu menghilang lagi, dan terakhir ia berkabar Erland sedang mengerjakan pekerjaan di luar kota.
Fikiran nya membayangkan kata-kata Devan tadi sore.

Apa harus dia meminta bantuan Devan. Tetapi mengingat sifat Devan yang sulit untuk di tebak dan pria itu pasti menolongnya karena menginginkan sesuatu.

Tidak ia tidak boleh ragu. Ini demi Ayahnya, anggota keluarga satu-satunya yang ia miliki. 

***

Langkah nya terhenti didepan pintu besar itu. Dia sudah mengatakan kepada Lily sekertaris Devan. Dan Lily mengantar dia menuju ruangan Devan. Dan disinilah dia berdiri didepan pintu yang besar. Pintu ruangan Devan.
Ia masih terpaku di depan pintu besar ruangan Devan.

Akhirnya dengan rasa percaya diri dibukanya pintu bercat putih tersebut, lalu ia melangkahkan kakinya masuk keruangan Devan.  Matanya meneliti setiap sudut. Sudah dua kali ia masuk keruangan ini. Pertama saat wawancara itu dan yang kedua ia ingin meminta bantuan Devan.

Dia melihat Devan, lelaki itu sedang duduk dikursi kebesarannya. Pria itu melihat kedatangan Eve lalu bertepuk tangan sekilas.

"Eve warren tidak ku sangka, kau akhirnya sampai ditempat ku juga." pria itu bangun dari kursinya dan menghampiri Eve yang masih terdiam.
 
"Jelaskan maksud kedatangan mu kesini?" tanya Devan sambil mengambi tangan Eve lalu diciumnya punggung tangan itu.

Eve merasa sangat terkejut seolah tindakan Devan sangat risih untuk dilihat.

"Ak- Aku kesini untuk.. Meminjam uang."

"Oh.. Seperti itu. Sudah ku bilang bukan? Kau pasti tidak akan menemukan orang seperti diriku. Pengusaha yang sangat kaya raya.” ucap Devan dengan meninggi-ninggikan dirinya.

  “Mungkin kau sudah terlambat Eve Warren, pinjaman uang ku sudah di tutup.” Lanjut Devan sambil menyilangkan kedua tangannya di dada dan punggungnya bersender pada meja.

"Aku mohon, aku tidak mempunyai siapa-siapa lagi kecuali ayahku. Dan... dan aku bisa melakukan apapun."

Devan membesarkan bola matanya ia terkejut akan perkataan Eve yang bersedia melakukan apa saja."Benarkah? " tanya Devan. Tampak Devan memperhatikan Eve secara intens.

“Ya.” Ucap Eve ragu.

"Baik. Nanti sore akan aku kirim uang itu lewat rekeningmu. Dan kau harus datang nanti malam ke alamat ini. " Devan tampak memberikan kartu nama miliknya.

Tampak Eve ingin membuka suara tetapi Devan langsung menyela. "Kau ikuti saja perintahku. Setelah ini kau boleh pergi" ucapnya sambil tersenyum kea rah Eve.

***

Hari sudah semakin sore. Eve membuka ponselnya, dan benar saja. Sejumlah uang itu telah masuk kedalam rekeningnya. Segera ia mentransfer uang itu ke rekening rumah sakit.

Dan Ayahnya mungkin besok akan menjalani operasinya. Diletakan nya kembali ponselnya diatas nakas dan kembali menyuapi Ayahnya.

"Besok Ayah akan menjalani operasi." ucapnya.

"Apa yang membuat Ayah dioperasi? Ayah hanya sesak dan batuk saja. " ucap Ayahnya. Eve tampak mengela nafas dan kembali menyuapi Ayahnya yang tinggal satu suapan dan memberikan gelas yang berisi air.

"Ayah mempunyai penyakit. Dan penyakit itu yang membuat Ayah harus dioperasi. Ayah harus sembuh. Karena hanya Ayahlah yang Eve punya. " ucapnya lalu sedetik kemudian cairan kristal bening itu keluar dari matanya.

"Maafkan Ayah. Ayah terlalu banyak menyusahkan mu." ucapnya

"Tidak Ayah tidak sama sekali menyusahkan ku."

Lalu sedetik kemudian Jack memeluk putrinya. Mereka menangis atas perasaan masing-masing. Sampai satu suara memanggil Eve. "Non... hari sudah hampir malam. Pasti non butuh istirahat. Biar bibi yang akan menjaga Tuan." ucap Marie.

"Ya.. Baiklah bi, aku akan segera pulang. Terima kasih bi, kalau tidak ada bibi mungkin aku... " ucapannya terpotong.

"Tidak apa-apa non." Ucap Marie.
Dan Eve meninggalkan rumah sakit, ia kembali kerumah untuk mempersiapkan dirinya. Jam tujuh malam nanti ia akan pergi menemui Devan. Entah apa yang ingin diperbuat Devan.



Tbc

Jangan lupa Vote, Koment,  dan Share ke teman-teman kalian ya... 

Follow juga IG aku : @yolan_dta

My Possessive Billionaire [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang