Happy reading :)
Greg hanya memperhatikan Eve yang sedang duduk di sampingnya hanya menatap jalanan yang mulai penuh dengan salju berjatuhan.
"Nona... Maafkan saya, mungkin peritah yang diberikan tuan Fran membuat anda pergi selamanya dari mansion itu."
"Ya.. Aku mengerti. " ucap Eve tanpa membalikan wajahnya dan tidak menghadap lawan bicaranya.
"Dia sangat berbeda." lanjutnya tapi kemudian ia menatap Greg.
"Dia bukan tuan Fran nona, dia telah berganti kepribadian. Mungkin tuan Luis sudah tidak sabar ingin menguasai tubuh tuan Fran. Terakhir saat tuan Luis muncul sekitar dua tahun lalu saat nona Angeline berhasil membawa tuan muda Nicholas pergi tapi akhirnya mereka berhasil ditemukan dan bahkan tuan Luis pada saat itu dia sangat marah sehingga-"
"Sehingga apa?"
"Tuan luis pernah mencoba memperkosa nona Angeline dan memukulnya hingga nona Angeline kehilangan kesadarannya."
"Sebegitu kejam kah? Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kalau aku yang berada diposisi Angeline saat itu."
"Sebaiknya besok nona bersiap, nona akan saya pulangkan ke negara nona. Saya juga takut, kalau nanti tuan Luis bertindak yang tidak-tidak terhadap anda."
Eve menghembuskan nafasnya pelan. "Terima kasih Greg. Bagaimana dengan Fran?"
"Saya tidak tahu nona, jika nanti tuan Fran kembali muncul pasti dia akan mencari anda kembali."
Tidak dirasa, mobil yang ditunpangi mereka akhirnya memasuki perantara mansion yang begitu luas. Eve berjalan bersebrangan dengan Greg masuk kedalam mansion, tapi pandangannya melihat wanita tua yang sedang menggenggam ponselnya hendak menghubungi seseorang.
"Nyonya Rosaline?" tanya Greg dan seketika itu, Rosaline membalikkan tubuhnya hingga menatap Greg dan Eve.
"Bagaimana dengan anak ku, apa dia baik-baik saja?" tanya Rosaline dengan ekspresi wajah yang begitu cemas.
"Anda tidak perlu khawatir nyonya, tuan Fran sudah sadarkan diri."
"Baguslah..." Rosaline beralih menatap Eve ia mengambil tangan Eve. "Kau baik-baik saja kan?"
"I-ya.. Aku baik-baik saja."
"Baguslah, sekarang kau makan, pelayan sudah menyiapkannya untuk mu. Aku akan pergi untuk melihat kondisi anak ku. Greg tolong kau jaga dia."
Greg menundukan kepalanya seraya mengucapkan "Baik nyonya."
Rossaline telah pergi, Eve lebih memilih untuk kembali ke kamarnya menyiapkan untuk besok ia akan kembali kepada Devan. Mungkin ia hanya membawa satu setelan pakaian, karena ia sadar Luis tidak akan pernah mengizinkan ia membawa pakaian ataupun perhiasan yang diberikan oleh Fran kepadanya.
Setelah selesai, ia kembali ke ruang makan, perutnya berbunyi meminta untuk diisi, lagi pula ia harus memberi gizi pada calon anaknya.
***
"Bagaimana kondisinya dok?"
"Pak, mungkin ini terlalu berat bagi anda. Keadaan nyonya Angeline sudah parah, jika dilakukan operasi itu percuma saja. Pihak rumah sakit sudah tidak bisa lagi membantu, kankernya sudah masuk ke stadium akhir. Kita berserah diri pada Tuhan saja."
Devan mengeraskan rahangnya "Jadi, kau menyuruh ku untuk sabar dan berserah?"
Dokter itu langsung menundukkn kepalanya takut akan tatapan Devan yang begitu mematikan. "Maafkan saya pak."
"Arghh..." teriak Devan lalu memukul dinding yang berada disampingnya dengan tangan terkepal.
Setelah mengobrol dengan dokter tersebut, Devan kembali ke kamar inap Angeline. Ia melihat Angeline tertidur pulas dengan wajah yang pucat serta berbagai alat penunjang kehidupan yang dipasangkan di tubuhnya.
"Maafkan aku." ucap Devan lalu mengambil satu tangan Angeline dan mengecupnya pelan.
"Maafkan aku, aku telah membuat hidup mu susah. Aku hanyalah seorang pria brengsek. Bahkan aku melibatkan Eve dalam permainan ku, dan dia menghilang karena ku juga."
Angeline menggerakan jari tangannya dengan gerakan kecil hanya merespon perkataan Devan, tak lama kemudian ia akhirnya membuka kedua matanya dengan perlahan. "Devan..." panggilnya setelah melihat Devan sedang menundukkan kepalanya di depannya."Angeline kau sudah sadar? Kau perlu sesuatu?"
"A-ir."
"Tunggu sebentar." Ucap Devan lalu ia memberikan segelas air dan membantu Angeline untuk duduk.
"Ada yang mau aku bicarakan." ucao Angeline setelah menghabiskan airnya.
"Katakanlah."
Angeline menghela nafas panjang lalu diam sejenak sambil menatap ke arah jendela. "Aku... Ingin... Pernikahan ki-ta dipercepat. Kau tahu bukan bagaimana kondisi ku."
"Aku ingin menikahi mu setelah aku berhasil membawa Eve pulang dan mengatakannya padanya."
"Oh... Baiklah setidaknya aku bisa merasakan bagaimana berada di atas altar bersama mu. Dan menjadi keluarga kecil bersama dengan Nicholas. Aku tidak akan memaksa."
Devan menelan salivanya dengan susah payah, disinilah ia harus berlaku adil dan mempertanggung jawabkan ulahnya. Ia tahu, akan tidak baik jika ia menikahi Angeline tanpa sepengetahuan Eve. Ia jadi merasa seperti anak remaja yang mempunyai otak labil.
***
"Kau sudah siap?" tanya Devan. Ia kini sudah bersiap dengan tuksedo hitam dan dasi kupu kupu merah yang berada di lehernya. Di depannya adalah seorang wanita dengan gaun berbahan sutra berwarna putih dengan polesan riasan yang sangat sederhana.
Angeline hanya menganggukkan kepalanya pelan lalu menatap Devan yang mengisyaratkan kepada dua orang sebagai dewan pernikahan dan Efra sebagai saksi dari pernikahan mereka.
"Baiklah, aku akan membacakan janji pernikahan. Tapi apakah dua calon bersedia untuk melakukan pernikahan ini?"
Devan tampak menatap Angeline yang sedang duduk di ranjang ruang perawatan, Angeline tampak memejamkan matanya beberapa detik.
"Kami bersedia." ucap Devan
Tak lama kemudian, terucaplah sebuah janji pernikahan diantara mereka. Janji yang sudah menjadi tanggung jawab antara keduannya untuk saling bersama, hidup dan mati bersama.
TBC
Maaf ya aku kayaknya telat bgt deh, aku sibuk bgt bener deh.. Baru bisa UP sekarang... Sekali lagi mohon maaf ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Billionaire [TERBIT]
RomanceEve warren, kehidupannya berubah setelah ia mewawancarai seorang miliyarder kaya. Setelah pertemuan itu, Devan alexander bersumpah pada dirinya sendiri akan memiliki Eve seutuhnya. Perasaan akan memilikinya tinggi. Apapun Devan akan lakukan de...