EMPAT PULUH TIGA

19.2K 765 59
                                    

Maaf typo bertebaran

Vote dulu sebelum baca :) 

Happy reading :)

Sudah berjalan hampir dua minggu Eve hilang dan tandanya sudah berjalan dua minggu pula Devan fan orang kepercayaannya telah mencarinya.

Dan sehari yang lalu Devan memutuskan untuk pulang ke Indonesia bersama dengan Angeline dan Nicholas, ia harus memastikan bahwa Angeline untuk menjalani kemotherapi, ia memutuskan agar Angeline menerima pengobatan di Indonesia saja walaupun mungkin berbagai alat di Prancis lebih maju. Tidak lain, disini Angeline bisa dekat dengan keluarganya.

Devan menatap kosong lukisan yang berisi gambar seseorang sedang tersenyum. Tidak ada kemajuan dari orang-orang suruhannya akibatnya Edo, sang tangan kanannya selalu menerima caciannya.

Tampak seorang wanita turun dari tangga menghampiri Devan wanita itu mengikuti arah pandang Devan.

"Kau ternyata masih memajang foto ku." gumam Angeline.

Devan yang semula menatap lukisan itu, kini beralih menatap wanita yang berada disampingnya. "Itu bukan kau, tapi dia Eve istriku."

Angeline hanya menelan ludahnya dengan susah dan ia melupakan tentang ia dan Eve mirip.

"Ada kemajuan dari pencarian itu?" tanya Angeline.

"Belum. Kau sudah makan?" Angeline hanya menggelengkan kepalanya.

"Kenapa belum?"

"Aku habis menidurkan Nicholas dan setelah ini aku akan pergi ke dapur tapi aku melihat mu. Kau terlihat murung."

Sudah tidak ada lagi ekspresi bahagia atau tertawa, semakin hari Devan semakin khwatir ia tidak bisa membayangkan jika terjadi apa-apa pada Eve, jika saja Eve hilang di Indonesia mungkin sekarang Devan sudah memeluknya tapi Eve hilang di Paris, sangat jauh dari jangkauan Devan.

"Aku baik-baik saja. Makanlah..." ucap Devan lalu meninggalkan Angeline sendiri.

Setelah sampai dikamarnya, ia menatap rindu pada kamar ini ups tepatnya orang yang selalu tidur bersamanya, ia membayangkan betapa indahnya tubuh Eve tanpa sehelai benang pun terpampang jelas didepan wajahnya. Bahkan sisa-sisa dari acara ulang tahun Devan masih belum dibersihkan, dan itu salah satu keinginan Eve. Aneh memang.

Ponselnya berdenyut menandakan seseorangkan memanggilnya.

"Katakan!"

"Maaf tuan sepertinya nona Eve sedang berada di mansion tuan Francisco Albert seorang pemimpin mafia di belahan Eropa."

"Apa!? Ke-kenapa bisa?"

"Saya tidak tahu tuan."

"Tambah beberapa orang, dan pastikan bahwa Eve dalam kondisi baik-baik saja."

"Baik tuan. "

Devan menutup panggilan itu, rahangnya mengeras, jika Eve berada dimansion ketua mafia yang disebutkan Edo tadi, Eve mungkin saja saat ini sedang dalam sisuasi berbahaya.

Seseorang memanggil nama Devan tepat di dekat dua daun pintu masuk, Devan menyusulnya dan melihat kebawah ternyata musuhnya yang datang.

"Brengsek, kemari kau!" ucap Pria itu.

Devan kemudian menyamparinnya dengan rahang yang mengeras. Ketika Devan berada dibawah, pria itu langsung melayangkan pukulan demi pukulan yang mengenai wajah Devan dan akhirnya Devan terpental jauh.

Ia kemudian mengusap bibirnya yang keluar cairan kental dengan satu ibu jarinya. Ia menatap pria yang sedang berdiri didepannya, karena tidak terima Devan akhirnya membalas pukulan pria itu hingga terpental.

"Apa maksudmu?" tanya Devan.

"Jangan pura-pura tidak tahu. Eve hilang dan semua karena kau brengsek! " ucap Erland mencoba untuk bangun lalu menghantamkan kembali pukulan demi pukulan pada Devan, mereka saling memukul hingga Angeline melihatnya sambil menutup mulutnya.

"Hentikan!!!" ucap Angeline keras.

Seketika kedua pria yang sedang asik bergulat akhirnya menghentikkan aktifitasnya, Erland tak percaya melihat wajah wanita itu. "Eve..." panggilnya.

"Dia bukan Eve. Dia Angeline wajahnya memang sama."

"JADI KAU MENIKAHINYA HANYA KARENA WAJAHNYA SAMA DENGAN WANITA INI?" tanya Erland dengan nada meninggi.

Devan tidak membalas pertanyaan Erland, seolah ada benang yang menyangkut dalam pita suaranya.

"Aku sudah tau dimana Eve berada, ia masih berada di Paris bersama dengan Francisco Albert." ucapan Devan berhasil membuat wajah Angeline ketakutan.

"Siapa?" tanya Erland

"Seorang mafia yang menguasai daratan Eropa."

"Aku tidak percaya." ucap Erland.

"Devan, dia.. Dia.. Orang yang membeliku."

"Apa? Jangan bilang dia menganggap Eve sebagai dirimu. Astaga." ucap Devan sambil mengusap wajahnya gusar.

"Aku tak bisa tinggal diam. Aku akan menyelamatkannya." ucap Erland.

"Kita akan menyelamatkannya."

***

Tampak seorang wanita berjalan memasuki mansion, pakaiannya sangat terbuka dan tidak memikirkan suhu dikota ini. Wanita itu terus berjalan melewati lorong, berharap ia bertemu dengan salah satu pelayan.

"Pelayan, kemarilah." ucapnya menyepelekan pelayan yang berada didepannya.

"Ada apa Nyonya Esabel?"

"Fran ada? Aku tidak melihatnya." ucapnya sambil meneliti mansion ini yang terlihat sepi.

"Maaf nyonya, tuan Fran tidak ada di mansion. Tadi pagi-pagi sekali ia sudah berangkat bekerja."

"Rossaline?"

"Maaf nyonya, nyonya Rosaline juga tidak ada. Tapi mungkin nona Angeline sedang diperpustakaan."

"Angeline?" tanya Esabel, mengingat wanita itu ia harus semakin was-was. Wanita itu adalah perusak hubungannya dengan Fran. Kali ini ia akan membalas atas apa yang menimpanya.

"Kau boleh pergi."

"Angeline... Aku harap sehabis ini kau menyesal karena telah dilahirkan." ucap Esabel dengan seringan jahat. 

Esabel berjalan menuju ruang perpustakaan sambil membawa minuman berakohol

Matanya mencari keberadaan seseorang, dan ia melihat seorang wanita sedang tidur diatas sofa sambil memegang sebuah buku.

Esabel menghampirinya, ia melihat wanita itu dengan senyum yang tertarik keatas lalu ia membuka tutup botol itu dan menyiramkannya tepat diwajah Eve.

Seketika Eve bangun dan merasakan panas di wajahanya. "Panas.. Panas.. " lirihnya dan ia tidak bisa lagi bernapas. Pandangannya menangkap seorang wanita sedang tersenyum kearahnya walaupun matanya masih kondisi buram.

"Rasakan. Ini akibatnya karena telah merebut Fran dariku. Dan ini bukan seberapa lain kali aku akan menghancurkan hidupmu Angeline" ucap Esabel lalu ia melangkahkan kakinya keluar ruangan.


Tbc...

Mau cerita yang happy atau yang sad? Lebih suka yang mana? Wkwk..

Votenya dan komennya.

My Possessive Billionaire [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang