TIGA PULUH TIGA

21.1K 649 0
                                    

"Ayana sakit... Lepaskan aku." ucap Angeline yang terus merintih kesakitan, karena sejak tadi rambutnya ditarik dengan kencang oleh Ayana.

Di dapur hanya ada mereka berdua, Ayana memang merencanakan ini ia mulai sadar bahwa kedekatan majikan dan pelayannya ini sangat dekat sekali. Ayana sempat berfikir, wajah Angeline hanya wajah yang biasa-biasa saja tidak cantik dan tidak menarik, menurutnya Ayana lah yang paling cantik dan menarik dibandingkan dengan Angeline.

"Apa kau tidak dengar? Kau pakai apa? Susuk?" ucap Ayana sedikit meninggikan nada suaranya.

Lalu Ayana melepas tangannya dari rambut Angeline, sudah cukup ia membuat Angeline kesakitan.

"Apa maksudmu?" tanya Angeline lalu ia merapihkan rambut yang berantakan sambil mencerna perkataan Ayana yang ia tidak mengerti.

"Jangan berbasa-basi! Tuan Devan sangat menyukaimu!"

"Aku tidak mengerti Ayana."

Ayana berdecak kesal. Ia kembali menjambak rambut Angeline. "Kau sebaiknya jangan dekati tuan Devan, kau seolah-olah mencari perhatian kepadanya. Ingat kau hanyalah seorang pelayan." ucap Ayana.

Angeline merintih kesakitan, air matanya sudah berada di pelupuk dan siap untuk membasahi wajahnya.

"Ada apa ini?" tanya Flora yang tiba-tiba sudah memasuki dapur untuk mengambil cemilannya.

Seketika Ayana tersontak kaget, segera ia melepaskan tarikan rambutnya dari Angeline, sebelum Flora sadar jika ia menyiksanya.

"Tidak ada apa-apa nona. Angeline baru saja terpelesat maka dari itu dia menangis seperti ini." terang Ayana dengan gaya memamerkan lekukan tubuhnya.

"Lain kali kau harus berhati-hati Angeline." ucap Flora kepadanya.

Angeline sudah mengusap air matanya dan menatap Flora dengan sisa-sisa air mata yang tergenang. "Ya nona, lain kali saya akan berhati-hati. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Angeline menawarkan bantuan.

"Oh.. Tidak, aku hanya ingin mengambil cemilan ini, entah mengapa kandunganku sudah mencapai dua bulan, dia senang sekali memakan makanan ringan seperti ini." ucap Flora sambil mengeluarkan toples-toples yang berisi makanan dari dalam lemari penyimpanan makanan.

"Semoga nona dan bayinya selalu sehat." ucap Angeline

"Terimakasi Angeline."

Angeline tidak bisa membayangkan jika menjadi Flora, ditinggal pergi oleh suaminya padahal Flora sedang mengandung. Darren, pria yang sangat baik hati kepada semua orang, walaupun itu pelayan sekalipun seperti dirinya. Tapi semua hilang akibat kecelakaan itu, kecelakaan dimana Flora harus kehilangan suaminya. Tapi, Flora dia wanita yang mempunyai hati yang tegar, ia bisa menerima semuanya, mungkin wanita lain akan langsung frustasi jika diposisinya.

"Aku ingin berbicara kepadamu. Aku tunggu di kamar ku ya." ucap Flora lalu ia melangkahkan kakinya sambil tersenyum ke arah Angeline.

"Baik nona."

Ayana masih terdiam disana sambil memerhatikan mereka berdua. "Kau juga telah berhasil mencuri hatinya." ucapnya.

Angeline hanya diam, ia tidak mau mencari masalah dengan Ayana.

"Jangan dekati Tuan Devan lagi, dia hanya milikku." ucapnya lalu melangkahkan kakinya dari dapur dan meninggalkan Angeline sendirian.

***

Angeline telah sampai di dalam kamar Flora, ternyata Flora ingin sekedar mengobrol saja padanya. "Apa kau punya perasaan yang sama terhadapnya?" tanya Flora setelah mereka mengobrol tentang hal mengurus bayi.

Angeline mengerutkan dahinya, ia tidak mengerti arti ucapan Flora kepadanya. "Saya tidak mengerti nona."

"Devan sangat menyukaimu. Kau wanita baik yang pernah dekat dengannya, kau juga cantik."

Angeline tersipu malu, menurutnya wajahnya ini sangat biasa-biasa saja, tidak begitu cantik hanya saja ia mempunyai bola mata yang berwarna hijau, yang hanya dimiliki oleh beberapa orang di dunia ini, mungkin inilah salah satu keunggulannya.

"Kau sepertinya campuran antara Russia dan Indonesia. Apa salah satu orang tua mu berasal dari Russia?" tanya Flora kembali, lalu mengambil susu yang dibawakan oleh Angeline tadi dan menyesapnya.

"Ibu saya. Tapi beliau sudah pergi menginggalkan saya, untuk selama-lamanya."

"Maaf..." ucap Flora, ia meminta maaf karena sudah menggali masa kelam Angeline.

"Tidak apa-apa nona."

"Ohh iya, Aku ingin menyampaikan sesuatu padamu. Jika nanti ada seorang pria yang mencintaimu, kau harus membuka hatimu, jangan sampai kau menyesal dikemudian hari. Kau tahu arti dari ucapan ku kan?"

"I-iya... Nona, saya mengerti."

"Besok Devan akan pergi, aku harap kau tidak merindukannya."

Angeline hanya tersenyum kikuk, harus bersikap apa dia jika pembicaraannya mengenai Devan?

***

TBC

Vote dan Kommentnya..

Jangan bosan ya, aku lagi nyeritain kejadian lima tahun lalu. Nanti juga pasti akan berhubungan sama masa depannya Devan dan Eve.

See you.

My Possessive Billionaire [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang