TIGA PULUH DUA

22.6K 680 4
                                    

"Sejak kecil aku ingin sekali hidup di negri dongeng." ucap Angelina sambil menunggangi kuda putih yang sangat cantik.

Devan tampak mengelus kuda itu. "Itu hanyalah cerita fantasy anak-anak."

"Memang." ucap Angelina. Kadang cerita dongeng lebih menyenangkan dengan akhir yang bahagia, sampai sang putri bertemu dengan pangeran. Binatang yang bisa bicara, raksasa di dunia nyata, bahkan sampai manusia-manusia dengan bentuk aneh.

"Dulu aku sering menganggap diriku sebagai cinderella yang menunggangi kuda untuk pergi kepasar." lanjutnya.

Devan menaiki kuda itu tepat dibelakang Angeline. "Sekarang kita bisa lakukan itu." ucap Devan persis di daun telinga Angeline lalu merengguh pinggangnya.

"Kita kepasar?" tanyanya polos.

Devan menyernyit, oh.. Ayolah dia tadi hanya bercanda. "Pacuan kuda lebih menyenangkan bukan?"

"Ya.. Ayo kita kesana saja tidak jadi kepasar." ucapnya sambil menoleh Devan lalu tersenyum.

Devan tampak menarik tali yang ia ikatkan pada kudanya seketika kuda itu lari cepat. Tubuh mereka terponggoh-ponggoh tidak bisa menahan. Tubuh Angeline tidak bisa menahanya untung saja Devan dengan cepat mengamitnya.

"Kuda ini sepertinya tampak malu-malu denganmu." ucap Devan membuat wajah Angeline merah merona.

Ia juga tidak tahu kenapa ia menjadi sedekat ini dengan Devan, tuannya sendiri. Ia hanyalah pelayan dirumah Devan. Ini sudah berlangsung selama baru beberapa bulan. Devan melihatnya seperti gadis polos penuh dengan mutiara di dalamnya. Wajahnya yang cantik pun membuat Devan semakin ingin memilikinya. Bibirnya seperti bunga mawar yang mekar, dengan warna merah mudanya.

"Kuda yang disana pasti tidak bisa mencapai finish." ucap Devan setelah mereka sampai di pacuan kuda. Kuda-kuda yang hebat akan bertanding di lomba besar-besaran, banyak penunggang kuda yang mendaftarkan dirinya. Karena memang yang pemenang akan mendapatkan hadiah yang luar biasa.

"Kau terlalu percaya diri tuan." ucap Angeline.

"Kita lihat saja."

Devan mengambil pop corn yang berada ditangannya lalu memasukkannya kedalam mulut. Mereka menyaksikan dengan teriakan-teriakannya. Berlomba-lomba agar jagoannya menang.

"Kau lihat Angeline? Kuda itu tidak sampai finish." ucap Devan tersenyum kecut. Ya.. Ternyata benar filling Devan.

Angeline mengerucutkan bibirnya. "Ya...ya aku mengalah."

"Besok aku ada perjalanan bisnis hingga keluar negri." ucap Devan.

"Berapa lama?" tanya Angeline penasaran, dan sepertinya Angeline mempunyai rasa yang sama terhadap Devan. Angeline melihat sosok pria yang berada di depannya seperti mempunyai hati lembut dan penyayang tampan pula, ah... Sungguh beruntung wanita yang berhasil merebut hatinya.

Devan tamapak berfikir sejenak. "Tiga atau empat hari."

"Kenapa lama sekali?" ucap Angeline, ia tidak tahu yang ia ucapkan seperti kalimat akan merindukannya saat Devan pergi.

"Ya... Karena negara yang aku tuju adalah Turki."

Angeline hanya diam dan sedikit menganggukkan kepalanya.

"Ayo kita pulang." ucap Devan, lalu membantu Angeline untuk naik keatas kuda, Devan tak main-main ia bahkan menjadikan kudanya sebagai kendaraan saat bersama dengan Angeline, karena Angeline pernah bilang kepadanya ia ingin sekali menjadi cinderella yang mengendarai kuda putih yang begitu cantik, seperti di negri dongeng saja.

***

"Angeline, kemarilah... Ayo makan bersama kami." ucap Devan kepada Angeline yang membawa nampan dan memakai celemek siap untuk melangkahkann kakinya kedapur setelah menata semua makanan tapi langkahnya terhenti setelah Devan memanggilnya.

Saat ini Devan beserta Flora sedang makan malam, Flora adalah istri dari Darren, anak tertua dari keluarga Alexander yang entah sekarang dia berada dimana sejak kejadian itu dan meninggalkan Flora yang kini sedang mengandung. Devan menghargai kakanya, ia berjanji akan menjaga Flora sampai Darren ditemukan walau persentasenya sangat kecil sekali untuk selamat dari kecelakaan itu.

"Maaf tuan, sepertinya Angeline masih banyak pekerjaan." ucap Ayana, salah satu pelayan Devan yang sangat seksi, berbeda dengan Angeline, Ayana adalah seorang wanita yang menunjukan lekuk tubuhnya di depan Devan, dan tujuan utamanya adalah untuk merebut hati Devan sampai ia menjadi nyonya di keluarga tersebut.

Ayana sangat benci kepada Angeline, karena memang ia menyadari kedekatan Angeline dengan bosnya itu memang sangat dekat seperti seorang sekertaris dan bosnya tapi nyatanya Angeline adalah pelayan yang mempunyai pengalaman buruk.

"Benar begitu Angeline?" tanya Devan.

"Ya... Tuan. Saya kedapur dulu." ucapnya lalu melangkahkan kakinya memasuki dapur disusul oleh Ayana.

Di dalam dapur, Ayana langsung menari lengan tangan Angeline dan menekannya secara kuat. Ekspresi raut wajahnya sangat kesal. "Kau memakai susuk apa, sehingga tuan sangat menyukaimu?" ucapnya sambil menarik rambut Angeline.

TBC



My Possessive Billionaire [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang