DUA PULUH EMPAT

30.4K 1.1K 11
                                    

Devan sedang duduk di kursi kebesarannya sambil memijat pelipisnya yang sedikit sakit karena terlalu banyak memikirkan dimana Eve berada setelah tiga minggu berlalu.

Sejak tadi ia menunggu seseorang untuk memberi kabar tentang Eve, semua orang kepercayaannya dikeluarkan untuk mencari Eve dari kota-kota besar sampai ke kota-kota kecil.

Ponselnya berbunyi segera ia mengangkatknya. "Bagaimana?" tanyanya kepada penelepon disebrang sana.

"Kami sudah menemukan dimana keberadaan nona Eve tuan."

"Aku akan menjemputnya malam ini.” ucap Devan lalu kemudian ia menutup panggilan teleponnya tersebut.

Devan mengambil bingkai foto yang berisi foto Eve. “Lihat aku sudah berhasil menemukan mu, setelah ini kau tidak akan bisa pergi dari ku lagi.” Ucapnya sambil tersenyum jahat dan meletakan kembali bingkai foto itu.

Suara pintu ruangan Devan berbunyi, tandanya ada seseorang yang akan masuk. “Masuklah Darren.” Ucap Devan setelah ia melihat ke layar cctv dan ternyata kakanya yang ingin menemuinya.

Setelah Darren masuk, ia segera membuka percakapan “Bagaimana dengan Eve? Kau sudah tahu dimana keberadaannya?”

“Tidak sulit untuk ku mencarinya. Orang kepercayaan ku telah menemukannya dan mungkin nanti malam aku akan menjemputnya.”

“Kenapa kau bergerak terlalu lama? Aku takut terjadi hal buruk yang menimpanya.” Ucap Darren.

“Aku pastikan ia akan baik-baik saja, karena yang membawa lari Eve adalah Erland, musuh ku dalam dunia bisnis dan sekaligus mantan kekasih Eve, jadi mana mungkin Erland menyakti Eve, karena pria itu masih mencintai isteri ku.” Jelas Devan.

Darren menggelengkan kepalanya, “Aku tidak yakin dengan penuturan mu.”

“Terserah kau saja.” Ucap Devan lalu ia menghembuskan nafas pelan.

***

"Kenapa kau memuntahkan sarapan yang baru saja kau makan?" ucap Erland kepada Eve yang sedang berdiri didepan wastafel.

Rasa mualnya kembali menyerang, dan Eve memuntahkan kembali isi perutnya, rasa pening pun mulai menyerang kepalanya , ia memegang kepalanya yang sangat sakit dengan satu tangan dan tangan yang lain ia gunakan untuk bertumpu pada wastafel.

"Eve... " panggil Erland
Ia mendengar Erland memanggil dirinya, tetapi saat itu kesadarannya mulai menghilang.

Sudah seminggu ia tinggal bersama Erland. Padahal Eve sudah ingin pergi dari rumah itu, rumah itu bagaikan penjara baginya. Bagaimana bisa dua orang yang tidak mempunyai ikatan bisa tinggal bersama. Ia sempat berencana untuk pergi diam-diam dari tempat ini, tetapi tetap saja tertangkap oleh penjaga sekitar rumah ini terlebih rumah ini dilengkapi dengan keamanan yang sangat ketat.

Setiap pagi mereka melewatkan sarapan pagi bersama dan sorenya Erland mengajak Eve untuk berjalan-jalan sekitar rumah ini. Erland tidak pernah sekalipun menyentuh tubuhnya walaupun cara itu sempat terfikir olehnya. Erland pun sering menceritakan kisah cinta meraka dulu sejak masa-masa mereka memasuki perguruan tinggi.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Erland.

Tadi saat Eve tak sadarkan diri, Erland sangat khawatir serta panik tapi kemudian ia memangil dokter pribadinya untuk memeriksa kondisi Eve.

“Kepala pening, mual-mual saat pagi, ini adalah tanda-tanda seorang wanita sedang mengandung." jelas Dokter tersebut.

"Jadi?" tanya Erland.

"Ya.. Nona Eve sedang hamil."


Eve terbangun dari tidurnya, pening kepalanya sudah tidak sepening tadi. "Kau baik-baik saja?" pertanyaan pertama kali di lontarkan oleh Erland setelah Eve tersadar.

"Ya.. Tidak sepening tadi, apa yang terjadi pada diriku?” Tanya Eve kepada dokter yang berada di depannya.

“Anda sedang-“

“Kau baik-baik saja Eve, hanya saja kau kurang istirahat.” Erland sengaja memotong pembicaraan dokter itu.

“Benar kan dokter?” Erland menatap mata dokter itu.

“I-iya.” Jawab dokter itu ragu.

“Sekarang kau makan lalu setelah itu kau minum vitamin ini, ini sangat berguna untuk kesembuhan mu Eve.” Eve pun menuruti perintah Erland ia makan dengan lahap.

Eve masih berada di atas ranjangnya, entah sudah berapa piring makanan yang ia habiskan. Akhir-akhir ini porsi makannya sangat meningkat, biasanya sekali makan ia hanya menghabiskan seporsi, kali ini tiga sampai lima porsi pun ia habiskan.

Ia juga sangat bingung, kenapa dirinya bisa seperti ini? Setelah menghabiskan makanannya, Erland meninggalkan Eve untuk beristirahat.

Tetapi mata Eve tidak bisa tertutup.
Eve bangun dari duduknya ia melangkahkan kakinya ke arah jendela. Ia melihat kolam renang yang sepertinya sangat sejuk bila ia masuk ke dalamnya dan entah kenapa sekarang ia ingin sekali berenag.

Ia telah sampai didepan kolam renang yang sangat luas disisinya terdapat tumbuh-tumbuhan yang sangat indah. Segera ia menceburkan dirinya kedalam kolam.

***



Tbc
Vote and comment

My Possessive Billionaire [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang