Dia mengetuk-ngetukkan jari diatas meja coklat kayu kafe someteen yang sejuk nan dingin karena hujan- yang beruntungnya turun setelah dia dan ketiga sahabatnya menapaki kaki di dalam gedung bercat coklat ini. Dia sedang menunggu pesanan yang nampaknya akan segera datang.
Dan itu benar. Pelayan cowo yang mempunyai tampang yang tidak jelek-jelek amat itu menyusun rapi susu coklat hangat didepan keempatnya, kemudian kembali kedapur seraya membawa nampan coklat tua dengan wajah penuh senyuman.
"Itu pelayan kenapa senyum terus ya? Kan gue jadi baper. Berasa dia lagi senyum sama gue." ucap Arisha Teyana Bramantyo. Dia adalah anak dari Ravin dan juga Teya yang lahir pada tanggal 22. Berambut panjang berwarna hitam dan mempunyai wajah cantik yang memicu dirinya menjadi turunan Ayah-nya. Yaitu mempunyai banyak gebetan secara bersamaan. Atau bisa disebut. Like father like daughter.
"Terus mentang-mentang dia senyum gitu, lo anggep dia naksir lo dan mau lo gebet? Lo lupa sama gebetan lo yang ada di Madura?" sahut Sheeva Kynanti Amzari. Anak dari Amzar dan Kyna yang mempunyai hobi membuat vlog tidak berguna, contohnya seperti kemarin dia membuat vlog dengan judul "Memberi makan ikan."
"Emang lo masih sama yang di Madura Ris? Bukan'nya udah lo putusin karena dia ternyata tukang sate yang nyamar jadi anak muda?." ini sahut Freya Qaila Theona. Anak dari Theo dan juga Kayla, yang selalu berhasil membuat ketiga sahabatnya merasa jengkel. Dan sepertinya sikap ini dia dapatkan dari Mama-nya, Kayla.
"Yang nggak penting, tolong nggak usah diomongin." dan yang ini adalah sahutan dari seorang Kanzia Ferreira Sabilal. Anak dari seorang Alvino yang cuek dan seorang Aretta yang berani. Dia ini jutek bukan main, tidak peduli kepada siapapun dia bicara. Ya terkecuali pada orang yang lebih tua darinya dan pada orang-orang yang disayang-nya. Warna matanya hitam namun ada sedikit percampuran warna hijau milik Ayah-nya disana.
"Lo kalo bukan anaknya om Alvino yang ganteng udah gue timpuk pake sendal Zi!" ucap Arisha seraya memutar bola matanya.
"Timpuk aja nggak peduli." sahut Kanzia, meraih gelas putih berisi susu coklat hangat lalu menyeruput isinya perlahan karena masih panas.
"Kayanya Kanzia lagi mau pms. Atau nggak, dia belum dikasih uang sama Bunda'nya," sahut Freya sambil menyelupkan oreo kedalam gelasnya.
"Nggak, nggak gitu." sahut Kanzia.
"Terus apa?"
Kanzia menaruh gelas tadi kembali ke atas meja. Dia menyelipkan rambut panjangnya kebelakang telinga. "Girls, besok kita masuk SMA. Dan gue sebel banget harus ketemu sama yang namanya kakak kelas."
"Oh! jadi itu yang membuat Kanzia bete sampe-sampe pedesnya keluar!" sahut Sheeva.
"Tapi emang bener si. Gue juga males ketemu kakak kelas. Apalagi ya ini SMA kakak kelasnya pasti garang garang kaya macan tutul!" sahut Arisha.
"Emang macan tutul masuk SMA Ris?" sahut Freya dengan wajah polosnya.
"Ck, itu cuma perumpamaan." Arisha menatap Freya "Kalo lo nanya lagi awas aja gue jenggut nanti rambut lo!" sahut Arisha geram melihat kelola-an sahabatnya yang satu itu.
"Tapi girls, tenang aja nggak usah mikirin para kakak kelas yang kaya macan tutul. Karena nanti kita bakal ketemu sama cogan-cogan! Gue juga udah nggak sabar mau buat vlog hari pertama jadi anak SMA!" seru Sheeva seraya meletakkan telapak tangannya didepan dada.
"Vlog lo nggak guna. Gue saranin nggak usah bikin gitu-gituan lagi." sahut Kanzia, membuat mata Sheeva mendelik melihatnya.
"Enak aja lo bilang nggak guna! Ntar kalo gue udah terkenal awas lo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RAENZIA
Teen Fiction"Andai kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, mungkin gue nggak akan nyakitin lo kaya gini. Iya kan?" "Kalaupun kita bisa atur hati untuk sayang sama siapa, gue akan tetap atur hati gue untuk sayang sama lo. Ya walaupun lo nggak sayang sama g...