plans changed

12.3K 650 13
                                        

Rutinnya Goldie masuk kelas tiap hari malah semakin bikin gaduh. Jika tidak kaum cewek yang menjerit karena dijahili, kaum cowok tertawa terbahak-bahak karena Goldie membuat salah satu guru atau kawan mereka sebagai bahan lawakan.

Kali ini di jam pelaran bu Artha, guru Sosiologi yang baru saja menikah dua minggu lalu itu kini sudah naik darah. Baru saja pelajarannya dimulai bebera puluh menit, Goldie mulai berulah.

"Ada yang ingin ditanyakan?" Tanya bu Artha.

Goldie mengangkat tangannya tinggi-tinggi, "saya, bu!"

Bu Artha menggeleng pelan menyesal telah membuka sesi pertanyaan. "Silakan, Adam."

Goldie tersenyum manis, "bu tolong jelasin ulang dong yang tadi ibu jelasin."

Bu Artha menghela napas pelan, tugasnya hanya untuk membuat murid-murid SMA Brighten menjadi pandai dan mengerti. Hanya itu. Semuanya sangat mudah sampai Goldie hadir di sana, membuatnya kadang sulit menjawab pertanyaan dari anak yang jahil sekaligus pintar itu.

"Baiklah, jadi Struktur Sosial adalah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat, di dalam struktur sosial tersebut..."

Saat bu Artha menjelaskan, Goldie malah berbicara kepada Oco. Guru itu mengelus dadanya kemudian menegur muridnya itu.

"Adam, kamu minta saya jelasin materi saya kembali, eh kamunya malah ngomong sendiri!" Bu Artha mulai keluar tanduknya.

Goldie tersenyum, "bu, saya kan cuma minta ibu jelasin kembali bukan bilang saya minta dijelasin karena saya nggak ngerti."

"Lagian saya ngobrol sama Oco bu, bukan sendiri."

Bu Artha mendatangi Goldie dan menjewer telinga cowok itu. "Aduh bu!"

"Rasain kamu! Awas aja kamu sampai ngerjain saya lagi!"

Kembali bu Artha ke depan kelas meninggalkan Goldie yang meringis dan telinganya yang merah habis dipulas. Cowok itu mengutuk pelan dan bersungut. Saat bu Artha kembali menatapnya tajam, Goldie langsung menghentikan mulutnya.

Baru beberapa menit setelah teguran pertama, Goldie kembali lagi berulah.

"Adam!" Tegur bu Artha saat Goldie memainkan kunciran Bea yang beberapa kali mendecak karena tidak suka.

Goldie tidak sadar jika bu Artha memanggilnya. Ia tetap mengganggu Bea dan tidak sadar seisi kelas sudah menatap ke arahnya. Oco menyikut pinggang cowok itu pelan.

"Lo dipanggil bu Artha bego!" Bisik Oco ke telinga Goldie yang kemudian tersadar.

Goldie menghentikan aksinya dan menatap bu Artha dengan tatapan tidak bersalah dan alis terangkat. Bu Artha makin geregetan. Spidol yang semula berada digenggamannya sukses meluncur di udara, ke arah Goldie. Sukurnya, Goldie gesit berkelit.

Cowok itu menatap bu Artha yang sudah seperti banteng melihat kain merah, dengan sedikit kaget. "Loh! Kok ibu lempar saya?"

"Kok kamu gangguin Bea pas pelajaran saya?" Tanya bu Artha balik.

Goldie terdiam sebentar, "kok ibu tau?"

Pertanyaan konyol itu meluncur dari mulut Goldie. Sekelas pun tertawa karena saat menanyakan itu, Goldie terlihat sangat tidak bersalah.

"Saya heran orang kaya kamu bisa ranking satu. Nakal, jahil, banyak mulut..."

"Bu," potong Goldie.

"Jangan suka sangkut-pautin prestasi sama sikap saya. Saya emang nakal, tapi pernah nggak saya bikin cewek nangis?" Tanya Goldie dramatis.

"Sering!" Seru sebuah suara dari pojok.

Goldie vs GrettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang