Selasa pagi seluruh pelajar di SMA Brighten dikagetkan dengan kabar putusnya Goldie dengan Maddy yang usia hubungannya terbilang sebentar. Beberapa fans yang mendukung pasangan itu bersama bersungut-sungut karena mereka tahu penyebab yang sebenarnya.
Keegan yang juga mengetahui hal itu, langung mengusap wajahnya kasar. Gretta, di mana pun gadis itu berada akan selalu menjadi bahan pembicaraan semua orang. Keegan tidak menyadari betapa penting satu manusia di antara beribu manusia lain, sampai ia menyadari apa pengaruh Gretta bagi lingkungannya.
Keegan mengambil hpnya dan beranjak keluar kelas, namun di koridor ia bertemu dengan Goldie. Untuk sejarah yang tidak baik, lelaki itu menegurnya dengan sangat enteng membuat Keegan masih bingung harus bersikap seperti apa.
Ini semua karena Gretta.
"Eh ada Mantan Wakil Ketua OSIS tertampan sepanjang berdirinya organisasi nggak jelas di sekolah."
Sifat menyebalkan Goldie kembali, menandakan ia sedang normal. Keegan hanya membalas dengan tatapan malas meladeni dan berjalan melewati Goldie yang langsung mengangguk mengejek.
Namun, lelaki itu kembali memikirkan ucapan Gretta tadi malam. Tentang, semua orang yang berada di dekatnya. Waktu yang tepat untuk Keegan membicarakan hal yang harus Goldie ketahui.
Keegan berbalik dan mendapati Goldie sudah sedikit jauh dari tempatnya, "Goldie!" panggilnya membuat beberapa mata mengarah kepada mereka. Takut-takut Keegan akan memukul Goldie seperti beberapa waktu yang lalu.
Yang dipanggil tersenyum kecut namun berjalan mendekat pula. "Apa? Baru sadar tadi gue sebut gelar keramat lo? Mau mukul gue lagi nih? Gue rela aja lo pukul, Keegan, asalkan lo restuin gue sama sahabat lo ya."
Perasaan Keegan berubah menjadi bercampur aduk. Ia merutuki Gretta di batinnya karena sudah tega bersikap egois dan tidak memikirkan perasaan orang lain yang,
Masih terlampau buta dalam cinta.
"Woy kenapa lo?" Tanya Goldie membuyarkan lamunan Keegan.
Dengan sisah kesadaran yang masih ada, Keegan berkata, "gue perlu ngomong serius sama lo. Tapi nggak di sini."
Goldie tertawa hambar, "lo pikir gue anjing?"
Keegan menghela napas, "sifat lo nggak ada jauh-jauhnya dari anjing. Tapi sekarang gue lagi butuh ngomong sama lo secara manusiawi. Demi kepentingan lo sendiri."
Mendengar baris pertama kalimat yang diucapkan Keegan membuat Goldie naik pitam dan mencengkeram kerah baju lelaki itu. "Mulut lo tolong dijaga. Selama ini sabar aja gue lo pukul."
"Pukul gue di sini. Gue nggak akan kasi tahu lo apa pun tentang perasaan Gretta ke lo."
Emosi yang dimiliki Goldie mengendur bersama cengkeramannya pada kerah Keegan. Ia langsung mengambil jarak yang sedikit lebih jauh dari sahabat Gretta itu dan tersenyum ramah.
"Lo mau kita kemana?" Tanya Goldie dengan senyum yang masih ia pertahankan. Takut-takut Keegan akan berubah pikiran karena ia telah mengasari lelaki itu.
Keegan mendecih, "ikut gue. Simpan senyum lo. Habis gue ngomong gue sendiri nggak yakin lo masih bisa senyum atau nggak."
💀
"Dan menurut lo gue nggak bisa nyaingin si Mikha? Lo buta atau emang lo bego, Gan?"
Setelah menceritakan situasi yang menyangkut perasaan Gretta, Goldie, dan Mikha, jawaban lelaki itu membuat Keegan sedikit terkejut.
Sore itu keduanya sepakat bertemu di kedai kopi yang terletak di samping sekolah. Dengan topik bahasan mengenai Gretta, tentu saja membuat Goldie semangat empat lima untuk datang menghadirkan diri bertemu dengan Keegan yang sedikit membuatnya risih. Keraguan sebenarnya sempat menghinggapi Goldie, tetapi biar ditegaskan sekali lagi, ia akan melakukan apa saja, untuk Gretta.

KAMU SEDANG MEMBACA
Goldie vs Gretta
Teen FictionGoldie tentang Gretta "Gue gak paham itu anak, di antara semua cewek di sekolah, cuma dia yang benci gue sebegitu bencinya. Iya sih gue suka gangguin dia, dari dulu. Soalnya anaknya lucu kalau lagi ngamuk, kaya Harimau Betina. Tapi selucu apa pu...