James Ardian Falloxi sedang menikmati kopi hitamnya di gazebo rumah dengan sebuah buku autobiografi seorang tokoh terkenal dari dunia bisnis. Siang itu tidak terlalu cerah, namun cukup membuat keringat bermunculan jika saja angin tidak datang meniup terus-menerus. James bersyukur karena hal itu.
Hillary sedang tidak berada di rumah dan James sudah selesai dengan cabang hotelnya yang bermasalah di beberapa kota. Kini, ia tinggal menikmati hari-hari menjadi seorang suami yang baik bagi isterinya, dan ayah yang baik bagi anaknya.
Ia menghela napas kemudian tersenyum saat membaca pengalaman unik tokoh yang ada di barisan kata-kata di dalam buku itu saat menjadi seorang ayah. Ia tersenyum mengingat puteri cantiknya yang sangat-sangat luar biasa masih berada di sekolah, untuk belajar. Tokoh itu sangat apik menuliskan karakternya saat menjadi seorang ayah, dan James terhibur karenanya. Ia merasa ia dan tokoh itu terhubung. Ia merasa seluruh ayah di dunia dan tokoh itu terhubung.
Kemudian, James menutup buku itu dan hendak menaruh kembali ke dalam ruang kerjanya. Ia berjalan masuk ke dalam rumah dan terkejut karena anaknya sudah duduk di pantry menenggak segelas susu putih. Sesuatu telah terjadi. James tahu itu sebab Gretta sangat membenci susu putih.
"Kok barbie udah pulang? Kamu sakit ya? Minumnya susu gitu."
Anak gadis yang masih tetap dianggap seperti balita oleh James itu terlonjak kaget melihat papanya sudah berada di hadapannya. "Loh papa udah pulang?"
James mengangguk. "Kamu kenapa?" Tanyanya sambil meneliti raut wajah Gretta yang membuat hatinya sedikit remuk, mendapati anaknya itu seperti kelelahan.
"Aku capek, pa. Makanya pulang." Gretta bangkit berdiri dan berjalan mengitari pantry untuk melepas rindu kepada papanya.
James memeluk anaknya dan mengusap lembut rambut Gretta. "Capek kenapa, sweetheart?"
"Papa kepo deh."
"Kepo tandanya sayang."
Gretta terkekeh. "Aku capek mikirin cowok. Pa, kenapa sih cowok enak banget? Kenapa cowok nggak ngerasain apa yang cewek rasa? Kenapa cowok bebas milih sedangkan cewek, ngomong ke cowok aja langsung dibilang genit. Kenapa sih cowok nggak kesusahan waktu mau bilang suka ke orang yang mereka suka?"
Giliran James yang tertawa kecil. "Segitu sempitnya pikiran kamu tentang laki-laki, sayang?"
Gretta mencebikkan bibirnya, "i've tried my best to open my mind to understand them, Pa. To understand how things could be so selfish and too way hard for girls. And everytime i want to trust that girls have their own rights for admit what they feels, say what they thoughts, and talk about those kinda things, aku semakin nggak percaya kalau kita emang punya hal semacem itu di hidup kita sebagai perempuan, pa."
"Get, mungkin kamu perlu jadi seniman."
"Pa! Getta lagi nggak mau main-main. Aku capek plus bingung karena semuanya. Aku capek mendem perasan terus-terusan. Aku capek karena perasaan aku kerjanya cuman bingung. Ini semua cuma karena cowok!"
James mengendurkan pelukannya dan meremas kedua bahu Gretta, menatapnya serius. Ia merasa kasihan karena anak gadisnya ini, selain bodoh, ia juga memiliki pikiran yang sangat sempit tentang cinta. Nilai akademis dan non-akademis Gretta sangat tinggi, tapi nilainya untuk mengerti pelajaran mendasar tentang cinta sangatlah rendah.
"Get, duduk dulu. Papa mau buka pikiran kamu yang cetek. Papa mau kamu nggak kecapean lagi karena kamu bingung. Hari ini papa mau ngomong ke kamu, karena papa nggak tega anak satu-satunya James Falloxi nggak ngerti apa-apa tentang cowok dan cinta."
Perintah James terdengar sangat jelas membuat Gretta kembali menduduki bangku tempatnya semula, di depan susu putih yang ia benci. James tetap berdiri menghadap anaknya itu, kini raut wajahnya sangat teduh, seperti seorang pendeta yang siap memberi pencerahan.
![](https://img.wattpad.com/cover/99770228-288-k387070.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Goldie vs Gretta
Fiksi RemajaGoldie tentang Gretta "Gue gak paham itu anak, di antara semua cewek di sekolah, cuma dia yang benci gue sebegitu bencinya. Iya sih gue suka gangguin dia, dari dulu. Soalnya anaknya lucu kalau lagi ngamuk, kaya Harimau Betina. Tapi selucu apa pu...