ache

9.4K 523 7
                                    

Namaku Gretta Falloxi, anak tunggal dari James Ardian Falloxi dan Hillary Jones yang menyandang nama belakang papa delapan belas tahun silam, setelah mereka menikah. Karena aku anak tunggal, aku sedikit manja dan kekanakan. Semua mauku dituruti mama dan papa yang sama sekali nggak kelihatan keberatan.

Papa memiliki Falloxi Resort dan Falloxi Hotel yang bercabang di berbagai kota. Bangunan-bangunan itu membuat keluarga kami berkecukupan. Ditambah, mama nggak mau diam. Ia memiliki sebuah butik dan ia sendiri desainernya. Walau rancangannya nggak terlalu dikenal dunia luas, desainnya nggak pernah nggak menarik pelanggan.

Menjadi anak tunggal juga membuatku susah bersosialisasi. Aku cuma punya beberapa teman yang aku nggak yakin berteman denganku karena memang tulus atau nggak.

Tetangga kami memiliki seorang anak laki-laki yang seumuran denganku. Namanya Keegan Tobias. Bocah yang agak tengil itu akhirnya menjadi sahabatku setelah aku membantunya merusak mainan milik musuhnya Keegan. Karena bergaul dengan Keegan dan teman-temannya yang mana mereka adalah laki-laki, aku juga jadi anak yang nakal.

Seiring dengan berjalannya waktu, Keegan malah menjadi penurut dan baik. Sisa-sisa kenakalan Keegan dulu yang sekarang tinggal di aku. Karena selalu bergaul dengan anak-anak cowok, kosa kata yang aku punya jadi sangat kasar dan aku sedikit judes.

Aku nggak peduli apa yang dibilang orang tentang aku. Aku nggak mau denger apa celotehan orang. Mama bilang, asalkan itu nggak bikin aku didrop out dari sekolah, lakuin aja apa yang buat aku seneng. Hidup cuma sekali, gunakanlah dengan jadi anak nakal sekali-kali.

Suatu hari saat masih kelas tujuh, Keegan dikeroyok oleh geng kakak kelas. Aku nggak tahu keadaannya waktu itu karena Keegan pulang sendirian. Aku masih sibuk dengan kegiatan marching band sekolah dan harus ikut rapat. Ia dikeroyok karena pacar si kakak kelas naksir Keegan. Katanya, mereka ada empat orang dan badannya besar-besar. Keegan diseret ke gudang belakang dan dihantam habis-habisan di sana. Sukurlah saat itu ada seorang anak cowok yang tersesat. Berniat cari perpustakaan malah ke gudang.

Namanya Archery Adwinata. Tinggi badannya saat itu masih 160cm. Badannya kurus kerempeng. Kulitnya putih bersih. Rambutnya agak kecokelatan dan matanya berwarna cokelat terang. Karena kulitnya putih dan matanya cokelat, Ache biasa dia dipanggil, sering dikira berdarah campuran.

Ache saat itu sibuk mencari perpustakaan karena ia harus meminjam buku pinjaman tahunan. Tapi kakinya dan otaknya yang sok tau menuntun dia ke gudang dan terdengar suara beberapa orang mengeluarkan sumpah serapah. Ache penasaran dan membuka pintu gudang yang berdebu. Dilihatnya segerombolan anak laki-laki dan seorang lagi sedang terbaring di lantai berlumur darah. Ache tidak ingin tahu penyebab perkelahian ini, yang jelas tindakan sekelompok orang ini membuatnya gusar. Ia menghambur semua kakak kelas itu dan karena insiden gudang, Ache jadi terkenal.

Setelah menolong Keegan sore itu, Ache dan Keegan menjadi teman baik. Ache menjadi teman baik Keegan yang juga jadi teman baikku. Kami sering bermain bersama, ke mall bersama, mengerjakan tugas bersama, bolos bersama, dan dihukum bersama. Di mana ada Ache dan Keegan pasti ada aku. Di SMP kami dijuluki Powerpuffs Girls. Aneh kan? Tapi mereka berdua senang-senang aja kurasa.

Memang yang namanya bersahabat dengan cowok itu akan sangat menyenangkan. Menyenangkan sebelum kamu mulai menyukai satu diantara mereka.

Aku mulai suka Ache karena dia sangat-sangat baik dan seru. Ache itu anaknya nggak ribut, tapi sekali aku butuh sarannya, dia akan siap menceramahi aku panjang lebar. Ache juga tipikal orang yang memiliki prinsip. Aku suka cowok yang memiliki prinsip. Nilai Ache di mataku seperti 10/10. Sempurna.

Tapi karena aku sangat-sangat malu dan rasanya tidak mungkin buat ngomong ke sahabat sendiri, perasaanku ini aku simpan. Aku nggak berani ngomong ke Ache soal apa yang aku rasa ke dia. Alasan pertama, aku takut Ache menjauh. Alasan kedua, aku takut aku yang menjauh.

Tahukan sekarang bagaimana ceteknya mentalku ke cowok yang aku suka? Jadi kalau aku masih bisa ngomong normal dan masih bisa marah-marah ke orang, bisa kalian simpulkan aku nggak ada rasa apa-apa sama dia.

Suatu saat, waktu, ngirim seorang manusia dengan tingkat ketengilan yang sangat-sangat tinggi. Sangat. Tinggi.

Goldie Adam Van Diest. Karena dia, namaku jadi di bawah namanya. Karena dia, aku bukan satu-satunya orang yang inisal namanya diawali huruf G. Percayalah, di SMP-ku nggak ada yang namanya diawali dengan huruf G.

Bocah yang satu itu benar-benar merusak semua susunan, tatanan ketenangan yang aku punya. Karena dia aku jadi lebih temperamen daripada sebelumnya.

Bayangkan saja, baru tiga hari masuk dia sudah dipanggil ke BK sebanyak dua kali. Alasan dipanggil tidak lepas dari kelahi. Iya. Kelahinya sama aku.

Goldie itu anaknya ribut, suka ngejahilin anak cewek yang oke-oke aja kalau dijahilin. Alasannya mereka oke-oke aja dijahilin Goldie, karena Goldie ganteng.

Itu pendapat mereka. Mau dengar pendapatku tentang Goldie?

• Goldie adalah utusan setan
• Goldie nggak ganteng dan dia kaya setan
• Goldie itu sebelas dua belas sama setan

Menurut aku, Ache lebih ganteng daripada Goldie dan lebih cocok untuk diidolakan daripada Goldie. Tapi, sejak Goldie pindah, fans Ache mulai berkurang dan tahu ajalah pada pergi kemana.

Selain menurut mereka Goldie itu ganteng, dia juga pintar. Salah satu alasan kenapa aku nggak terima banget dia pindah ke hidupku, ke sekolahku, ke kelasku. Goldie jadi ranking satu terus. Aku? Sejak ada dia aku di posisi kedua. Aku nggak terima! Mana ada anak nakal yang ranking satu!

Ada! Elo! (Jawab Keegan)

Papanya Goldie juga seorang pengusaha terkenal, Rafael Van Diest. Mama Goldie adalah seorang model papan atas dulu di zamannya. Aku tahu ini dari mama. Dan alasan kenapa mama mengenal kedua orang tua cowok tengil itu karena Rafael adalah sahabat mama.

Tahun ketiga di SMP adalah tahun-tahun paling jaya. Tahun di mana senioritas pertama kali terasa tuh memang di kelas sembilan. Bandel semakin jadi, sampai mama bosan ke sekolah karena surat panggilan. Nggak jauh-jauh beda dari Goldie yang memang sama-sama gila. Yang nyelamatin Goldie itu cuma IQ-nya. Percaya sama aku.

Sedihnya setelah lulus SMP, Ache harus pindah ke luar kota karena papanya pindah tugas. Sedihnya lagi, aku nggak sempet bilang ke Ache kalau aku suka dia. Setelah Ache pindah juga kami nggak pernah lagi kontak. Dia mungkin ngehubungin Keegan, tapi nggak dengan aku.

Dia udah pergi, dan dari situ aku janji cuma bakal nungguin Archery Adwinata. Cuma dia. Cuma dia yang pas. Siapa pun itu, nggak akan ada yang ngegantiin Ache.

Karena mungkin menemukan yang baru bisa mudah ketemu. Tapi yang lama, akan selalu menimbulkan rasa yang beda. Klasik dan aku suka.

Goldie vs GrettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang