enosimania

6.7K 381 52
                                        

Jika ada satu hal menganggu seorang Keegan Tobias, pastilah itu sesuatu yang berbau misteri, apalagi mengenai sahabatnya, Gretta. Gadis itu menyimpan misteri besar yang sebelumnya tidak ingin diketahui Keegan. Sebagai seseorang yang berada di tengah-tengah arus yang berlawanan, ia benci karena tidak bisa berenang. Ia benci karena tidak bisa menyelamatkan dirinya dan mereka agar akhirnya tidak seperti sekarang.

Ia sudah mendengar semuanya dari Ache. Ia sudah berbicara dengan Jean. Ia sudah berkelahi dengan Goldie. Tetapi, gadis itu tetap tidak mau menemuinya. Kelas mereka yang sebelumnya tidak pernah terasa jauh untuk ditempuh agar saling temu, kini terasa seperti sebuah pulau untuk dilampaui. Rumah Gretta yang seperti rumah pula untuk Keegan sebelumnya, sekarang terasa seperti benteng lawan yang susah ditembus oleh dia.

Penyebab semua kekacauan ini, Keegan sudah mengetahuinya. Terlebih laki-laki brengsek yang telah membuat Gretta semakin menderita. Keegan tidak lagi memedulikan predikatnya di sekolah, menyangkut masalah Gretta, wajah Goldie sudah babak belur sehari setelah laki-laki itu mengumumkan sesuatu yang tidak benar untuk dilakukan kaumnya.

"Kalian tahu nggak kenapa Gretta nggak turun sekolah?" Lelaki itu berdiri di atas bangku, di tengah-tengah kantin. Ares dan Reynand tidak mencampuri urusan Goldie. Mereka lebih memilih tunduk memainkan apa saja asal tidak turut serta dengan Goldie.

"Karena, itu cewek udah bikin malu dirinya sendiri. Buat kalian yang malam itu datang ke acaranya Archery, pasti kalian tahu kan aibnya?" Kembali Goldie berbicara keras-keras.

Sorakan riuh kantin membahana menerpa telinga Keegan yang masih diam menyaksikan laki-laki itu menyelesaikan penghinaan untuk Gretta. "Nggak etis banget woy anak perempuan pakai baju mini mabok di kelab kaya gitu."

Keegan tahu jika baju yang Gretta pakai malam itu dibeli oleh Goldie. Baju yang sangat cantik itu, orang yang telah memilihnya, malah menjelek-jelekkannya. Keegan tetap menyaksikan kemunafikan Goldie yang tidak jelas karena apa berlangsung dengan pendukung yang sangat banyak. Tangannya terkepal di samping badan dan napasnya terasa sangat berat.

"Bukannya malam itu lo yang bawa Gretta pergi, Di? Setahu gue selama ini hubungan lo berdua baik-baik aja. Malah gue kira pada pacaran."

Sorakan riuh terdengar lagi, mengolok Goldie yang menelan ludah. Lidahnya terasa kelu untuk berbicara setelah salah satu teman satu jurusan mengucapkan kata yang membuat ia menjadi sensitif.

"Kok sekarang lo malah omongin cewek lo sendiri sih? Marah ya lo karena nggak dikasi jatah?" Tawa seluruh kantin makin menjadi-jadi.

Goldie tersenyum licik. Ini saat yang tepat membasmi gadis itu dari hidupnya. Sekali pun cara yang ia gumakan benar-benar biadab. Yang paling penting sekarang bukan martabat orang yang telah memulai semua kegilaan dalam hidup Goldie. Yang paling penting sekarang adalah bagaimana Goldie membuang jauh-jauh penyebab ia menjadi gila.

"Justru itu, bro, gue sama Gretta udah putus."

Goldie kembali tersenyum licik, "gue emang nakal tapi gue nggak pernah sampai kelewat batas. Malam itu, Gretta maksa gue buat nidurin dia dan sumpah gue merasa kotor banget. Bukan karena ngerasa bersalah, tapi, Gretta udah nggak perawan waktu kita begituan. Yah, mana mau gue sama barang bekas."

Satu pukulan keras datang dari Keegan membuat Goldie jatuh ke lantai dari tempatnya semula yang lumayan tinggi. Siang itu, di kantin, ia sukses membuat semua orang membenci gadis itu.

Petisi dibuat untuk mengeluarkan dari sekolah, Gretta yang dianggap kotor dan liar. Banyaknya cemoohan membuat Gretta juga akhirnya jengah. Tidak ada yang bersamanya saat itu, begitu pun Jean. Sahabatnya itu, berpikir yang dibicarakan Goldie adalah benar.

Goldie vs GrettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang