sacrifice

11.1K 562 31
                                    

Sudah seminggu semenjak skors berakhir. Maddy memperbaiki dandanannya sebelum ia menyapa Goldie hari ini. Setelah hampir lima menit menatap cermin dari compact powder-nya, ia berjalan keluar kelasnya untuk menemui pangerannya. Pangeran yang sekarang pasti sedang ada di kantin.

Dalam beberapa hari setelah diskors, Goldie dan Gretta sangat jarang terlihat bersama lagi. Bahkan, Maddy tidak pernah melihat mereka menghabiskan waktu bersama di kelas saat jam istirahat. Jelas saja kesempatan ini merupakan lampu hijau untuknya meluncur ke hati Goldie. Ia tidak akan menyia-nyiakannya.

Hari ini, Maddy lebih berani mendatangi cowok itu ke kantin. Hal yang tidak pernah dilakukan seumur hidupnya adalah terang-terangan menyukai seseorang. Tapi kepada cowok itu, semua ketakutannya ia urungkan, cintanya lebih besar daripada gengsinya.

Saat kaki jenjang Maddy melangkah masuk ke dalam kantin, dilihatnya gerombolan anak-anak futsal dan pangerannya ada di sana, duduk sambil bermain kartu. Tidak sedikit dari mereka yang merokok, bahkan Ares juga. Asap mengepul di atas kumpulan anak-anak badung itu dan mereka tertawa keras saat ada yang kalah dan diberi hukuman. Maddy tahu jika Goldie bukan perokok, dan ia sangat-sangat salut melihat kegigihan cowok itu tidak tergoda untuk merokok.

Ia sudah berubah baik dan sangat-sangat tampan sekarang. Ia tidak lagi urak-urakan melainkan begitu rapih. Ibaratkan malaikat dikelilingi setan-setan.

Dengan sebuah kotak makanan lain di tangan kanannya, Maddy berjalan mendekati gerombolan itu.

"Wah ada dedek gemes nih." Goda salah satu dari mereka yang berambut cepak.

"Dek mau temuin abang ya?"

"Dek sini main sama abang."

Goldie menoleh untuk mencari tahu siapa yang digoda teman-temannya. Dan ternyata cewek itu. Lagi.

"Kak Goldie."

Suaranya yang dibuat-buat membuat Goldie jengah. Beberapa godaan masih sukses membuat gaduh tempat itu, membuat Goldie makin jengkel.

"Diem lo semua!" Serunya.

Seketika semuanya hening. Tidak ada lagi yang menggoda Maddy dan cewek itu merasa senang. Ia yakin jika Goldie tahu ia merasa tidak nyaman akan godaan cowok-cowok itu, sebab kenapa Goldie membentak teman-temannya menyuruh mereka diam.

"Makasih loh kak, temennya udah dibuat tertib." Ucap Maddy sambil tersenyum manis ke arah Goldie.

Goldie mengangkat sebelah alisnya, "hah? Lo nggak lagi mimpikan? Gue suruh mereka diem bukan karena lo. Gue lagi pusing. Cepet sekarang lo mau ngomong apa?"

Gadis itu tersentak. Sialan, batinnya. Ini adalah penghinaan lagi dari Goldie secara langsung untuknya. Ia menarik napasnya gusar kemudian kembali memasang senyum ibarat hatinya tidak kenapa-napa.

"Ini, aku bikinin cookies." Maddy menyodorkan kotak makanan berwarna merah bergambar Melody itu.

Seketika Goldie disoraki teman-temannya. "Cie yang dikasi makanan pakek kotak Hello Kitty!"

Semu merah tercetak di pipi Maddy dan gadis itu tersenyum menang. Pasti Goldie akan luluh karena dikejar terus-terusan seperti ini. Apalagi perhatian khususnya yang setiap hari membawakan cowok itu makanan yang dibuatkan pembantunya, Goldie akan segera menjadi miliknya. Beberapa fans Goldie sudah Maddy atasi hingga saingannya berkurang. Ia merasa jalannya terbuka lebar sekarang.

Goldie menerima pemberian itu dan menatap galak teman-temannya yang masih saja menggodanya.

"Makasih. Lain kali lo nggak usah repot-repot. Yang kaya gini juga banyak di loker gue." Ucap Goldie.

Goldie vs GrettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang