the evil one

6.2K 396 33
                                        

"Gue minta kejelasan dari lo, Keegan. Kenapa Gretta masih sensitif kalau denger nama gue? Kenapa dia nggak ngomong ke gue? Lo bilang dia udah nggak suka sama gue tapi sikap dia, Kee, gue sumpah, gue tahu Gretta."

Semua pertanyaan Goldie yang menyerangnya membuat Keegan mengusap wajah. "Bisa lo tenang sebentar? Gue butuh ketenangan sebentar aja."

"Sebelum gue pukul muka lo, lebih baik kalau lo ngomong." Ancam Goldie.

Keegan mengangkat sebelah alisnya meremehkan, "dan lo pikir gue takut?"

Tinju Goldie sudah di udara, namun ia menghentikan aksinya. Beberapa gelas alkohol membuat ia begitu emosi. "Tolong kasi tahu gue."

"Kenapa itu tiba-tiba penting buat lo? Lo udah punya tunangan."

"Calon tunangan."

"Sekali pun perempuan itu bukan siapa-siapa lo, gue tanya, untuk apa lo peduli sama Gretta?"

"Gue..."

"Nggak bisa jawab kan lo?"

"..."

"Gue bakal cerita semua yang terjadi sama Gretta, tapi gue minta satu hal sama lo." Keegan menatap Goldie dingin.

"Apa?"

"Setelah ini, jangan ganggu dia."

Goldie menunduk, diam. Hingga suara dingin Keegan menusuk ke dalam gendang telinganya.

💀

Empat tahun yang lalu...

"Gretta, lo mau nggak jadi pacar gue?" Tanya Mikha sambil berlutut di depan gadis yang sudah meremas ujung bajunya geram.

Ia memegang bahu lelaki itu dan meremasnya ringan. "Maaf, Kha, gue nggak bisa."

Penolakan itu membuat Mikha tersenyum pahit. "Gue udah tahu duluan jawaban lo, tapi gue nggak mau berhenti nyoba. Lo tahu, gue nyiapin ini semua buat lo."

"Tapi kenapa semua yang gue lihat usaha lo cuma untuk nyetopin usaha Goldie, Kha? Kenapa lo terobsesi buat ngalahin Goldie? Saat itu juga lo lupa, yang seharusnya jadi prioritas lo itu gue."

"..."

"Gue suka sama lo, tapi waktu nggak pernah mau bohongin gue lama-lama. Dia nunjukkin kalau lo bukan orang yang tepat."

"..."

"Lo nggak bener-bener suka gue kan Kha?"

"Gue suka." Lirih lelaki itu.

"Lo cuma suka. Nggak sayang. Beda." Jawab Gretta menohok batinnya begitu pula batin Mikha.

"Gue bakal berusaha buat lo bahagia. Lebih dari yang bisa Goldie lakuin, gue janji."

Gretta tersenyum. "Lihat gue." Perintahnya dan lelaki itu menurut menatap ke dalam matanya yang teduh.

"Selalu, yang jadi patokan lo adalah Goldie. Gue tahu lo pintar dan gue harap lo ngerti ucapan gue."

"Jadi habis ini lo bakal milih Goldie?"

"Gue nggak tahu."

Setelah mengucapkan salam perpisahan untuk Mikha, Gretta menyetir dengan perasaan kacau. Seharusnya ia lega sudah lepas dari Mikha dan ia bisa langsung mengatakan pada Goldie, ia memilihnya.

Goldie vs GrettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang