"Gue baru pernah rasa yang namanya ditolak, Ta! Sakit banget! Selama ini, gue cuma sukanya sama dia, dan gue mutusin untuk bikin diri gue pantas di mata dia."
Aletta mengelus punggung Madeline dengan ritme pelan. Ia mencoba menenangkan sahabatnya yang saat ini sedang menangis sesenggukan. Kondisi Madeline saat ini benar-benar berantakan. Maskaranya luntur, ingus di mana-mana, wajah memerah karena menangis dan mata bengkak.
"Sttt. Perjuangan lo yang baru masih awal. Lo nggak boleh bilang lo udah ditolak sama kak Goldie duluan kaya gini." Ujar Letta.
Tetap saja Maddy masih menangisi penolakan yang sangat jelas oleh Goldie siang tadi. Sukur di dalam kelas saat itu hanya ada mereka bertiga, Goldie, Gretta dan ia. Jika adegan itu ditonton oleh seisi kelas Goldie dan Gretta yang terkenal akan senioritasnya, bisa mampus Maddy.
"Lo tahu kan, Ta, gue udah berusaha mati-matian supaya dia ngelirik gue. Gue lepas kacamata, gue lepas behel, gue ke dokter kecantikan, gue diet, gue warnain rambut, gue jadi cantik, itu tuh cuma buat dia!"
Aletta mengerti benar perasaan Maddy saat gadis itu kembali mengingatkannya bagaimana susahnya ia berjuang untuk merubah diri. Maddy benar-benar mengubah pola hidupnya. Ia termotivasi untuk menjadi cantik karena ia tahu, Goldie tidak akan melirik seorang gadis kutu buku dan berjerawat.
"Gue mulai berani nunjukkin diri gue tadi siang, gue yang sekarang, dianya tetep nyuekkin gue! Seakan gue ini nggak se..."
Kalimat Maddy terputus dan isakannya berhenti. Aletta khawatir kemudian menatapnya cemas, "Dy? Are you okay?"
Maddy menegakkan badannya kemudian menghadap Aletta, menatap sahabatnya itu dengan mata yang seperti mendapat jawaban akan semua kebingungannya selama ini.
Maddy memegang bahu Aletta dan berbicara dengan pelan, "Gue tahu kenapa Goldie nggak ngelirik gue. Gue tahu penyebab utamanya dia nggak ngeladenin gue. Ada satu orang, Ta, yang bikin dia sibuk sampai dia nggak pernah ngeladenin cewek-cewek lain."
"Siapa?" Tanya Aletta tak mengerti maksud Maddy.
"Gretta Falloxi."
💀
Gretta hanya bisa diam mendengar jawaban Goldie barusan. Ia merasa risih dan sangat canggung, walau dalam beberapa kesempatan ia senang. Senang karena Goldie tidak lagi mengganggu siapa-siapa. Senang karena Goldie melakukan aksi damai dengannya sampai rela untuk tidak mengganggu orang lain. Seniat itu dan Gretta harusnya senang kan?
"Ya udah kalau nggak ada lagi yang mau diomongin gue mau ke kantin. Mau nitip nggak?" Tanya Goldie sambil beranjak berdiri.
Gretta mendongak menatap cowok itu, "nggak. Gue mau tidur."
Goldie hanya menghela napas dan berjalan pergi meninggalkan Gretta yang sendirian di kelas. Gretta mencoba untuk tidur mengganti malamnya yang ia habiskan dengan insomnia, tapi hasilnya nihil. Kenapa dengan berdamai dengan Goldie bisa membuat dia kacau seperti ini?
Gretta berniat untuk mencari Jean dan Keegan. Entah kenapa kedua manusia itu seperti senang akan Gretta dan Goldie yang menjadi dekat akhir-akhir ini. Setelah berpikir sejenak Gretta baru sadar, Jean dan Keegan sepertinya memang sengaja menjodohkan dia dengan cowok itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Goldie vs Gretta
Teen FictionGoldie tentang Gretta "Gue gak paham itu anak, di antara semua cewek di sekolah, cuma dia yang benci gue sebegitu bencinya. Iya sih gue suka gangguin dia, dari dulu. Soalnya anaknya lucu kalau lagi ngamuk, kaya Harimau Betina. Tapi selucu apa pu...