Kita tidak sadar bagaimana sebuah kejadian bisa terjadi. Semuanya seakan irasional untuk dicerna oleh akal kita yang hanya bisa berpikir sebisanya. Kita tidak akan pernah menjadi Newton yang bertanya kenapa kaki kita dapat berpijak pada bumi dan menemukan persoalannya dengan percobaan-percobaan ilmiah. Sebaliknya, kita membuat itu rumit dengan bertanya dan puas dengan pertanyaan kita yang tidak memberi solusi apa-apa.
"Gitu aja. Nggak pernah lebih dari itu cerita gue dari awal sampai sekarang." Ucap Gretta yang terbaring di sebelah Keegan sambil menerawang pada plafon gazebo yang terletak di halaman belakang rumahnya.
Keegan mencerna kejadian demi kejadian yang Gretta ceritakan dengan begitu detail. Ia tahu tidak ada lagi kebohongan di sana karena semua pertanyaan dan dugaan sudah terjawab oleh Gretta.
"Dari cerita lo barusan, gue nggak ngerasa nyesel sedikit pun karena pernah nonjok Goldie. Seharusnya gue juga nggak percayain dia ke lo. Seharusnya gue nggak percayain lo ke siapa-siapa." Ujar Keegan.
Gretta tersenyum samar, "bukan salah lo. Jangan protektif banget juga sih. Kalau lo nahan gue untuk kenal sama cowok, gue nggak akan mungkin rasa apa yang udah gue rasa. Gue berterima kasih ke lo, Kee. Walau pun lo sempet hilang di kegelapan, akhirnya lo bisa kembali pulang ke gue."
Lelaki itu balik tersenyum walau mereka tidak menatap satu sama lain, ia berkata pada gadis di sebelahnya. "Rambut lo cepet juga ya tumbuhnya?"
Gretta tertawa renyah walau pun yang dibahas oleh Keegan adalah hal sensitif baginya, "kemarin hancur banget."
"Dan lo milih diem aja sementara lo tahu pelakunya siapa? Lo kaya bukan Gretta yang gue kenal."
"Gue emang bukan lagi Gretta yang pernah lo kenal. Gue anggap itu sebagai hukuman ke diri gue sendiri, walau gue nggak ngerti dosa apa yang setimpal sama tindakan separah itu. Anggap aja Tuhan sayang sama gue dengan ngebuat gue depresi karena malam itu terjadi sama gue."
"Gue nggak perlu balas mereka Kee. Bukan gue orang yang pantas untuk balas apa yang udah mereka lakuin ke gue."
Setelah berkata demikian Keegan tidak lagi bertanya karena Gretta sudah benar-benar berpikiran dewasa. Gretta yang Keegan kenal adalah orang yang tegas dan paling anti ditindas. Malam itu, ia ditindas habis-habisan dan rambutnya juga dipotong hingga ia hampir botak. Biru disekujur lengan dan pergelangan akibat ikatan tali tambang yang begitu kencang. Gretta yang Keegan kenal akan membalas tindakan orang-orang itu dengan tindakan yang lebih parah. Namun, ia tidak memilih untuk memikirkan lebih panjang tentang itu.
Orang tuanya pernah bersiap membawa kasus ini pada pihak yang berwajib, tetapi gadis itu menolak dan memohon kepada James dan Hillary agar tidak melapor. Luas jaringan kedua orang tuanya membuat mereka mendapatkan rekaman cctv yang merekam kejadian dari awal hingga akhir. Bahkan, sedari pelakunya belum menggunakan topeng.
Setelah penjelasan itu, Keegan pamit pulang. "Ya udah gue pulang. Lo harus inget ya, nggak ada yang boleh lo lakuin tanpa ngelibatin gue di dalemnya. Sekali pun lo mau boker, lo harus kasi tau, Get, jangan Randy doang."
Gretta terkekeh dan memeluk sayang sahabatnya itu. "Siap bos."
"Malem ini lo ada rencana jalan nggak?" Tanya Keegan.
"Nggak ada."
"Oke deh. Gue balik. See you, Get."
"See you, Kee."
💀
"Sedan kamu mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Goldie vs Gretta
Novela JuvenilGoldie tentang Gretta "Gue gak paham itu anak, di antara semua cewek di sekolah, cuma dia yang benci gue sebegitu bencinya. Iya sih gue suka gangguin dia, dari dulu. Soalnya anaknya lucu kalau lagi ngamuk, kaya Harimau Betina. Tapi selucu apa pu...