"Ma! Aku pakai baju yang mana?" Gretta menatap semua baju-baju yang nampak tidak berguna di walk in closet miliknya dengan geram.
Hillary yang mendengar rengekan penuh keputusasaan itu akhirnya memindahkan buku yang ia baca ke samping tubuhnya. Ia bangkit dari posisi tengkurapnya semula, ia berjalan kemudian berdiri di hadapan Gretta dan menatap anaknya itu takjub.
"Hebat banget ya Goldie. Seumur-umur kamu nggak pernah tanyain mama gimana caranya cocokin baju."
Tahu maksud Hillary membuat Gretta memutar matanya sebal. "Nggak lah ih."
Hanya senyuman acuh yang diberikan oleh Hillary saat perempuan itu mendekati lemari besar anaknya. Tidak perlu mengamati lebih lama, desainer itu sudah menyambar satu gaun di tangannya kemudian memberikannya kepada Gretta.
Gretta terkesiap melihat gaun yang dipilihkan mamanya, "ma! Aku nggak bisa pakai yang itu. Itu kan buat acaranya Ache."
"Bodo amat. Pokoknya kamu pakai aja dulu yang ini. Besok cari yang baru lagi."
Bahu Gretta langsung lemas. Bukan karena gaun yang akan dipakai untuk acara entahlah ini berharga sangat mahal dan sudah ia khususkan untuk dipakai ke pesta Ache nanti.
Terlebih, gaun itu merupakan pilihan orang yang akan ia temui malam ini. Dan orang itu pula yang membayarnya secara paksa.
"Ma, paling diajakin jalan keliling doang. Mana cocok pakai dress kayak gini."
Hillary mendecakkan lidahnya karena anak gadisnya yang sangat keras kepala ini. "Sayang, kalau kamu yakin cuma diajakin keliling-keliling doang, ngapain kamu ribetin pakaian?"
Habis sudah alasan Gretta. Ibunya itu memang sangat jago dalam urusan mematikan perdebatan.
Ia menghela napasnya dan memandang gaun kecil yang ada di lengannya itu dengan tatapan takjub. Gaun yang sangat indah dan ia malu jika harus memakainya untuk jalan-jalan dengan tuannya itu.
Gretta mengerang frustasi dan mencari apa saja yang bisa menggantikan gaun itu malam ini. Mungkin ia akan menggunakan jeans dan kaos. Ia tidak peduli lagi walau pun ia pusing karena ia tidak tahu destinasi yang akan mereka tuju malam ini. Tidak ada petunjuk dan Goldie hanya mengatakan ia harus mau. Mungkin berpakaian casual tidak akan membuatnya terlihat buruk.
Setelah Hillary keluar dari kamarnya, Gretta kembali menggantung gaun itu dan mengambil boyfriend jeans berwarna navy dan kaos hitam yang agak sedikit belel. Tidak ada polesan, rambutnya acak-acakan. Ia menyambar clutch-nya dan pergi keluar untuk menemui cowok itu.
Ia sedikit takut jika gaya berpakaiannya saat ini tidak sesuai dengan momennya bersama dengan Goldie.
Tapi, tunggu.
Baru saja Gretta merasa tidak percaya diri dengan gaya berpakaiannya sendiri? Serius?
💀
Goldie sudah menunggu di teras rumah cewek itu selama lima menit dan yang ditunggu belum juga keluar. Ia sedikit gugup dan entah kenapa malam itu berbisik jika gadis itu akan pergi. Firasatnya buruk.
Pintu besar itu terbuka dan nampaklah Gretta sedang berjalan dari dalam rumahnya. Goldie terpaku menyaksikan bagaimana cantiknya gadis itu malam ini. Ia selalu cantik, tapi baru saja mau Goldie akui sekarang. Dalam beberapa bulan, keduanya menjadi begitu dekat. Entah karena Goldie yang terlalu memaksakan atau bagaimana, yang jelas semuanya membuat Goldie sedikit bahagia karena pada akhirnya gadis itu sedikit demi sedikit juga merespon dengan baik.
![](https://img.wattpad.com/cover/99770228-288-k387070.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Goldie vs Gretta
Подростковая литератураGoldie tentang Gretta "Gue gak paham itu anak, di antara semua cewek di sekolah, cuma dia yang benci gue sebegitu bencinya. Iya sih gue suka gangguin dia, dari dulu. Soalnya anaknya lucu kalau lagi ngamuk, kaya Harimau Betina. Tapi selucu apa pu...