"MY BABY ALI!!!"Nah itulah suara yang setiap hari selalu mengusik hari-hariku, suara yang seumur hidup tak akan mau aku dengar. Tetapi, sekarang malah muncul lagi.
"MY BABY ALI!" Suara itu masih saja memanggilku. Tapi tetap tak aku hiraukan.
"Iih Baby, kamu gak denger apa? aku manggilin kamu dari tadi?" ucap cewek itu kesal.
"Bodo amat emang gue pikirin." batinku tak peduli. Suara itu berasal dari si nenek lampir Ghina yang setiap hari selalu mengejar-ngejarku. Tapi, selalu aku cuekin.
"Baby duduk sama aku, yuk!" kata Ghina sambil menunjuk salah satu bangku berisi genknya itu.
"Eh nenek lampir, lo ngapain sih disini! ganggu pemandangan aja."ujar Ricky.
"Tau, denger ya! Ali itu harus sama gue sama Ricky karena apa? Ali itu sahabat gue sama Ricky." jelas kevin.
"Oh kalau gitu kalian juga boleh ikut kok, di sana juga masih ada bangku kosong buat kalian." ajak Ghina sambil masih bergelayut manja di lenganku.
"Ih ogah, males banget gue." tolak Kevin mentah mentah.
"Yaudah kalau kalian gak mau ikut, biar My Baby gue aja yang ikut, ayok Baby!" kata ghina sambil menarik tangan gue.
"Eh gak, Ali pokoknya harus sama kita titik!" ucap Ricky sambil berusaha menghentikan Ghina yang hendak menarik tangan Ali.
"Ghina bisa gak lo lepasin tangan lo dari lengan gue!" ucapku tegas.
"Iih Baby. Tapikan, aku masih mau manja-manjaan sama kamu." ucap Ghina yang masih terus bergelayut manja di lenganku, dan itu menbuatku menjadi geram.
"GHINA GUE BILANG LEPAS YA LEPAS!" bentakku, dan Ghina langsung melepaskan tangannya dari lenganku.
"Sekarang lo pergi, PERGI!" usirku, Ghina pun langsung pergi dengan berlinang air mata.
"Udah ayok cabut!" ajakku pada Kevin dan Ricky.
"Trus kita gak makan dulu?" tanya Ricky.
"Gak, gue lagi gak mood." ucapku, kemudian langsung pergi dari kantin.
⚡
Prilly pov.
Saat aku menengok lagi ke arah Ali, aku melihat seorang cewek sedang bergelayut manja di lengan Ali, dan kenapa hatiku terasa sakit melihat pemandangan itu.
"Kenapa dengan gue? kenapa hati ini sakit melihat Ali bersama perempuan lain? apa gue cemburu sama Ali? gak! nggak boleh, lagian gue juga bukan siapa-siapanya Ali, ngapain gue cemburu." ucapku membantin.
Saat aku masih saja melamun tiba-tiiba Mila mengagetkan aku lagi.
"WOY!!! Ya ampun Prilly, lo kenapa ngelamun? kesambet lo ya?" kata Mila.
"Tau nih, dari tadi lo bengong sambil ngeliatin Ali mulu, kenapa sih?" tanya Dahlia.
"Ah enggak, siapa juga yang liatin Ali." ucapku pura-pura tidak tau.
"Itu tadi kenapa mata ngeliat kesono mulu? Atau jangan-jangan... lo cemburu ya, ngeliat Ali sama Ghina? cieee ciee..." goda mila.
"Hah cemburu? Ya enggaklah emang gue siapanya Ali? pacar bukan, tunangan bukan, istri bukan, teman bukan, musuh iya, kali."
"Lo nggak boleh gitu Prill entar lama- lama lo suka aja." timpal Dahlia.
"Apaan sih, ya enggaklah."
"Tapi, btw emang ada hubungan apa Ali sama Ghina?" tanyaku penasaran.
"Noh, kok lo nanya-nanya kenapa? Atau bener ya, lo emang cemburu! ciee ciee..." goda Mila lagi.
"Enggak gue cuma nanya aja." jawabku
"Oh gitu, jadi gini sebenarnya Ali itu gak suka sama Ghina. Tapi, Ghina selalu aja mengejar- ngejar Ali, dan bahkan pernah ngaku-ngaku jadi pacarnya Ali. Tapi, sebenarnya bukan." jelas Dahlia panjang lebar.
"Ohhh..."
Krrrrriiiiinnngggg....
"Yaudah, Mil, Prill udah bel masuk tuh, yuk ke kelas!" ajak Dahlia.
"Yuk!" jawab Mila, dan Dahlia serempak.
#vote & coment guys
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy✓
FanfictionKebut - kebutan , dunia malam itu semua sudah biasa untukku. Menjadi cowok yang brandal , angkuh , dingin itulah sifatku. Tapi, semua itu perlahan mulai berubah saat aku bertemu dengannya, gadis dengan mata hazel coklat membuat teduh siapapun yang m...