"Lo dari mana aja Prill? lama banget?" tanya Mila saat Prilly sudah sampai di kamarnya.
"Gue tadi ke toilet bentar." ucap Prilly berbohong.
"Terus tadi yang mampir ke rumah lo siapa?" tanya Mila lagi.
"Oh... Eumm... itu biasalah orang nanya alamat." ucap Prilly berbohong lagi. Ia memang sengaja berbohong, karena jika ia jujur barusan ia bertemu dengan Ali, mungkin bisa saja ia langsung di timpali berbagai macam pertanyaan dari kedua sahabatnya. Misalnya : 'kenapa Ali gak disuruh masuk?' 'kalian udah janjian ya?' atau 'kenapa lo gak ngasih tau kita Prill?' atau blablabla...
"Eh Prill kok muka lo sembab gitu sih? Lo abis nangis ya?" sekarang giliran Dahlia bertanya.
"Hah... eng...gak kok gue gak nangis, ini mata gue cuma kelilipan aja, gak apa-apa kok." jelas Prilly masih berbohong.
"Yakin cuma kelilipan?" tanya Dahlia lagi memastikan.
"Iya!"
"Yaudah ayok belajar lagi!" ajak Mila.
Mereka melanjutkan belajar mereka yang tadi sempat tertunda. Mereka bertiga belajar dengan serius, maklum karena mereka sebentar lagi akan mengahadapi ujian nasional yang akan menentukan lulus atau tidaknya mereka dari SMA Nusa Bangsa. Namun, juga terkadang jika ada salah satu dari mereka yang tidak mengerti, mereka akan membantunya untuk memahami permasalahan yang ada di pelajaran atau soal tersebut.
⚡
"Makasih ya, kalian udah mau mampir ke rumah gue." ucap Prilly saat ia mengantarkan kedua sahabatnya itu ke pintu depan.
"Justru kita yang berterima kasih sama lo Prill, karena lo udah mau ngizinin kita buat belajar bareng di rumah lo." ucap Mila menatap Prilly.
"Nah betul tuh!" timpal Dahlia.
"Kalian ini apa-apaan sih. Kalian ini kan sahabat gue, jadi rumah gue akan selalu terbuka buat kalian." jelas Prilly.
"Aaaaa... Prilly!!!" pekik Mila, dan Dahlia bersamaan sambil memeluk Prilly karena terharu dengan ucapan sahabatnya itu. Sementara Prilly ia tersenyum, dan membalas pelukan kedua sahabatnya itu. Menurutnya pelukan itu sangat nyaman, pelukan itu penuh kasih sayang yang ia dapat dari kedua sahabatnya.
"Yaudah kalau gitu kita pamit pulang dulu ya Prill!" ucap Dahlia saat sudah melepaskan pelukannya.
"Iya Prill kita pulang dulu ya!" tambah Mila yang juga melepaskan pelukannya.
"Iya hati-hati!" ucap Prilly.
"Bye Prill!!!" pekik Mila dan Dahlia bersamaan sambil melambaikan tangan mereka ke arah Prilly, yang dibalas oleh Prilly dengan senyuman, dan lambaian tangan.
Prilly hendak masuk ke dalam rumahnya. Namun tiba-tiba ia mendengar suara.
*Srreekk!
"Suara apa itu?" batin Prilly.
Karena rasa penasaran, Prilly mencari-cari dari mana asal suara yang barusan ia dengar tadi. Sampailah ia keluar dari pintu gerbang rumahnya.
"Hmmm... gak ada apa-apa." gumam Prilly.
Tiba-tiba dari arah belakang ada seseorang yang membekap mulut Prilly dari arah belakang.
"Mmmpphh..." Prilly berusaha berontak. Namun tak lama kemudian ia langsung tertidur, akibat pengaruh obat tidur yang orang itu berikan di saputangannya yang digunakan untuk membekap mulut Prilly.
Orang itu langsung membawa Prilly ke dalam sebuah mobil berwarna hitam yang terparkir tidak jauh dari rumah Prilly.
Orang itu mendudukkan Prilly di kursi belakang, lalu menyuruh temannya yang akan menyetir untuk menjalankan mobilnya.
"Cepet jalan!"
Orang itu hanya mengangguk dan langsung menjalankan mobilnya membawa Prilly entah kemana.
Drrtt drrt...
Orang itu langsung mengangkat panggilan telepon yang berbunyi dari handphonenya.
📱
"...."
"Berhasil dong bos."
"...."
"Siap bos, tenang aja!"
📱
Orang itu mematikan sambungan teleponnya, kemudian menatap sinis ke arah Prilly yang masih tertidur.
#vote&coment
Hayoo kira-kira Prilly mau dibawa kemana?
( Jadilah pembaca yang Bijak!!! )👍👌
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy✓
FanfictionKebut - kebutan , dunia malam itu semua sudah biasa untukku. Menjadi cowok yang brandal , angkuh , dingin itulah sifatku. Tapi, semua itu perlahan mulai berubah saat aku bertemu dengannya, gadis dengan mata hazel coklat membuat teduh siapapun yang m...