"Ali! Lo denger gak sih?" tanyaku. Tapi, ia masih saja terus menatapku, memangnya aku kenapa sih? Ada yang salah ya?
"Cantik."
"Hah! Ali lo ngelamun ya?" tanyaku lagi sambil melambaikan tanganku didepan wajahnya, dan akhirnya ia tersadar dari lamunannya.
"Eh, iya kenapa Prill?" tanyanya.
"Harusnya gue yang nanya, lo kenapa? Dari tadi gue panggil gak nyaut-nyaut?" tanyaku lagi.
"Gak, gak apa-apa, gue cuma gak fokus aja." ucapnya.
"Gak fokus kenapa emangnya?"
"Gak fokus ngeliatin lo!"
Aku jadi merasa malu ketika Ali berkata seperti itu. Ya Tuhan pasti pipiku sudah memerah sekarang.
"Ciee... pipinya merah ciee..." goda Ali.
"Apaan sih."
"Wah bakpaonya dah mateng jadi pengen makan deh."
"Iiihh... Ali UDAH!!"
"Hahaha... iya-iya maaf"
Kami pun melanjutkan belajar kami yang tadi sempat terhenti gara-gara Ali yang terus saja menggodaku, sehingga membuat aku merasa kesal. Namun, disatu sisi aku juga merasa senang karena dapat membuatnya bahagia, aku harap ini dapat bertahan selamanya.
⚡
"Door!!!"
"Astagfirullah, non Prilly ini bikin Mbok Jum kaget aja deh, untung Mbok gak jatungan" omel Mbok Jum yang tengah memasak didapur.
"Hehehe... iya Mbok Jum maaf ya. Oh ya Mbok Jum lagi masak apa?" tanyaku.
"Oh ini, Mbok Jum lagi masak rendang sama tumis cah kangkung buat nanti makan siang." jelas Mbok Jum.
"Oh, kalau gitu Prilly bantuin ya Mbok." ucapku seraya ingin mengambil Alih menumis kangkung. Tetapi Mbok Jum larang sambil berkata.
"Udah gak apa - apa kok non biar Mbok aja, takut ngerepotin. Soalnya kan non Prilly tamu disini."
"Gak apa-apa kok Mbok gak ngerepotin justru Prilly seneng." ujarku.
"Yaudah deh kalau non Prilly maksa."
"Trus aku harus ngapain nih Mbok?"
"Non Prilly tinggal bikin bumbu-bumbu buat bikin rendangnya"
"Oh, kalau soal bikin rendang Aku jagonya Mbok!"
Aku pun mulai membuat bahan-bahan untuk membuat rendang. Tapi, pertama-tama aku memotong-motong daging sapi yang sudah dibaluri buah nanas yang sudah dihaluskan terlebih dahulu supaya tekstur dagingnya empuk. Setelah itu aku menghaluskan bumbu seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, kemiri, kunyit, jahe, dan lain-lain. Kemudian aku memasukkan santan, serai, irisan bawang merah, asam dan daun kunyit kedalam wajan kemudian aku aduk-aduk sampai santan mendidih. Setelah santan mendidih aku masukkan bumbu-bumbu yang tadi kuhaluskan kedalam santan, aku aduk-aduk semua bumbu sampai santan terlihat berminyak. Kemudian, aku masukkan daging yang sudah aku potong- potong tadi kedalam wajan, lalu kuaduk sampai semua bumbu meresap kedalam daging, dan daging mulai berubah warna menjadi coklat.
Setelah itu kutaruh rendang yang sudah matang tadi diatas piring, dan menatanya. Tadaa!! Rendang buatan Chef Prilly sudah jadi!.Aku pun meletakkan rendangnya di atas meja makan bersamaan dengan tumis cah kangkung yang dibuat oleh Mbok Jum.
"Mbok Jum dah jadi nih semuanya, Prilly mau ke kamar mandi dulu ya." ucapku.
"Iya makasih ya non Prilly." ucap Mbok Jum seraya tersenyum.
"Iya sama-sama Mbok." balasku yang juga tersenyum ke arahnya.
Aku segera bergegas ke kamar mandi untuk, ya kalian taulah panggilan alam Hehehe...
Setelah aku keluar dari kamar mandi menuju dapur tiba-tiba Ali berkata kepadaku.
"Ternyata lo bisa masak rendang juga ya." ucapnya saat ia tengah duduk diatas kursi didepan meja makan.
"Jangankan rendang gue juga bisa masak apa aja kok." kataku membanggakan diri.
"Lo gak makan?" tanya Ali saat aku sudah duduk disampingnya.
"Gak, udah kenyang."
"Dasar bandel!" ucap Ali sambil mengambil beberapa nasi, rendang, dan tumis cah kangkung kedalam piring dan memberikannya kepadaku.
"Gue gak mau!" kekehku.
"Gak lo harus makan, ntar kalau lo sakit gimana?"
"Iiih... tapikan..."
"Makan! kalau gak gue suapin."
"Iya-iya gue makan." huh... dasar tukang maksa. Tapi, heran ya? Kok dia perhatian banget ya sama aku sampe maksa-maksa aku buat makan, padahalkan aku maunya makan di rumah saja. Apa jangan-jangan?. Ah sudahlah perasaan aku aja kali.
"Hei, Prill!" panggil Ali, yang membuat aku tersadar dari lamunanku.
"Lo ngelamun ya?" tanyanya yang aku balas dengan gelengan kepala.
Aku, dan Ali makan dengan hikmat tak ada yang bersuara. Hanya ada suara detingan sendok dan garpu yang beradu dengan piring yang memenuhi ruang makan.
#vote&coment
( Jadilah pembaca yang bijak )👌👍👍
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy✓
FanfictionKebut - kebutan , dunia malam itu semua sudah biasa untukku. Menjadi cowok yang brandal , angkuh , dingin itulah sifatku. Tapi, semua itu perlahan mulai berubah saat aku bertemu dengannya, gadis dengan mata hazel coklat membuat teduh siapapun yang m...