Part 48 ( The Action I )

2K 142 5
                                    

Ali dan teman-temanya kini tengah bersembunyi di balik semak-semak.

Mereka tengah memantau situasi markas Vino dan anak buahnya. Di pintu depan terlihat disana tengah dijaga oleh 2 orang berbadan besar, dan bermuka sangar.

"Bang gue tinggal bentar ya? gak tahan ini!" ucap salah satu anak buah Vino berkepala botak.

"Ck.... Lo gimana sih?! kita kan disuruh jagain bareng-bareng sama bos!" Kata anak buah Vino berambut keriting.

"Aahh.... sebentar doang, udah gak tahan ini."

"Yaudah, sana buruan!"

Salah satu anak buah Vino sudah pergi, dan kini hanya menyisakan anak buah yang satunya.

Dor!

Kevin menembak anak buah Vino, hingga ia tumbang menggunakan senjata yang sudah di pakaikan peredam suara. Sehingga menimbulkan bunyi yang tidak terlalu keras.

Ali mengisyaratkan untuk mereka masuk.

"Ingat kalian jangan lupa rencana kita!"

Kedua temannya mengangguk, kemudian mulai berpencar menyusuri setiap ruangan mencari Prilly.

"Hisk....hisk lepasin gue!"

Pendengaran Ali tak sengaja menangkap suara rintihan seseorang. Seketika ia langsung berlari karena ia sangat mengenali suara itu.

Ali terus berlari sampai ia dihadapkan oleh sebuah pintu besi berkarat yang terbuka sedikit.

Perlahan ia mengintip ke dalam ruangan yang ada dibalik pintu tersebut. Ia melihat Prilly tengah terduduk dengan tali yang mengikat dirinya.

Dengan wajah penuh amarah Ia menendang pintu tersebut.

Braakk!!!

"Wah...wah...wah lihat pahlawan kesiangan sudah datang," ucap Vino tersenyum miring.

"Ali tolong!" Pekik Prilly ketika ia melihat Ali mendobrak pintu.

"Lepasin dia!!!"

"Eits.... kau tak ingin melewatkan pesta kan li?" Vino menjentikkan jarinya. Seketika para anak buahnya langsung datang menyerang.

Ali terlihat kelelahan karena berhadapan dengan anak buah Vino yang lumayan banyak, dan akhirnya....

Bugh!

Ali tersungkur dengan luka-luka di sekujur tubuhnya. Beberapa Anak buah Vino langsung menahan tubuhnya.

Vino berjalan mendekati Ali.

"Bagaimana rasanya? Sakit?" tanya Vino berpura-pura peduli.

Ali menatap tajam ke arah Vino.

"Ali maaf!" lirih Prilly kala melihat Ali yang terluka karena berusaha menyelamatkan dirinya.

"Ternyata kau sangat peduli dengannya. Apa kau mencintainya, sayang?" Vino tersenyum sinis ke arah Prilly.

"Gue gak sudi lo panggil gue sayang!" bentak Prilly.

Ali hanya diam. Namun, dirinya bingung sebenarnya ada hubungan apa Vino dengan Prilly.

"Kenapa bukannya dulu kita sering menggunakan panggilan sayang kita masing-masing?"

"Iya, tapi itu dulu sebelum aku tau sifatmu yang kasar dan tempramen itu. Aku sudah memutuskan hubungan kita!"

Deg

Jadi Prilly dan Vino pernah menjalin hubungan. Hal itu benar-benar membuat Ali terkejut.

"Ya tapi kau hanya memutuskan secara sepihak," Vino kini berjalan mendekati Prilly dan membelai lembut pipi chubby gadis itu.

Prilly memalingkan wajahnya berusaha menghindari belaian tangan Vino.

"Jangan sentuh dia!" bentak Ali berusaha melawan anak buah Vino yang masih menahan tubuhnya. Namun, tidak bisa.

"Kenapa? lo cemburu? gak gue duga dunia ini benar-benar sempit."

Vino kembali mendekati Ali.

"Lo tau li kalau bukan karena lo, gue juga gak bakal mau culik Prilly," ujar Vino menatap Ali dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kalau lo punya sama gue. Ayo kita selesaikan! tapi tolong jangan bawa-bawa Prilly, dia gak tau apa-apa," ucap Ali.

"Lo mau tau apa masalah gue sama lo? LO MAU TAU, HAH?!" ucap Vino dengan nada meninggi.

"Gara-gara lo adik dan sahabat-sahabat gue masuk penjara!"

Bugh!

Satu bogeman Vino layangkan ke arah wajah Ali hingga membuat sudut bibir laki-laki itu mengeluarkan darah.

Ali tersenyum sinis.

"Bukankah itu kesalahan Lo sendiri?"

"Ya, dan itu gak akan terjadi kalau lo gak nyari masalah sama gue!"

Vino menodongkan pistol ke arah Ali. Prilly yang melihat itu terkejut.

"VINO JANGAN!!!"

Doorr!!!

#vote&coment

Hai ada yang kangen nih cerita gak? Akhirnya setelah sekian lama otak ini bekerja kembali.
Maapin author ya para reders.... 🙏🙏🙏



The Bad Boy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang