Doorr!!!
"Arrgghh...!!!"
Teriakan kesakitan menggema di ruangan itu. Darah segar mengucur dari lengan Vino. Pistol yang tadi ia pegang terjatuh ke lantai.
Tunggu, apa? Vino?
"Tepat sasaran," gumam si pelaku.
Ternyata suara tembakan itu bukan berasal dari Vino. Namun, berasal dari seorang lelaki yang berada di atas pelatvon bangunan itu.
Lelaki itu tersenyum merangkul sniper di bahu.
Prilly menengok ke arah orang yang baru saja menembak Vino.
Seketika Prilly terkejut.
Nikky
Flashback on
"Kalau kalian butuh rencana, gue bisa bantu," ucap seseorang.
Semua orang yang berada di ruangan langsung menengok ke arah sumber suara itu.
Ali terkejut karena ternyata Nikky dengan santai berdiri di depan pintu.
"Kita gak butuh bantuan lo!" Ali menatap tajam ke arah Nikky. Ia masih kesal lantaran Nikky lah yang menyebabkan pertengkaran dirinya dan Prilly.
"Lo yakin?" Nikky mengangkat sebelah alisnya.
"Sstt.... li," bisik Ricky memanggil sahabatnya.
Ali mendekatkan telinganya ke arah Ricky.
"Apa gak sebaiknya kita terima aja bantuan dia? gue denger om nya Nikky itu polisi, dan juga katanya kakeknya itu mantan TNI,"
"Ya tapi kan...."
"Gue setuju sama Ricky. Untuk sekarang ini lo hilangkan dulu amarah lo sama Nikky, sekarang kita fokus untuk nyelamatin Prilly," ujar Kevin yang sedari tadi berada di samping Ricky.
Ali terdiam oleh ucapan kedua sahabatnya itu. Ia masih menatap tajam ke arah Nikky yang masih berdiri menyenderkan tubuhnya ke daun pintu.
"Jadi apa rencana lo?" ucap Ali yang membuat Jessica dan Dahlia menatap dirinya tak percaya. Kevin mengisyaratkan mereka untuk diam mengikuti keputusan Ali.
Nikky melemparkan tas olahraganya ke hadapan Ali dan teman-temannya.
"Apa ini?" tanya Ali bingung.
"Buka aja," kata Nikky.
Ali membuka tas itu. Dirinya terkejut mendapati banyak senjata beserta peluru yang berada di dalamnya. Semua teman-temannya saling pandang tak percaya dengan apa yang mereka lihat.
"Ini sungguhan?" tanya Kevin menyentuh salah satu senjata itu.
"Ya, itu semua bekas kakekku, dan aku rasa itu masih bagus." Nikky tersenyum simpul.
"Wow!!! gue gak pernah liat senjata sungguhan sekeren ini," ucap Ricky takjub kemudian mengambil salah satu sniper.
"Bukannya lo sering main perang-perangan waktu lo kecil? bahkan waktu itu lo sering nangis kalau ketembak," seru Kevin yang membuat Ricky malu karena Kevin baru saja membuka aibnya di depan Dahlia.
"Oh ya? memangnya bagaimana tampang Ricky kalau lagi nangis waktu kecil?" tanya Dahlia penasaran.
"Tampangnya benar-benar jelek. Bahkan setelah itu dia ngambek, dan gak mau main lagi sama gue dan teman-teman yang lain. Benar-benar cengeng. Hahaha...." ucap Kevin lagi yang membuat Ricky semakin kesal dan malu.
Awas lo vin! batin Ricky.
"Udah-udah kalian ini becanda aja! sekarang kita fokus buat nyelamatin Prilly!" ucap Jessica kesal dan itu sukses membuat kekasih dan kedua temannya terdiam.
"Galak juga pacar lo," bisik Ricky kepada Kevin. Sementara Kevin hanya membalasnya dengan deheman kecil.
"Tapi apa tidak ilegal membawa senjata?" tanya Jessica kepada Nikky.
"Tenang, gue udah dapet ijin dari om sama kakek gue," ucap Nikky membanggakan dirinya.
Cih!
Ali memandang Nikky jijik.
"Jadi apa rencana lo selanjutnya?" kini Kevin bertanya.
"Ok, jadi ini rencananya...."
Flashback off
Ali tak percaya dengan apa yang baru ia lihat. Nikky menyelamatkan nyawanya?
Ini diluar rencana, Batin Ali.
Kevin dan Ricky seketika langsung masuk dan menodongkan senjata mereka ke arah anak buah Vino.
"Sial! SERANG MEREKA!" perintah Vino yang masih merintih kesakitan sambil memegangi lengannya.
Anak buah Vino langsung menyerang Nikky, dan kedua sahabat Ali.
Mereka semua saling terlibat baku hantam. Saling menembak, memukul, menendang, dan menyakiti satu sama lain.
Merasa dirinya sudah terbebas dari tahanan anak buah Vino. Ali langsung mendekati Prilly dan membuka tali yang mengikatnya.
Setelah terlepas Prilly langsung memeluk Ali.
"Hisk...hisk gue takut," gumam Prilly menumpahkan tangisannya dalam dekapan Ali.
"Maafin gue Prill, maaf." Ali memangku kepalanya diatas bahu Prilly, dan seketika itu juga ia menangis.
"Maaf, maafin gue yang gak becus jagain lo."
Prilly melepaskan pelukannya kini beralih menatap Ali dan menangkap kedua pipi Ali .
"Gak lo gak salah, gue yang salah disini."
Vino yang menyaksikan hal itu, berusaha mengambil pistol menggunakan tangan kirinya.
Prilly yang melihat Vino yang menodongkan pistol ke arah Ali langsung menarik tubuh Ali dan menjadikan dirinya sebagai tameng.
Doorr!!!
Peluru itu tepat mengenai bahu kanan Prilly, seketika Prilly langsung tak sadarkan diri. Darah segar mengalir dari bahu kanannya.
"PRILLY!!!"
Ali shock mendapati Prilly yang tak sadarkan diri dan bersimbah darah. Ia benar-benar tak percaya kenapa Prilly menjadikan tubuhnya sebagai tameng? mengapa ia melindungi dirinya?
"Brengsek!"
Ali menatap tajam ke arah Vino dan menodongkan pistol ke arahnya.
Doorr!!!
Peluru pistolnya tepat mengenai perut Vino.
Vino memegangi perutnya yang kini mengucurkan banyak darah dan akhirnya ia tak sadarkan diri.
Ali menghembuskan nafas kasar kini ia alihkan tatapannya ke arah Prilly dan memangku gadis itu.
"Prill Prill, bangun!" Ali mengguncang tubuh gadis itu sambil menangis.
"Kita harus cepat membawanya ke rumah sakit!" seru Nikky.
Ali melihat ke arah Nikky, kemudian memandang ke sekitar. Sudah banyak polisi di sana. Mereka menangkap anak buah Vino dan membawa tubuh Vino yang terkapar.
Ali pun mengangguk, kemudian menggendong Prilly menuju mobil ambulan yang sudah terparkir di depan bangunan tua itu.
#vote&coment
Bentar lagi end nih guys kira-kira bakalan sad atau happy nih?
Kalau kalian maunya apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy✓
FanficKebut - kebutan , dunia malam itu semua sudah biasa untukku. Menjadi cowok yang brandal , angkuh , dingin itulah sifatku. Tapi, semua itu perlahan mulai berubah saat aku bertemu dengannya, gadis dengan mata hazel coklat membuat teduh siapapun yang m...