"Woy jangan ganggu mereka!!!" pekik seseorang dari arah belakang.
"Siapa lagi lo?!! Mau jadi pahlawan kesiangan?!! Hahaha..." kata preman yang berambut gondrong itu lagi.
"Gue cowoknya!" tegas orang itu yang ternyata adalah Ali.
"Oh jadi lo cowoknya, udah lah bos kita hajar aja sekalian." kata preman berkepala botak.
"Yaudah ayok serang!!!" pekik si preman berambut gondrong.
Ketiga preman itu maju mendekati Ali, lalu menghajarnya. Ali juga membalas serangan mereka dengan kemampuan bela dirinya. Kemampuan bela diri Ali memang tak perlu di ragukan lagi, memang sejak Ali kecil ia sudah di ajarkan silat oleh kakeknya. Namun, saat kakeknya sudah tiada dirinya sudah tidak diajarkan lagi oleh beliau, justru ia di masukkan perguruan silat oleh omnya Om Randy. Sehingga ia bisa mengembangkan bakatnya, dan bisa lebih hebat di bidang bela diri.
Ali tersenyum sinis teketika melihat ketiga preman itu tersungkur ke tanah, rupanya mereka begitu kewalahan mengahadapi Ali.
"Ayok bangun lo semua! Lawan gue!" teriak Ali sombong.
"Hah huh hah... Ampun bang ampun! Hah huh..." ucap preman berbadan gendut kelelahan.
Salah satu preman bangkit dan hendak menghajar Ali dari belakang, saat Ali tengah lengah. Namun, bahunya langsung di pukul oleh balok kayu yang di bawa oleh seseorang dari belakang.
Preman itu langsung pingsan. Ali yang mendengar itu langsung menengok ke belakang, dan ternyata Mang Ujang lah yang telah memukul preman itu hingga pingsan.
"Den Ali gak apa-apa?" tanya Mang Ujang.
"Gak apa-apa Mang Ujang, makasih ya Mang tadi udah nolongin Ali." ucap Ali.
"Iya den sama-sama." balas Mang Ujang.
Ali, dan Mang Ujang langsung menghampiri Prilly, dan Raja. Lalu menanyakan kondisi Raja.
"Dek lo gak apa-apa kan?" tanya Ali khawatir.
"Gak apa-apa kok bang, makasih ya udah mau nolongin kita." ucap Raja.
"Iya sama-sama, ja luka lo harus cepat-cepat diobati, takutnya nanti tambah parah." ucap Ali.
"Iya tau, ayok ja, Mang Ujang kita pulang!" ucap Prilly dengan nada yang ketus. Raja memandangi Prilly dengan pandangan heran kenapa kakaknya itu tiba-tiba bersikap ketus.
Prilly membantu Raja masuk ke dalam mobil di ikuti oleh Mang Ujang, dan yang terakhir adalah Prilly. Namun saat hendak membuka pintu, tangannya langsung dicekal oleh Ali.
"Lo masih marah sama gue?" tanya Ali.
Prilly menatap ke arah tangannya, lalu menatap Ali. Kemudian ia langsung melepaskan cekalan tangan Ali dari tangannya.
"Prill..."
"Udah lah li gue mau pulang, gue harus ngobatin lukanya Raja." Ucap Prilly dengan nada yang masih ketus. Kemudian ia membuka pintu, dan langsung masuk ke dalam mobil.
Mang Ujang langsung tancap menghiraukan Ali yang masih memanggil nama Prilly. Karena memang Prilly yang meminta Mang Ujang untuk tak menghiraukannya.
Ali terpaku sambil memandangi mobil Prilly yang sudah mulai menjauh, dengan pandangan yang sedih.
"Aaarrgghh..." pekik Ali frustasi sambil mengacak-ngacak rambut hitamnya.
Namun, tanpa Ali, dan Prilly sadari bahwa dari kejauhan tepatnya di belakang pohon besar, sejak tadi ada seseorang yang sedari tadi mengawasi mereka. Orang itu memandangi Ali dengan pandangan yang sulit di artikan.
Kemudian orang itu merogoh saku celananya, dan mengeluarkan handphonenya. Orang itu tampak hendak menghubungi seseorang.
📱
"Halo bos! Gue punya berita bagus."
"...."
"Nanti gue akan kasih tau lo di markas."
📱
Setelah mematikan handphonenya, orang itu tersenyum sinis memandangi Ali. Kemudian orang itu langsung pergi dari tempat itu.
#vote&coment
( Jadilah pembaca yang Bijak!!! ) 👌👍👍
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy✓
FanfictionKebut - kebutan , dunia malam itu semua sudah biasa untukku. Menjadi cowok yang brandal , angkuh , dingin itulah sifatku. Tapi, semua itu perlahan mulai berubah saat aku bertemu dengannya, gadis dengan mata hazel coklat membuat teduh siapapun yang m...