Part 19 ( Love Yourself )

6.2K 327 0
                                    

Saat ini hanya ada keheningan yang menyelimuti kami berdua tidak ada yang saling membuka suara, lalu aku membuka suara memecahkan keheningan ini.

"Li sebenarnya lo kenapa sih bisa dikejar polisi gitu?"

"Ceritanya panjang." ucap Ali dingin dengan masih fokus menyetir.

Huuh... aku hanya bisa menghembuskan nafas kasar, mungkin saat ini Ali tidak ingin bercerita jadi aku bisa memakluminya.

Selama di perjalanan aku hanya diam, dan sedikit bersenandung, karena mendengarkan lagu favoriteku yang berjudul 'Love Yourself.' yang diputarkan melalui radio mobil yang berada di mobil Ali. Lagu ini dipopulerkan oleh Justin Bieber salah satu artis yang aku idolakan, dan karena terlalu terbawa oleh lagu tersebut, sampai tak sadar aku bernyanyi.

"Cause if you like the way you look that much..
Oh baby you should go and love yourself..."

"And...

"And if you think that i am still holdin ' on to something you should go and love yourself..."

Aku ternganga mendengar Ali ikut  menyanyikan lagu love yourself yang sejak tadi aku nyanyikan, rupanya sedari tadi ia mendengarkan aku bernyanyi. Aku hanya bisa tersenyum malu sambil menikmati suara Ali.

"Lo suka sama lagu ini?" tanya Ali yang memandangku sekilas sambil tersenyum.

"Iya suka banget malahan, apa lagi sama Justin Bieber, gue ngefans banget sama dia." jawabku girang sambil senyum-senyum sendiri.
Ali hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah unikku ini.

Tak berapa lama mobil yang dikendarai Ali sampai di depan gerbang rumahnya. Kulihat satpam yang ada di rumah Ali langsung membukakan gerbang rumah Ali sambil tersenyum ramah, aku membalasnya dengan tersenyum lagi padanya. Namun, berbeda dengan Ali ia hanya cuek.

Ali memasukan mobilnya ke dalam garasi, lalu ia berjalan menuju pintu masuk rumah dengan aku yang mengekorinya dari belakang.

Namun, saat hendak membuka pintu, pintu itu sudah terbuka terlebih dahulu, dan tampaklah seorang wanita paruh baya yang semula tersenyum kepada kami. Namun, saat memandang wajah Ali ia terlihat panik.

"Eh den Ali dah pulang, ya Allah den... wajah den Ali kenapa lebam-lebam begini?" tanya wanita itu panik sambil memegang luka yang ada di sudut bibir Ali, dan itu membuat Ali meringis kesakitan.

"Ssshhh... Ali gak apa-apa kok Mbok, Jum ini cuma luka biasa doang kok."

"Ya sudah, mendingan sekarang den Ali masuk! biar Mbok Jum obatin lukanya." kata wanita itu lembut. Aku yakini wanita itu adalah pembantu rumah tangga Ali. Ia pun  membantu Ali masuk ke dalam rumah.

Saat sudah masuk ke dalam rumah wanita yang dipanggil Mbok Jum itu menduduki Ali disofa, dan mempersilahkan aku duduk.

"Makasih ya non sudah mengantar den Ali pulang." ucap Mbok Jum sambil tersenyum ramah kepadaku.

"Iya sama-sama Mbok Jum. Oh ya, panggil aja aku Prilly." ucapku memperkenalkan diriku pada Mbok Jum, sambil ikut menyunggingkan senyum ramah padanya.

"Oh iya non Prilly, panggil aja Mbok Jum atau Bik Jum."

"Ekhem, udah perkenalannya?" tanya Ali yang sejak tadi aku, dan Mbok Jum diamkan.

"Eh den Ali, jadi kelupaan gara-gara keasyikkan ngobrol." ucap Mbok Jum yang tak enak, karena sedari tadi mendiamkan majikannya.

"Ya sudah, Mbok Jum ambilin dulu kompresan buat ngobatin lukanya den Ali."

Mbok Jum pun meninggalkan aku, dan Ali diruang tamu berdua. Lalu tak berselang lama Mbok Jum kembali dengan membawa baskom berisi air dan sebuah saputangan yang berada di tangannya.

"Sini Mbok Jum, biar aku aja yang ngobatin lukanya Ali."

"Yaudah nih."

Mbok Jum pun menyerahkan alat-alat kompresan kepadaku, dan aku pun menerimanya.

"Yaudah Mbok Jum ke balakang dulu ya."

"Iya Mbok Jum." Mbok jum pun berlalu dari hadapanku, dan Ali.

Lalu aku mencelup saputangan ke dalam baskom berisi air itu, kemudian memerasnya. Setelah itu menempelkan saputangan yang telah ku basahi itu ke luka Ali.

Namun, baru aku tempelkan sebentar Ali langsung meringis kesakitan, "Sssshhh... aw! pelan-pelan dong!"

"Iya, lagian lo kenapa sih bisa kayak gini?" tanyaku sambil mengompres luka Ali.

Ali pun mulai menceritakan kepadaku mulai ia datang ke Club, lalu berkelahi dengan vino, sampai ia dikejar oleh polisi, dan bertemu denganku.

"Ya ampun li jangan sia-siakan hidup lo dengan foya-foya begini. Apa lo gak kasihan sama bokap nyokap lo?"

"Kasihan? emangnya mereka kasihan sama gue?" ucap Ali tersenyum sinis.

"Kalau mereka gak kasihan, gak sayang sama lo, ngapain mereka ngerawat lo sampai lo besar kaya gini."

"Heh, selama ini yang ngerawat gue waktu kecil itu kakek gue bukan MEREKA." ucap Ali dengan menekan kata mereka.

Aku menghela nafas, "Oke gue tau perasaan lo li tapi lo juga harus bisa jaga diri lo, bisa mencintai, dan menghargai diri lo! Ingat lagu yang kita nyanyikan tadi dimobil "Love Yourself." cintai dirimu sendiri, dan satu lagi jangan menganggap diri lo kesepian, karena masih banyak orang-orang yang masih mau peduli sama lo." jelasku sambil menepuk pundak Ali.

Ali pun terdiam atas penjelasanku. Namun, tak berapa lama kemudian tiba-tiba Ali memelukku erat, aku pun sedikit terkejut. Namun, tak berselang lama aku mulai merasa nyaman dengan pelukan ini.

 Namun, tak berselang lama aku mulai merasa nyaman dengan pelukan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Thanks." bisik Ali ditelingaku sambil masih memelukku, yang aku pun tersenyum, kemudian membalas pelukan Ali.

#vote&coment

Hai para redeers maaf baru next soalnya kemarin baru selesai ulangan sama baru dibeliin kuotanya 😁 jadi di maklumin ya.
Ingat jangan jadi pembaca gelap sama jangan copy copy my story karena ini dibuat pake hati pikiran dan perasaan. Oke 👌 ini spesial extra part guys.

The Bad Boy✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang