Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya Ghina, dan Angel datang dengan membawa 2 minuman pesanan Ali, dan Ricky.
"Inih, pesanan kamu Baby." ucap Ghina dengan nada centilnya sambil menaruh pesanan Ali di atas meja.
"Makasih ya." ucap Ali dengan senyum yang dipaksakan.
"Dan inih pesanan kamu Ricky." ucap Angel dengan nada centil yang sama seperti Ghina.
"Makasih." ucap Ricky singkat.
Ali, dan Ricky buru-buru meminum jus yang mereka pesan tadi, takut rencana mereka akan ketahuan sama Ghina and genk.
"Eh Ghin gue ke kelas dulu ya!" ucap Ali.
"Kok buru-buru banget sih beb?" tanya Ghina.
"Iya soalnya ada yang ketinggalan, bye!" jawab Ali lalu bergegas pergi dari kantin.
"Ehmm... gue juga mau pergi." ucap Ricky, lalu beranjak dari bangkunya.
"Eh kamu mau kemana?" tanya Angel.
"Mau ke toilet panggilan alam soalnya." ucap Ricky sambil berpura pura sakit dan memegangi perutnya, lalu Ia pun langsung bergegas pergi dari kantin.
"Aneh banget ya mereka?" tanya Cecil sambil memasukkan baksonya kemulut, dan tanpa disadari oleh Cecil bahwa baksonya itu sudah diberi obat cuci perut oleh Ali, dan Ricky.
"Iya, mereka kenapa ya?" tanya Ghina lalu memakan baksonya dengan lahap, dan tanpa disadari olehnya baksonya itu sudah sangat pedas.
"Gak tau deh." ucap Angel dan memasukkan baksonya kedalam mulut, dan juga tanpa disadari oleh Angel bahwa di dalam baksonya itu sudah ada cicak mainan yang dimasukan Ricky tadi.
"Eh guys kok bakso gue pedes banget ya? Hhssst... huh... hah... huh" tanya Ghina yang sedang menahan pedasnya baksonya itu.
"Ya ampun Ghina itu bakso apa sambel, merah banget!" ucap Cecil terkejut melihat baksonya Ghina.
"Hah! masak sih? perasaan gue ngasih sambelnya sedikit deh." ucap Ghina
"Makanya lo liat dulu tuh bakso!"
Ghina pun melihat kearah mangkuk baksonya, dan terkejut melihat baksonya sangat merah seperti kawah gunung berapi ( lebay ).
"Hahhh... PEDASSS!!! hah... huh" Ghina langsung meminum - minumannya, dan ternyata yang ia minum bukanlah minuman melainkan SAMBAL.
"Hah! kok tambah pedes ya? Hah... huh" tanya ghina sambil mengkibas - kibaskan tangannya di depan mulutnya.
"Makanya lo liat dulu apa yang lo minum!" ucap Angel.
Ghina pun melihat apa yang barusan ia minum, dan ternyata yang barusan ia minum adalah sambal bukannya minuman. Ghina yang semakin kepedasan pun berlari pergi entah kemana meninggalkan kantin. Sementara teman-teman sekolahnya yang melihat Ghina seperti itu justru tertawa terbahak-bahak, apalagi Tobi paling ngakak ketawanya.
"Hahaha...!!! Ghina-Ghina ada-ada aja sih tuh anak." ucap Cecil.
"Tau tuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy✓
Fiksi PenggemarKebut - kebutan , dunia malam itu semua sudah biasa untukku. Menjadi cowok yang brandal , angkuh , dingin itulah sifatku. Tapi, semua itu perlahan mulai berubah saat aku bertemu dengannya, gadis dengan mata hazel coklat membuat teduh siapapun yang m...