Author pov
Setelah Prilly mengobati luka Ali. Ali pun mengantarkan Prilly pulang kerumahnya dan di sepanjang perjalanan, di dalam mobil Prilly hanya diam sambil mengerucutkan bibirnya, dan menyilangkan tanganya didepan dada.
Ali yang melihatnya pun gemas, dan menangkup ke dua pipi Prilly.
"Ihh... gemess... kenapa sih, masih marah sama gue?" tanya Ali gemas sambil memainkan pipi chubby Prilly, dan itu membuat sang empunya mengadu kesakitan.
"Ihhh... Ali sakit!!!" adu Prilly sambil berusaha melepaskan tangan Ali dari pipinya.
"Lagi siapa suruh tuh pipi tembem banget kayak bakpao, kan jadi pengen nyubit." ucap Ali sambil tertawa.
"Ihh... tembem-tembem ginikan imut." ucap Prilly percaya diri.
"Siapa?"
"Gue lah imut."
"Yang nanya." jawab Ali santai dan itu membuat Prilly semakin kesal.
"Ya Allah berilah hambamu ini kesabaran yang tiada batasnya, supaya hamba bisa menghadapi mahklukmu yang paling menjengkelkan ini." doa Prilly didalam hatinya sambil mengusap-usap dadanya supaya bisa lebih sedikit tenang, dan sabar dalam menghadapi sifat Ali.
Sebenarnya sedari tadi Prilly merajuk ingin pergi ke supermarket dulu, dan dia juga ingin pulang sendiri tapi Ali melarangnya.
⚡
Flasback on
"Ihh... Ali udah gak apa - apa gue bisa pulang sendiri, lagian gue juga mau pergi ke supermarket" tolak Prilly
"Hah! ke supermarket hahahaha... mana ada supermarket buka malam-malam begini." ucap Ali sambil tertawa.
"Eh ini semua juga salah lo lah, ngapain lo ajak gue buat kabur dari polisi. Lo yang salah malah gue juga yang kena." ucap Prilly menyalahkan Ali.
"Ya udah sorry. Pokoknya gak ada alasan lo pulang gue anter, dan gak ada acara pergi ke supermarket!" jawab Ali tegas.
"Ya udah terserah." akhirnya Prilly pasrah dan mengikuti perintah Ali.
Flasback off
⚡
Akhirnya mobil yang di kendarai Ali sampai di kediaman Prilly. Prilly pun turun dari mobil Ali. Namun, sebelum turun Ali malah menarik tangan Prilly hingga Prilly jatuh ke dalam pelukannya.
CUP
Ali menciup kening Prilly lalu mengucapkan, "Good Night."
Prilly langsung turun sementara Ali langsung mentancap gas mobilnya.
Prilly masih terpaku di depan gerbang rumahnya sambil memikirkan apa yang Ali lakukan padanya tadi."Ini seriuskan? Bukan mimpikan?" tanya Prilly pada dirinya sendiri sambil masih memegangi keningnya. Prilly tersenyum malu, dan pipinya bersemu merah.
Prilly pun hendak masuk. Namun, saat dilihat pintu gerbangnya tertutup dan terkunci, "Oh iya, pintu rumah gue kan ke kunci. Hhmm... gimana caranya gue masuk ya?" gumam Prilly.
Ia pun mulai befikir, jika ia meminta bantuan Mang Ujang itu tidak mungkin, karena pasti Mang Ujang akan memberi tau kedua orang tuanya karena ia pulang larut malam.
Sebuah ide terbesit difikirannya, "Aha! gimana kalau gue masuk dari pintu belakang aja."
Lalu ia menuju pintu belakang, dan memeriksa apakah pintu tersebut dikunci atau tidak.
*krek*
Ternyata pintu itu tidak dikunci ia pun langsung masuk ke dalam rumah berjalan mengendap endap. Namun, saat hendak melewati dapur tiba-tiba ada sebuah tangan yang menepuk pundaknya. Prilly menengok kebelakang dengan hati-hati dan....
"Aaaaaa...!!! ihhh... elo ya ngagetin aja!"
"Hehehe... sorry kak."
Ternyata itu Raja yang sedang hendak ke dapur, karena ia haus ingin minum.
"Lagian ngapain lo malem-malem di dapur pake ngendap-ngendap segala lagi, udah kayak maling aja." ucap Raja sambil menuangkan air di gelas, lalu meneguknya.
Prilly pun menceritakan kepada Raja tentang bagaimana ia bertemu dengan Ali hingga ia diantar olehnya pulang, dan maksud ia mengendap-endap masuk melalui pintu belakang. Raja mendengarkan cerita Prilly dengan seksama.
"Oh, jadi gitu ceritanya."
"Iya, dan gue mau lo rahasiain ini! jangan bilang ke siapa pun termasuk mama, sama papa!"
"Baik. Tapi, dengan satu syarat!"
"Apa syaratnya?"
"Lo besok harus temenin gue ke toko buku, dan beliin semua buku komik Naruto yang gue mau!" tawar Raja.
Raja memang suka sekali sama Naruto, tak heran jika dikamarnya banyak sekali komik Naruto, bahkan dinding kamarnya terdapat banyak stiker Naruto juga tempat tidurnya saja bermotiv kartun Naruto.
"Gak bisa gitu dong besokkan gue sekolah, jam pulang gue sama lo kan beda." ucap Prilly tak setuju.
"Iya sih. Tapikan, besok gue ada ekskul basket jadinya pulangnya di lamain dikit deh. Jadi besok lo harus jemput gue disekolah. Gimana deal?" tanya Raja dan memberikan tangannya kepada Prilly.
Prilly nampak berfikir, jika Ia setuju berarti ia harus mengorbankan uang tabungannya yang akan ia gunakan untuk membeli kaset album idolanya Justin Bieber yang sebentar lagi akan dirilis. Tapi, kalau tidak setuju nanti rahasianya akan terbongkar oleh adiknya. Kalau begini ia menyesal telah menceritakan pada Raja.
"Iya, oke deal!" jawab Prilly, dan menjabat tangan adiknya. Akhirnya ia pun menyerah, dan pasrah jika uang tabunganya habis. Lagian udah lama juga ia tidak ke toko buku, di sana ia juga ingin membeli novel atau komik doraemon kesukaanya.
"Yaudah sana gih tidur!" usir Raja
"Yee... lo juga tidurlah!"
"Iya."
Mereka pun berjalan ke kamarnya masing-masing untuk tidur.
#vote&coment
Hai redeers gimana ceritanya baguskan kalau bagus tulis komentar kalian ya dibawah ini.
Ingat hargai karya orang jika karyamu ingin dihargai. Oke 👌👌👍
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Boy✓
FanfictionKebut - kebutan , dunia malam itu semua sudah biasa untukku. Menjadi cowok yang brandal , angkuh , dingin itulah sifatku. Tapi, semua itu perlahan mulai berubah saat aku bertemu dengannya, gadis dengan mata hazel coklat membuat teduh siapapun yang m...