Chapter-- 26• Penjelasan Nicholas

1.6K 55 0
                                    

Setelah sampai, gue langsung mendudukannya di atas ranjang UKS.

Kemudian gue pun mengambil kotak P3K. Untung UKS lagi sepi, jadi bisa tenang ngobatin luka Nicholas. Setelah mendapatkan apa yang gue cari, Gue pun menghampiri Nicholas dan membersihkan lukanya.

"Awhss" Ringisnya. "Pelan pelan dong yank!" Pintanya yang nggak gue jawab. Sengaja emang gue tekan lukanya yang ada di sudut bibir, biar tau rasa!

Setelah Nicholas mengatakan itu kita saling diam. Dan suasanya jadi hening. Setelah selesai gue pun membereskan kotak P3K dan beranjak pergi. Tapi tangan gue dicekal oleh Nicholas.

"Maaf!" Lirihnya yang masih nggak gue bales. "Maaf karna buat kamu marah." Ucapnya dengan menunduk.

Karena gue masih emosi dan nggak bisa nahan air mata lebih lama, akhirnya gue menghempaskan tangan Nicholas dan lari kearah taman belakang. Kenapa gue milih ketaman belakang? Karena jarang ada yang kesana. Dan tempatnya juga sepi.

Setelah sampai gue langsung nangis disana. Numpahin seluruh rasa kesel gue.

Tiba-tiba ada tangan yang memeluk gue erat dari belakang. Gue tau itu siapa, karena cuma dia yang mempunyai bau itu. Bau kesukaan gue, MINT. Dan itu baunya Nicholas.

Semakin gue berontak dan kejer nangisnya semakin erat pula dia meluk gue. "Maaf" gumamnya lirih dileher gue dan masih meluk gue. "Maaf maaf maaf maaf!"

Gue merasa jika leher gue hangat dan basah.

Dan saat itu juga gue merasa bahu Nicholas bergetar. Dan akhirnya kita sama-sama melampiaskan semuannya dengan menangis.

Entah sudah berapa lama kita menangis dan berpelukan yang pasti mata kita sama-sama sembab. Akhirnya, setelah kita tenang akhirnya gue melepaskan pelukan Nicholas.

POV NICHOLAS

Setelah dia tenang , dia melepaskan pelukan gue. Dan gue liat dia natap depan dengan pandangan yang kosong. Lalu gue pun duduk di sampingnya.

Tangan gue bergerak untuk menghapus sisa air mata yang berada di pipinya yang mulus dan chubby. "Maafin aku ya.. Karena udah bikin kamu nangis!" Ucap gue dengan rasa bersalah. Ini emang salah gue yang entah kenapa selalu saja terpancing emosi ketika melihat Kirana berduaan dengan cowok lain selain gue.

"Kenapa? Kenapa kamu ngelakuin hal kayak gini?"

Gue menghembuskan nafas panjang, lalu menjilat bibir. "Aku cemburu tadi!" Ucap gue sambil nunduk dalam. Berasa gengsi.

Dia natap gue gak percaya, "Ap-- apa? Kamu cemburu? Cuma gara-gara hal sepele kayak gitu doang kamu sampai mukulin anak orang. Kamu waras gak sih NICHOLAS!?" Bentaknya.

"Iya, Aku tau aku salah. Tapi aku tadi cemburu banget sama kamu. Udah tadi anak basket yang rusuh sampai-sampai buat aku kesel. terus aku ngeliat kamu sama si Sam yang deket deketan sambil tatap tatapan. Siapa coba yang nggak marah ngeliat orang yang disayang deket deket sama cowok lain, hm?" Jelas gue panjang × lebar × tinggi, jadilah luas tanah pasar abang.

"Kamu bilang kamu marah gara gara aku deket sama si Sam? Lalu apa kabar aku yang hampir setiap hari ngeliat kamu deket sama fans cewek kamu dan anak chers hah? Meskipun aku marah dan cemburu, Aku tetep diem kan Nich?! Aku mendem itu semua. Kenapa? Karena aku gak mau kita berantem gara-gara hal kayak gini! Kamu tau gak!" Jelasnya dengan meneteskan air matanya lagi.

Gue benci kalau orang yang gue sayang nangis di depan gue. Apalagi nangis gara gara gue. Lalu gue menghapus sisa air matanya yang ada di pipinya lagi.

"Lo emang bodoh nich. Lo bodoh" Batin gue geram. Bisa-bisanya gue gak peka kalau selama ini Kirana juga cemburu dan mendem hal kayak gini! Dia rela mendem karena gak mau berantem sama gue. Seharusnya lo itu bersyukur dapet pacar dia, Nich! Astaga..

Gue tersenyum kecil, "Kamu cemburu juga?"

Kirana nampak gugup, "Hm"

"Kenapa?"

Wajah juteknya kembali terpasang, "Ck! lo itu ogeb apa gimana sih? Kan tadi gue udah jelasin!" Ucapnya dengan kesal.

"Owh," balas gue dengan mengulum bibir.

"Napa senyum senyum?" Tanyanya sambil ngelirik gue tajam.

"Hmm. Nggak nggak papa. Cuma bahagia aja. Baru kali ini kamu ngomong kalau kamu cemburu. Jarang-jarang kamu cemburu sampai kek gini kan?"

Setelah mengatakan itu suasana menjadi hening lagi. Karena Kirana gak ngebalas. Astaga, gue cuma di read doang!

"Aku minta maaf karena udah buat kamu marah, kecewa, cemburu, dan... nangis. Aku tau aku salah tadi. Aku minta maaf banget sama kamu. Kamu berhak marah sama aku atau kamu mau mukul aku kek gini(Sambil menampar nampar pipi) juga gapapa."  Ucap gue dengan semakin menampar pipi gue dengan keras.

Sebelum gue mau nampar lebih kenceng lagi, gue menutup mata. Persiapan nahan sakit coy! Setelah menutup mata gue mulai mau otw nampar tapi, saat tangan gue udah ada di atas dan akan mendarat tiba-tiba Kirana meluk gue erat sambil nangis.

"Stop! stop! stop!" Gumamnya.  Gue pun juga membalas pelukannya tak kalah erat.

Akhirnya dia tenang, tapi masih sesegukan sih. Kita masih dalam posisi yang sama, pelukan. Enak coy! Oops, (nyengir!)

"Kamu gila ya mau nampar muka kamu sendiri" gumamnya di dada gue.

"Iya aku gila karena cinta mu!" Setelah mengatakan itu pinggang gue di cubit olehnya. Bukannya sakit malah geli jadinya.

"Hahaha, kamu mau nyubit atau ngelitikin sih. Kok geli?" Kata gue sambil ketawa dan mengusap punggungnya.

"Emang nggak sakit? nih nih nih! " Tanyanya lagi dan nambah cubitannya lagi. Yang gue jawab dengan tawa ngakak. Dan gue merasa jika dia juga ikut tertawa.

"Ihhh. Bisa diem nggak sih. Berisik tau!"

"Iya iya aku diam!"

Lalu suasananya hening lagi. Tiba tiba gue mendengar suara dengkuran halus. Gue liat ternyata dia tidur di pelukan gue. Dan deru nafasnya yang teratur. Akhirnya gue juga ikut tidur sejenak.

Dasar pasangan pelor!

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang