Chapt-- 44• Nginep

1K 42 1
                                    

Ceklek...

Kirana tampak segar setelah keluar dari dalam kamar mandi. Rambutnya yang basah terbungkus handuk berwarna kuning.

Setelah berpakaian dan menyisir rambutnya, Kirana berjalan lalu menuruni anak tangga menuju dapur. Karena saatnya makan malam.

Kirana melihat jika di atas meja makan banyak makanan yang menggugah seleranya. Gadis itu pun segera berjalan dengan cepat dan menarik salah satu kursi.

Bisa Mintil yang sedang menata makanan pun tersenyum jahil. "Tutup kali tuh mulut, non! Nanti ada kecoa mampir gimana?"

Kirana mendengus lalu membalikkan piring. "Biarin, biar aku makan sekalian."

Kirana merasa ada yang janggal, dan dirinya mencoba mengingat apakah yang membuatnya merasa janggal. Setelah cukup lama terdiam, akhirnya ia tersadar jika pemilik kursi di depannya belum datang.

Kirana berdehem, menatap piringnya. "Kakak kemana, Bi? Tumben belum turun."

"Mungkin sebentar lagi non. Non Karina kan baru pulang, gak lama sih. Mungkin lagi mandi." Jawab Bi Mintil yang di balas Kirana dengan mulutnya yang berbentuk bulat.

Kirana mengambil nasi dan lauk. Saat ia akan memasukkan sesuap nasi penuh ke dalam mulutnya bel rumah berbunyi hingga membuatnya berdecak dan meletakkan kembali sendoknya.

"Siapa sih malam-malam bertamu? Kalau temen papa kan papa nya lagi di luar negeri, Ngapain cari papa?" Gumamnya.

Saat Kirana membuka pintu, ia sangat terkejut. Melihat seulet hantu yang cengar-cengir di depan pintu rumahnya.

"Annabelle?"

"Hay?"

"Ngapain lo kesini?" Kirana menunduk. "Ngapain juga bawa koper?" Tanyanya heran.

"Hehehehe. Gue pengen nginep."

Kirana menatapnya penuh selidik. "Tumben gak bilang-bilang dulu. Gak biasa banget lo dadakan gini."

"Hehehe. Namanya juga ke pepet." Bella bergerak gugup. "Udah ah minggir gue mau masuk!" Dirinya menerobos masuk hingga membuat Kirana sedikit mundur.

"Gue gak nyuruh lo masuk, Woi!" Kirana berteriak karena sahabatnya itu sudah berbelok ke arah dapur. Dan entah haid itu mendengar teriakannya atau tidak.

"Wah... Enak nih, Kir!" Ucap Bella lalu menarik satu kursi. Membuka piring lalu mengambil nasi beserta lauk. "Enak!"

Kirana mendengus, menduduki kembali kursinya. "Enak lah orang gratis!" Cibirnya, kemudian memasukkan nasi yang tertunda tadi.

"Hehehe, tau aja! Wih... Ayamnya keras banget pedes nya. Huhhh, gila!"

Kirana tak menjawab karena ia juga sibuk menghilangkan rasa pedas di mulutnya. Masakan bi Mintil kali ini benar-benar pedas. Ayam rica-rica...

Tak lama terdengar decitan kursi. Kirana dan Bella otomatis mendongak dan menemukan Karina yang sedang duduk dan melakukan hal yang sama seperti mereka.

Dengan canggung Bella menyapa Karina dan di jawab ramah oleh si empu.

Kirana kembali menunduk, melanjutkan makannya. Tak terasa ada sebulir air mata yang keluar. Ia mengusapnya dan kembali melanjutkan makannya, begitu sampai seterusnya.

Bella yang di samping Kirana pun mengetahui gerak-gerik gadis itu. Ia menemukan Kirana yang sedang mengusap ujung air matanya lalu pipi.

Apa dia menangis?

"Psst! Lo kenapa? Nangis?" Bisiknya.

Kirana menoleh sekilas kemudian menggeleng. "Engga, ini gara-gara kepedesan."

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang