Chapt-- 80• W2,

747 28 0
                                    

"Hi! Kak Karina, Nicholas." Sapa Kirana dengan senyum selebar mungkin walau dalam hati rasanya sakit.

Nicholas dan Karina hanya mengangguk dengan tersenyum. Wajah terkejut masih ada dalam raut wajah keduanya.

"Kakak sakit ya? Kenapa gak bilang?" Gumam Kirana sendu menatap wajah pucat Karina.

Karina bergerak tidak enak, dia meringis. "Sorry." Balasnya.

Tiba-tiba Nicholas berdehem, menatap tajam tangan Kirana yang masih memegang tangan Samudra. Lalu membuang pandangannya ke arah lain.

Kirana sadar, lantas melepas tangannya lalu mendekati Nicholas. "Sorry gak sengaja! Hehe." Kata Kirana sambil mencubit pipi Nicholas.

"Gak sengaja gak sengaja, emang mau nyebrang kok pegangan segala?" Gerutu Nicholas masih ngambek.

Kirana hanya tertawa, dan dia memukul keras bahu Nicholas membuatnya meringis.

Ketahuilah, itu adalah bahan lampiasan Kirana karena kesal. Tapi dia merasa sedang tidak terjadi apa-apa.

Karina menatap Samudra yang hanya diam, dia menatap Samudra dengan pandangan seakan-akan dia bertanya ada apa?

Samudra hanya menggeleng.

"Kak?" Panggil Kirana.

"Iya?"

"Udah enakan? Udah minum obat?"

"Udah kok, tinggal pusing dikit aja."

"Owh... Samudra mau jenguk tuh." Kirana menatap Samudra dengan pandangan jahil. "Baik-baik ya kalian berdua disini. Gue sama nih kutu mau pergi dulu." Kirana melingkarkan tangannya ke leher Nicholas lalu menyeret pemuda itu pergi dengan tertawa keras.

Tiba-tiba Kirana berhenti di tengah-tengah pintu. Dia menolehkan kepalanya ke belakang. "Dia bawa makanan buat kakak. Di dalam kantong hitam itu! Dimakan biar dia gak kecewa, hahaha!" Setelahnya suara tawa itu menghilang bersama dengan sosok Kirana dan Nicholas yang pergi.

Dalam hati, Samudra menyumpah serapahi Kirana yang berkata terlalu jujur. Dia menghela napas panjang lalu duduk di kursi yang Nicholas tadi tempati.

"Lo--"

"Apaan?" Sewot Samudra, membuat Karina mendengus.

"Dasar cowok gila gue belum selesai ngomong udah di potong!"

"Hmm. What?"

"Gak jadi!" Ketus Karina lalu kembali menidurkan tubuhnya.

Nggak adik nya gak kakak nya sama saja! Batin Samudra.

"Hey, gue--"

"Gue apa?"

"Gue pergi dulu deh." Bohong Samudra, dia merasa canggung berada di sini. Apalagi tadi ia melihat Karina berduaan dengan Nicholas membuat hatinya ada rasa aneh.

"Hah? Kok cepet? Katanya mau jenguk, gimana, sih?"

"Ya.. ya ini kan udah."

"Yaudah deh terserah Lo." Karina membalikkan tubuhnya menghadap dinding, menunggui Samudra. Dia sedang kesal dengan Samudra saat ini.

"Oke, Get well soon!" Setelah mengatakan itu Samudra berjalan pergi.

Karina mengepalkan tangannya erat, dia tidak mau menjawab dan memandang Samudra pergi. Entah mengapa hatinya merasa kecewa.

Akhirnya Karina hanya menghembuskan napas panjang lalu menutup mata. Berharap jika dia membuka mata maka kehidupannya menjadi lebih baik.

🕊

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang