Chapter-- 28• Samudra

1.4K 48 0
                                    

Mulmet KARINA

POV NICHOLAS

"Makasih ya Nich traktirannya!" Ucapnya setelah turun dari motor gue dengan tersenyum lebar.

Gue balas tersenyum, "Iya sama-sama" Senyumnya bikin gue meleleh coy!

Setelah mengatakan itu suasana menjadi hening. Gue males kalau kayak gini!

"Ehm, jadi gue dimaafin nih?" Tanya gue memastikan.

"Yap!"

"Yessss. Yaudah gih masuk!"

"Siap pak bos!" ucapnya sambil hormat, sehingga membuat gue terkekeh dan mengacak rambutnya pelan.

Setelah menyalakan motor tiba-tiba gue ada edi. Langsung aja gue melepas helm dan ...

"Yank sini deh" Suruh gue. Dan dia nurut dengan polosnya.

"Ap -cupp" Sebelum dia meneruskan kata katanya gue langsung mengecup pipinya. Hihihi,

Kemudian gue pun segera memakai helm dan melajukan motor kencang. Tetapi sebelum gue menghilang dari belokan, gue denger dia berteriak,

"AWASS AJA YA LU. NICHOLASSS! DASAR TITISAN SILOCOT!"

Dan gue hanya terbahak dibalik helm.

****

POV KIRANA

"AWASS AJA YA LU. NICHOLASSS! DASAR TITISAN SILOCOT!" Teriak gue kesel tapi... seneng. hahaha. Anjay labil yak gue?

Gue pun melangkah masuk ke dalam rumah dengan memegang pipi dan bibir yang tersenyum idiot.

"Kenapa non? kok senyum senyum?" Tiba-tiba ada bi Mintil yang muncul secara tiba-tiba.

Gue sempat terkejut, "Eh, gapapa kok bi. Hehe!"

Bu Mintil balas tersenyum. "Mau makan sekarang non?" Tanyanya.

Gue mengangguk, "Iya deh bi. Nanti anterin ke atas aja ya! bye bi." Setelah mengatakan itu gue pun berjalan kelantai atas. Menuju kamar.

"Hufffftt. Kok dada gue jadi dag dig dug gini ya? Erhhgt, Awas aja ya lu Nich kalau gue sampai kena penyakit jantung!" Gumam gue lalu rebahan di atas kasur.

Gue berdiri lalu segera mandi. Setelah mandi gue mengeringkan rambut yang basah dengan handuk berwarna putih.

TOK TOK TOK,

"Masuk aja bi, nggak dikunci kok!" Teriak gue.

ceklek

"Bibi taruh nakas ya non?"

"iya bi!" Lalu gue melihat bibi yang mau menutup pintu.

"Eh bi? kakak udah pulang belum?" Tanya gue sebelum pintu tertutup rapat.

"Belum non. Kenapa emang?"

"Gapapa kok" Setelah itu bibi pun pamit keluar.

---

"Kak? tadi kok bisa sih ada kakak di uks?" Tanya gue setelah makan malam selesai.

Karina mendongak heran, "Kenapa emang?"

"Gapapa sih cuma kepo aja!"

"Huh, dasar kepoan lo!" Gue hanya nyengir.

"Jadi gini .....

Flashback ON.

POV KARINA

Hari ini gue latihan cheers. Dan sekarang waktunya istirahat. Gue pun pergi ke kursi dekat lapangan sambil membawa botol air mineral.

Iya, setelah beberapa hari sekolah di sini. Akhirnya gue memilih extra cheers. Karena suka dan ada suatu hal.

Lalu gue mengedarkan pandangan dan mata gue terfokus pada tiga murid yang nggak begitu jauh dari gue.

Saat gue teliti lagi, ternyata mereka adalah Kirana, Nicholas, dan satu cowok. Gue gak tau namanya. Mereka kayaknya lagi berantem. Lalu gue melihat Kirana yang ditarik paksa Nicholas dan di cekal sama si cowok satunya lagi.

Dan kejadian berikutnya membuat gue terpekik. Nicholas dan cowok itu berantem. Karena refleks, gue langsung lari kesana. Gue gak bisa lebih mendekat ke mereka karena terhalang beberapa murid yang mau misahin. Tiba-tiba gue mendengar Kirana berteriak dan menyeret Nicholas pergi.

"Kok hati gue sakit ya? Ini ikatan batin atau apa?" Batin gue gusar.

Semua murid pun bubar dan gue melihat cowok itu kesusahan untuk berdiri dan, God! wajahnya banyak cairan merah. Entah ada apa sama gue, tiba-tiba gue mendekatinya dan membantunya untuk berdiri.

Awalnya dia nolak tapi gue paksa jadi dia mau menerima bantuan gue. Terus gue papah dia kearah uks.

Setelah sampai di UKS ternyata sepi. Lalu gue menyuruhnya rebahan di ranjang uks. Dan gue pun mengambil kotak P3K dan mulai membersihkan lukanya.

"shhtt" Ringisnya sehingga membuat pergerakan gue berhenti.

"L-- lo gak papa?" tanya gue kikuk. Yang dijawab anggukan olehnya. Akhirnya gue pun mulai mengobatinya lagi.

"Akhirrnya" Ucap gue lalu menghembuskan nafas lega dan mulai membereskan kotak p3k setelah selesai mengobati lukanya.

"Gue keluar dulu ya!" Pamit gue, merasa canggung berduaan dengan seseorang yang belum gue kenal.

"Jangan!" Cegahnya.

Gue berhenti, lalu menoleh. "Kenapa?"

Cowok itu membasahi bibirnya yang kering, "Makasih. Nama gue Samudra, lo?" Ucapnya seraya mengulurkan tangannya yang terdapat beberapa plester.

Gue mendekat, "Sama sama. Gue Karina!" Jawab gue dengan menerima uluran tanganya.

"Jadi elo kembarannya Kirana?"

FLASHBACK OFF

"Oh, jadi gitu."

"Iya!"

"Lo tadi pulang bareng supir?"

"Nggak, gue tadi dianterin si Samudra. Katanya sih sebagai tanda terima kasih!"

Setelah percakapan tadi, gue dan kakak gue kembali ke kamar masing masing.

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang