Chapt-- 93• Kenyataan pahit

906 33 5
                                    

VOTE DULU TERUS COMENT...
Hargai seseorang karena sudah mau menulis demi kalian.
Part panjang... Mendekati ending~

.
.
.

"Dulu... Aku sangat tertekan dan frustasi akan kepergian mama. Aku benar-benar kehilangan sosok mama dan itu semua karena kau!" Tekan Karina pada Kirana yang berdiri disampingnya dengan kepala yang menunduk dalam.

"Ma-- maafkan aku." Lirih Kirana, sebulir cairan bening siap untuk menetes dengan mudahnya. Kedua tangannya mencengkram erat dua sisi roknya hingga kusut.

Karina menghela kasar, dia bersedekap dada. Matanya menatap kosong pemandangan senja dari atas roof top sekolah yang sangat indah memujakan mata.

"Aku tidak tahu harus berbuat apa saat itu. Apalagi saat tahu jika Daddy hanya memperhatikan mu di bandingkan aku yang sebenarnya paling tertekan. Daddy selalu saja mengurusi mu waktu itu, saat kau tidak mau makan."

Karina menjeda, "Daddy bahkan tidak tahu jika aku juga belum makan karena Daddy menyerahkanku kepada pembantu. Daddy selalu saja memperhatikanmu dibandingkan aku sejak kecil! Bahkan hingga saat ini. Membuat ku heran?" Karina terkekeh kecil mengetahui hal itu.

Kirana hanya diam, membiarkan Karina mengeluarkan unek-uneknya. Meskipun itu menyakiti hatinya. Seperti tertusuk pedang yang sangat tajam. Menyakitkan.

"Semenjak itu aku membenci mu, aku juga butuh kasih sayang Daddy!! Apalagi setelah mama pergi aku sendirian. Waktu terus berlalu, Daddy masih saja mengkhawatirkan mu dibandingkan aku yang sebenarnya sakit parah. Seakan-akan dimata Daddy hanya kau putrinya!" Karina memejamkan matanya sejenak,

"Aku sedih, kecewa, terluka, dan frustasi. Apalagi saat itu aku menyukai seseorang, bisa di bilang dia' cinta pertama ku. Tapi, dia malah menyukai mu dan kalian menjadi dekat. Tanpa kalian sadari, aku sakit dan menangis setiap kali kalian berdua'an."

Kirana tertegun, dia tahu dia' siapa yang dimaksud Karina. Dengan cepat Kirana menatap Karina yang sedang tersenyum getir dengan pandangan kosong. "A-- apa dia, Rangga?" Tanya Kirana hati-hati dengan dada berdebar.

Karina melirik Kirana dengan senyumannya yang masih terlihat getir. "Kau benar!"

BLAMMMM!!!

Dan saat itu juga Kirana merasa sangat bersalah. Selama ini dia tidak tahu jika Rangga adalah cinta pertama Karina, karena semenjak kematian mama Karina menjadi pendiam dan penutup.

Kirana merasa tercekat, "A-- aku tidak tau. Ma-- maaf..."

"Sudah terlambat untuk meminta maaf asal kau tahu!" Selat Karina, "Bukankah sejak dulu kau tidak perduli dengan perasaan ku? Bahkan aku berpikir semua yang aku sukai memilihmu dibanding diriku. Padahal rupa kita sama." Gumamnya memandang wajah Kirana yang sangat mirip dengannya. Bagai pinang dibelah dua.

Karina kembali menerawang jauh, "Dan saat itu pula aku semakin membencimu. Aku berambisi untuk mengambil semua yang aku sukai yang telah kau rebut. Aku mulai menjadi gila saat kau berpacaran dengan Rangga dan berciuman dengannya!!" Karina menekankan kata terkahir. Hatinya kembali terluka mengingat kejadian itu.

Kirana menegang, dia bahkan tidak tahu jika ada orang lain yang mengetahui jika dia pernah berciuman dengan Rangga.

"Aku sangat-sangat membencimu!!" Karina menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan jiwanya. "Aku mulai bertindak dengan menggoda dan merebut Rangga darimu. Tapi Rangga tak menggubris ku sama sekali. Yang ada dipikirannya hanya ada kau kau dan kau!!"

"Hingga saat itu tiba, aku dengan nekat mencium Rangga. Bukankah kau ada disana juga saat aku dengan nekat menciumnya? Kau menangis dan langsung kabur bukan?" Tanya Karina sambil tersenyum miring.

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang