Chapt-- 66• Pulang

739 29 1
                                    

Mobil sport itu berhenti di sebuah rumah megah bergaya klasik. Nampak pagar tinggi yang menjulang dan keadaan tampak sepi.

Karina menghela, menunduk dan meremas kedua tangannya yang berada di atas pangkuan.

Samudra menoleh, bingung dengan gadis itu. Bukankah seharusnya Karina senang karena sudah sampai di rumahnya. Dan seharusnya ekspresi yang ia tunjukkan itu bahagia dengan tersenyum lebar. Dan berlari masuk kedalam rumah.

Tapi, gadis itu malah terpuruk.

"Kita sudah sampai." Gumam Samudra, berniat memberi tahu. Walaupun ia tahu jika Karina pasti jika mereka sudah sampai.

"Hm." Gumamnya singkat dan masih menunduk.

"Gak mau turun?"

Karina menoleh. "Lo ngusir gue?" Tanyanya tak percaya.

Samudra menggeleng cepat. "Enggak! Cuma.. heran aja."

Karina diam, ia menghela sebelum melepas sealbelt nya. Ia menatap Samudra yang juga sedang menatapnya.

"Thanks buat semuanya. Gue bakal ganti rugi uang lo yang udah kepake buat biaya gue."

"Enggak! Enggak perlu. Gue ikhlas."

"Tap--"

"Gak ada tapi-tapian!" Potong Samudra cepat. 

Membuat Karina lagi-lagi menghela. "Yaudah terserah. Tapi, kalau Lo mau uang Lo kembali bilang aja. Bakal gue transfer."

Samudra memutar matanya. "Gue gak butuh!"

"Sombong!" Cibir Karina. Membuat Samudra tertawa.

"Yaudah, gue masuk dulu. Lo hati-hati di jalan." Karina turun dari mobil. Ia menutup pintu lalu membungkuk agar bisa melihat Samudra yang berada di kursi kemudi.

"Iya. Perhatian banget sih." Goda Samudra dengan nyengir lebar.

"Ge er, Lo!"

"Hahahaha."

"Jangan ketawa, Lo jelek!"

"Dih, gini-gini banyak nih yang naksir." Samudra menyugar rambutnya kebelakang, membuat Karina speechless dibuatnya.

Sangat tampan. Batinnya.

"Sok ganteng!"

"Emang ganteng! Hahaha."

"Ya deh biar cepet!"

"Wkwk, udah sana masuk!" Kata Samudra selesai tertawa. Ia menatap lembut Karina.

"Iya, bawel! Yaudah pergi sana!"

"Sial! Pertama kalinya gue di usir begini." Ia terkekeh.

"Haha, biar pernah. Yaudah, gue masuk dulu."

"Iya!"

Setelah melihat Karina berjalan meninggalkannya, barulah ia menjalankan mobilnya pergi. Ia menoleh sekilas, menatap bangku sebelahnya yang tadi diduduki gadis itu.

Ketika Karina tidak ada, ia merasa ada yang hilang.

Mobil kembali sepi, hanya tinggal dirinya seorang diri. Membuat Samudra menghembuskan napas panjang.

Tiba-tiba ada sesuatu yang menyusup paksa masuk ke dalam salah satu bagian dari hatinya. Dan rasanya, ia tidak mau sosok itu pergi darinya.

**🐻**

Karina berjalan dengan sangat amat lambat. Ia menunduk dalam setelah menatap rumahnya. Ia bimbang, apakah ia harus berbalik badan lalu pergi dari sini, atau masuk?

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang