Chapt-- 78• Sick,

904 26 1
                                    

Hari ini Karina sedang tidak enak badan. Gadis dengan rambut tergerai indah itu berjalan memasuki lobby sekolah dengan lambat.

Badannya sedang panas, dan Kirana tak mengetahui hal itu sebab Karina tadi bangun terlalu pagi dan memutuskan untuk segera berangkat setelah hanya meminum susu putih hangat.

Karina menghela, tangannya menggenggam erat paper bag pink yang sedang dia bawa agar tidak jatuh. Paper bag itu berisi paket-paket yang harus dia bawa hari ini. Paket-paket tebal yang membuatnya menjadi semakin terbebani.

Semakin lama semakin lambat laju jalannya, berkali-kali Karina menutup mata yang terasa panas itu. Mencegah air yang sudah menumpuk di balik kelopak matanya keluar.

Karina berhenti melangkah, menatap barisan anak tangga yang mungkin akan menyiksa dirinya hari ini.

Dia menghembuskan napas panjang, mencoba menguatkan diri dan mulai menaiki tangga-tangga itu perlahan.

Rasa pusing semakin menggerogotinya, beberapa kali bahkan Karina oleng karena tidak seimbang.

Suasana benar-benar sepi, karena ini masih terlalu pagi. Dia harap ada seseorang yang dapat membantunya, tapi sepertinya itu hal yang mustahil.

Tak ingin bergelut dengan kesedihan, dia kembali berjalan agar cepat sampai di kelas.

Saat akan menaiki tangga lagi, kaki Karina lemas dan tidak sanggup untuk berjalan, dia oleng dan sudah tahu akan terjatuh menggelinding. Dia bahkan sudah menutup mata erat-erat dengan jantung yang berdebar menanti rasa sakit yang luar biasa saat terjatuh dari tangga.

Tapi,

Kenapa tidak sakit dan tubuhnya tidak bergerak? Setidaknya ketika dia jatuh menggelinding maka tubuhnya akan berputar-putar. Dengan perlahan gadis cantik dengan wajah pucat itu membuka matanya. Dan seketika matanya bertatapan dengan mata itu, membuat badannya membeku dan menahan napas.

"Lo gak papa?" Tanyanya khawatir, kedua tangan pemuda yang menolong itu menangkap tubuh Karina agar tidak jatuh.

Dengan mati-matian Karina menelan ludah. Dia hanya bisa mengangguk tanpa bisa membuka mulutnya, karena tenggorokannya terasa kering. Jika dia berkata dia berasa seperti tenggorokan itu tersobek.

Pemuda itu mendorong pelan Karina agar berdiri tegak. Dan Karina memilih untuk bersender pada dinginnya dinding. Dia menutup matanya sejenak lalu membukanya. Dengan perlahan dia berkata, "Tha-- thanks, Nich!"

Nicholas, ya pemuda yang membantu Karina itu Nicholas. Pemuda itu sengaja datang pagi karena hari ini jadwal piketnya. Dan saat akan menaiki tangga, dia terkejut melihat ada seorang gadis yang akan terjungkal dari atas. Dengan cepat Nicholas berlari menaiki tangga dan menangkap tubuh kurus itu.

Nicholas benar-benar terkejut melihat wajah gadis yang ia tangkap itu. Dia kira itu adalah kekasihnya, Kirana. Tapi dia salah, gadis itu adalah Karina sang kakak kembar Kirana.

Nicholas memindai Karina dari atas ke bawah. "Lo.. sakit?"

Mendengar itu Karina tersenyum tipis. Dia mengangguk pelan dan mencoba berdiri tegak.

Perlahan dia mulai melangkahkan kakinya kembali, sedikit oleng. Dan mampu membuat Nicholas membelalakkan matanya.

"Lo beneran bisa naik?"

"Gak papa," kata Karina tercekat, lantas berdehem agar bisa berkata. "Gue bisa!"

Karena dia pemuda gentle, Nicholas akhirnya membantu Karina untuk menaiki tangga. Dia mengambil alih paper bag pink itu dari tangan Karina ke tangannya, lalu dengan perlahan dia membantu Karina menaiki tangga.

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang