Chap-- 24• Astaga!?

1.5K 54 3
                                    

"Kak, yuk berangkat!" Ajak gue setelah menyelesaikan sarapan pagi. Yak, saat ini gue lagi ada di meja makan bersama kakak gue, Karina.

"Iya ayuk!" Dan akhirnya kita pun berangkat ke sekolah.

"Kak kemarin lo tabrakan sama Nicholas ya?" Tanya gue saat dalam perjalanan menuju sekolah.

"Ha?" Tanyanya setelah tersadar dari lamunannya.

"Ish, ngelamunin apa an sih?"

"eh, ehm ehm ng-- ngak kok. Ada apa?"

Gue mengangkat bahu acuh, "Itu kemarin lo tabrakan sama Nicholas, kan?

"Ehm, iya. Kok tahu?"

"Iya soalnya Nicholas kemarin ngomong ke gue!"

"Owhh!" Jawabnya yang gue balas dengan anggukan kepala.

Nggak terasa ternyata gue udah sampai di area sekolah. "Makasih mang!" Ucap gue ke supir. Sebagai bentuk rasa terimakasih

"Iya, non. Hati-hati!" Balas mang Supir yang gue jawab dengan acungan jempol.

Waktu gue dan kakak gue jalan di koridor, banyak banget yang memperhatikan kita dengan berbisik-bisik.

"eh. itu si Kirana sama siapa? Kok wajahnya mirip ya?"

"Itu kembar?"

"Tuh kan bener kalau mereka kembar. Lo si ngeyel!"

"Wajahnya mirip tapi kok beda ya? Yang satunya senyum kek bidadari, yang satunya jutek kek mak tiri!"

"Itu pacarnya Nicholas kan?"

Dan bla bla bla, males gue dengernya. Dasar mulut cebok. Kenapa gue bilang cebok bukan ember? Ya karena ember udah ekstrim, Man. Hahaha.

"Gue ke kelas dulu ya?" Pamit kak Karina ke gue. Sekarang kita sudah sampai di lantai tiga.

"Oke!" Setelah mengatakan itu gue langsung belok ke arah kiri.

Kelas khusus anak Bahasa ada di belokan sebelah kiri, sedangkan kelas khusus anak Ipa berada di belokan sebelah kanan. Jadi berbeda arah.

Setelah masuk ke kelas langsung aja gue duduk di bangku dan kepala gue celingak-celinguk mencari ke beradaan sesosok Anabelle. Ternyata dia belum datang. Padahal kurang lima menit lagi udah mau bel.

"KIRANA!?" Tiba-tiba terdengar teriakan dengan menyebut nama gue, sehingga membuat gue terkejut.

"Eh, ogeb! Gak usah teriak-teriak keles! Lo pikir gue budek hah?" Sunggut gue marah. Gimana gue gak marah, baru aja gue mau mejamin mata tiba-tiba ada yang berteriak memanggil nama gue.

"Hehehe, maap!" Cengirnya dengan berjalan ke bangku gue.

"Ada apaan sih, Bel?" Tanya gue sewot.

"Itu, tadi di koridor banyak banget yang ngomongin lo. Katanya lo punya kembaran? Twins gitu! Emang iya?"

Gue mengangguk, "iya!"

"WHAT THE?"

"Eh, lo bisa gak nggak usah teriak-teriak? Sakit nih telingan gue!" Sewot gue seraya menoyor kepalanya

"hehe, Ya habisnya gue kaget. Kok lo ga--"

"Selamat pagi anak-anak!" Ucapan Bella terpotong oleh guru yang barusan datang.

Selamat-selamat! Kalau tuh guru gak datang bisa-bisa di introgasi ni gue.

"Lo hutang penjelasan sama gue!" Bisik Bella.

"ck! alamat mah ini namanya!"  batin gue pasrah.

KRINGGGG ..

Bel istirahat telah berbunyi nyaring. Biasanya itu adalah panggilan yang paling gue tungu-tunggu, tetapi hari ini rasanya gue gak suka sama panggilan itu. Dan rasanya gue pingin musnahin bel itu dari bumi ini. Hzzz -,

"An, Coba lo ceritain semuannya!" Sembur Bella setelah guru yang mengajar telah keluar dari kelas.

"Semuannya?" Tanya gue ragu.

"iya S E M U A N N Y A!" Jawabnya dengan menekankan kata semuannya'

"Ck! alay lo! Nanti aja gue ceritain di jalan. Sekarang cuz kita ke kantin. Haus ini!"

"Yaudah deh hayuk!"

Selama di perjalanan gue menceritakan semuannya dengan tak terkecuali. Dari mulai kakak gue yang datang bersama Dady ke Indonesia, Makan malam bersama Nicholas, Kejadian tertabrak kemarin. Dan bla bla bla...

Tidak terasa kita sudah sampai di kantin. Akhirnya gue mencari tempat duduk dan Bella yang memesan makanannya.

"Jadi lo itu beneran punya kembaran?" Tanya bella setelah mendudukan pantatnya di depan gue.

"Ck! Iya Anabelle! Lo tadi itu ngerti nggak sih penjelasan gue? Masa penjelasan gue dari Sabang sampai Merauke lo gak paham-paham?" Jawab gue kesal lalu mendengus.

"Hehe. Kan gue cuma nanya! Memastikan gitu!" Cengirnya. Lalu akhirnya kita pun memakan makanan masing-masing

Saat gue akan memakan suapan ke tiga, mata gue tidak sengaja melihat ke tengah meja kantin. Di sana terdapat gerombolan anak IPA 1. Dan pastinya di sana terdapat Nicholas dan kak Karina.

Mereka di sana sedang tertawa renyah. Saat gue ngliatin Nicholas nggak sengaja mata kita tabrakan. Dan akhirnya gue memutuskan tatapan  duluan.

"pantesan dia nggak kesini"  batin gue agak nyesek.

----

Siang ini kelas gue jamkos karena guru nya tidak masuk. Dan akhirnya kelas gue kayak pasar. Rame banget say. Saat di pertengahan, gue baca novel gue dapat panggilan alam. Dan akhirnya gue memutuskan untuk ketoilet.

Saat gue dalam perjalanan ketoilet mata gue gak sengaja ngeliat nicholas sama kak karina duduk berdua di depan kelas. Dan refleks gue pun berhenti melangkah dong.

Waktu gue liat lebih detail lagi, Nicholas lagi ngomong sambil melihat ke buku dan Kak Karina yang memperhatikan wajah Nicholas dengan tatapan yang sulit diartikan. Waktu gue liat lebih lama kok ada yang aneh ya sama hati gue, ya?

"Hati gue kenapa sih? kok aneh gini?" Batin gue.

Dari pada gue nethink lebih baik gue ke toilet aja. Dan akhirnya gue pun melangkahkan kaki gue lagi.

"An, kok lo lama bet dah dari toilet?" Tanya Bella setelah gue duduk di sebelahnya.

"Gapapa!" setelah mengatakan itu gue pun mengambil headshet dan novel dilaci meja. 

--

Sekarang gue lagi ada di kamar. Setelah makan malam tadi gue langsung ke kamar buat tiduran. Tapi gue nggak bisa tidur. Gue kepikiran sama kejadian tadi.

"astaga," Batin gue frustasi.

TRIANGEL LOVE OF THE TWINS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang